Sepekan ke depan hujan lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Selain itu, gelombang tinggi berpotensi terjadi di sejumlah perairan.
Oleh
Ahmad Arif
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Melemahnya intensitas siklon tropis Nakri di Laut Cina Selatan menyebabkan angin timuran di selatan ekuator turut mengalami pelemahan. Hal ini meningkatkan aliran massa udara basah dari Asia masuk ke wilayah Indonesia sehingga bisa memicu potensi hujan lebat.
Peringatan dini potensi hujan lebat untuk sepekan ke depan ini dikeluarkan Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) R Mulyono R Prabowo, di Jakarta, Minggu (10/11/2019).
Disebutkan, daerah pertemuan dan belokan angin diidentifikasi terbentuk di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. “Kondisi atmosfer yang tidak stabil di sebagian besar wilayah tersebut juga turut mendukung pertumbuhan awan hujan yang cukup signifikan dalam periode sepekan ke depan,” ujarnya.
Kondisi atmosfer yang tidak stabil di sebagian besar wilayah tersebut juga turut mendukung pertumbuhan awan hujan yang cukup signifikan dalam periode sepekan ke depan.
Berdasarkan dinamika ini, BMKG memprakirakan dalam sepekan ke depan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah. Untuk periode 11-14 November 2019 hujan lebat diperkirakan terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Papua. Sedangkan untuk periode 15-17 November 2019 hujan lebat disertai kilat diperkirakan terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Utara, dan Papua.
Selain potensi hujan lebat, menurut Mulyono, potensi gelombang tinggi 2,5 meter hingga 4 m pada periode 11 - 17 November 2019 diperkirakan berpeluang terjadi di perairan barat Kepulauan Simeulue - Kepulauan Mentawai, perairan barat Pulau Enggano, barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, selatan Jawa hingga Pulau Lombok, Samudra Hindia barat Sumatera hingga selatan NTB.
“Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang,” kata dia.
Siklon Nakri
Berdasarkan data Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta-BMKG, posisi Siklon Nakri saat ini berada di 12,6 Lintang Utara, 110,1 Bujur Timur atau sekitar 980 km sebelah utara Natuna. Siklon ini bergerak ke arah barat dengan kecepatan 7 knots atau 14 km per jam menjauhi wilayah Indonesia.
Kecepatan angin maksimum 50 knots atau 95 km/jam. Diprediksi dalam 24 jam ke depan, siklon ini akan berjarak sekitar 1080 km sebelah utara Natuna. Arah geraknya ke barat barat laut dengan kecepatan angin maksimum 30 knots atau 55 km per jam.