Semakin banyak konsumen yang memanfaatkan laman belanja dalam jaringan, termasuk untuk memburu diskon. Kehati-hatian tetap diperlukan agar terhindar dari incaran pelaku kejahatan daring.
Oleh
MEDIANA/NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Laman perdagangan secara elektronik (e-dagang) menggunakan berbagai cara untuk menggaet konsumen. Salah satunya, Senin (11/11/2019), bertepatan dengan Hari Lajang, yang semula dirayakan di China, sejumlah laman e-dagang menawarkan diskon besar-besaran.
Laman e-dagang di Indonesia tidak ketinggalan menyerbu calon konsumen dengan promosi diskon itu.
Hasil riset Google, Temasek, dan Bain & Company, yang dikutip Minggu (10/11/2019), menyebutkan, promosi belanja dalam jaringan (daring) meningkat. Di Amerika Serikat ada Black Friday. Di Asia Tenggara promosi lebih banyak, antara lain 9.9 (9 September), Hari Lajang (11 November), dan 12.12 (12 Desember).
”Hal itu identik dengan voucer, kupon, dan promosi dari penyedia jasa e-dagang selama festival belanja”, tulis riset e-Conomy SEA 2019 itu.
Di tengah belanja daring yang memuncak di Hari Lajang, konsumen diingatkan untuk tetap berhati-hati. Kehati-hatian ini berkaitan dengan kemungkinan kejahatan yang terjadi saat belanja daring.
Principal Consulting Security Architect, Asia Pacific, Clement Lee, yang dihubungi melalui surat elektronik, Jumat (8/11/2019), menuturkan, kampanye belanja juga membuka peluang bagi peretas. Berbagai bentuk komunikasi dapat disamarkan peretas untuk menipu masyarakat.
Kejahatan lain yang bisa terjadi pada transaksi daring ialah tautan informasi palsu. Dia menyarankan pembeli agar berhati-hati mengeklik tautan apa pun yang dikirim melalui sarana komunikasi digital saat akan berbelanja.
Contoh lain adalah metode penipuan dengan cara mencuri akun target atau phising. Kejahatan itu lebih sulit diatasi karena disertai upaya personalisasi dan gimmick sesuai dengan waktu penawaran yang terbatas.
Pembeli agar berhati-hati mengeklik tautan apa pun yang dikirim melalui sarana komunikasi digital.
Principal Security Strategist Synopsys Software Integrity Group Tim Mackey, melalui surel, menyebutkan peluang skimming kartu kredit secara daring. Skimming adalah aktivitas memanfaatkan informasi pada pita magnetik kartu kredit dan kartu debit secara ilegal. Praktik skimming secara daring berbeda dengan fisik. Menurut dia, konsumen belum menemukan cara yang jelas untuk mengidentifikasi skimming daring dan laman e-dagang apa saja yang sudah berupaya keras mencegah skimming daring.
”Konsumen harus berinvestasi untuk mengelola dan melindungi kartu kredit mereka daripada sibuk mencari laman e-dagang yang aman atau tidak dari skimming,” ujarnya.
Di Indonesia muncul informasi palsu menjelang pelaksanaan kampanye promosi belanja 11.11, antara lain melalui pesan pendek dari nomor telepon seluler. Salah satunya ”Happy Winner Friday Shopee Big Sale 11.11. Silahkan Di Cek dan Cocokkan PIN Anda PIN KBR9D7. Untuk info:bit.ly/shopeebigsale28”.
Country Brand Manager Shopee Indonesia Rezki Yanuar, saat dikonfirmasi, menyatakan, SMS itu merupakan penipuan. Dia menyarankan, jika menerima promosi mencurigakan yang mengatasnamakan perusahaan, konsumen mengecek kebenarannya dengan menghubungi layanan konsumen, media sosial resmi, atau informasi di aplikasi Shopee.
Rezki menambahkan, penipuan semacam itu makin marak. Konsumen diminta lebih waspada. Menurut dia, pelanggan Shopee Indonesia rajin menggali kebenaran informasi perihal promosi sehingga terhindar dari kejahatan.
VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak mengatakan, kendala yang muncul dapat ditangani lebih cepat dan transparan. ”Kami percaya literasi digital merupakan benteng utama. Edukasi dilakukan secara berkala untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pengguna,” kata Nuraini.
Head of Corporate Communications Bukalapak Intan Wibisono mengatakan, pihaknya berupaya mencegah kejahatan pada laman belanja daring. Caranya meminta verifikasi untuk segala hal yang dilakukan di laman, antara lain perubahan akun dan alamat surel.
Literasi
Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung menekankan, sejak Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pertama kali digelar pada 12 Desember 2012, perlindungan konsumen menjadi perhatian utama. Perhatian selanjutnya ialah literasi digital.
”Tidak bisa dibantah, kejahatan digital banyak terjadi, salah satunya memanfaatkan kondisi rendahnya literasi digital konsumen,” katanya.
Mengutip CNET, kampanye promosi belanja Black Friday dan Cyber Monday di AS populer untuk belanja daring. Peritel menawarkan diskon besar memanfaatkan momen musim liburan. Pada 2018, berdasarkan riset Adobe, hasil penjualan pada Cyber Monday diperkirakan 6,59 miliar dollar AS, sedangkan Black Friday senilai lebih dari 5 miliar dollar AS.
Para peneliti dari RiskIQ, perusahaan keamanan, menemukan ratusan aplikasi dan laman palsu yang berpura-pura menawarkan sesuatu sambil mencuri informasi. Para peneliti mencari kata kunci ”Black Friday” di toko aplikasi, lalu mereka menemukan 237 dari 4.324 adalah hasil berbahaya. Pada ”Cyber Monday”, peneliti menemukan 44 dari 959 aplikasi berbahaya.
Kaspersky Lab menemukan, sepanjang Juli-September 2018, peretas menyerang toko daring sebanyak 9,2 juta kali. Kaspersky Lab juga melacak 14 jenis perangkat lunak perusak (malware) yang ditargetkan menyerang 67 laman berbeda, mulai dari penjualan gawai hingga mode. (MED/NAD)