Marak Pelanggaran, Tilang Elektronik Bakal Berlaku di Jalur Transjakarta
November lalu, puluhan pengendara menerobos jalur Transjakarta dengan melawan arus. Akibatnya bus harus mundur memberikan ruang bagi para pelanggar. Untuk itu, tilang elektronik akan diberlakukan di jalur Transjakarta.
Oleh
Wisnu Wardhana/Aditya Diveranta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tilang elektronik atau electronic traffic law enforcement akan berlaku di jalur khusus Transjakarta karena maraknya pelanggaran lalu lintas di jalur itu. Nantinya diharapkan laju bus semakin lancar sehingga banyak warga beralih ke transportasi umum.
November lalu, puluhan pengendara menerobos jalur Transjakarta Dukuh Atas dengan cara melawan arus. Akibatnya bus harus mundur untuk memberikan ruang bagi pelanggar lalu lintas. Ini hanya salah satu dari sekian banyak pelanggaran di jalur Transjakarta.
Menyikapi itu, Kepolisian Daerah Metro Jaya bekerja sama dengan PT Transportasi Jakarta akan menerapkan tilang elektronik. Saat ini sudah terpasang dua kamera tilang elektronik di jalur Transjakarta. Kendati demikian, tilang elektronik belum mulai berlaku di jalur tersebut.
”Masih tahap edukasi dan sosialisasi kepada pemangku kepentingan terkait dan pengguna jalan. Kepolisian masih berkoordinasi dengan Transjakarta untuk menambah jumlah kamera tilang elektronik,” ujar Kepala Subdit Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya Komisaris Fahri Siregar di Jakarta, Minggu (8/11/2019).
Fahri mengatakan, kamera tilang elektronik akan terpasang di 12 koridor jalur bus. Penerapan tilang elektronik itu akan mampu menekan dan menindak pelanggar lalu lintas di jalur bus. Hal itu juga dapat mengurangi kemacetan serta menambah kelancaran dan ketertiban laju bus.
Berdasarkan evaluasi Transjakarta, telah terjadi penurunan tingkat sterilisasi di jalur Transjakarta dari 55 persen pada 2016 menjadi 51 persen pada 2018. Direktur Utama Transjakarta Agung Wicaksono mengatakan, salah satu kunci agar masyarakat beralih ke transportasi umum adalah kepastian waktu kedatangan bus di halte.
”Jalur harus lancar dan steril sehingga laju kecepatan kendaraan dapat diprediksi untuk tahu pukul berapa bus akan tiba maupun sampai tujuan,” ucapnya.
Perbaikan
Pengguna transportasi umum mengharapkan penerapan tilang elektronik itu berimbas pada peningkatan layanan. Pandu (22), pengguna Transjakarta, misalnya. Menurut dia, agar warga kian betah menggunakan Transjakarta, jalur bus harus bebas dari kendaraan bermotor. Sebab, di waktu-waktu tertentu, terutama saat jam sibuk banyak jalur bus yang diserobot kendaraan bermotor.
”Jalur steril supaya lalu lintas bus jadi lancar. Pengguna tidak nyaman karena bus terjebak kemacetan di jalurnya sendiri. Belum lagi bertambahnya jumlah pengguna dan harus menunggu lama karena macet. Halte jadi penuh sesak, sumpek dan tidak nyaman kan,” tutur Pandu.
Sementara Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan dan Humas PT Transjakarta Nadia Diposanjoyo berharap pemasangan kamera dapat mengurangi jumlah pelanggar di jalur Transjakarta. Ia tidak ingin kejadian puluhan pengendara menerobos dan melawan arus seperti di jalur Dukuh Atas saat November lalu terulang.
”November lalu, puluhan pengendara menerobos dan melawan arus hingga bus terpaksa mundur. Saya harap kalau ada kejadian seperti itu lagi, para pelanggar tersebut bisa langsung ditilang. Biar ada efek jera,” kata Nadia.
November lalu, puluhan pengendara menerobos dan melawan arus hingga bus terpaksa mundur. Saya harap kalau ada kejadian seperti itu lagi, para pelanggar tersebut bisa langsung ditilang. Biar ada efek jera.
Daya tangkal
Penerapan tilang elektronik di jalur Transjakarta merupakan suatu terobosan dalam budaya tertib berlalu lintas. Sebab, pengawasan secara konvensional, seperti penjagaan oleh petugas dan penegakan hukum secara langsung di lapangan, tidak cukup efektif menekan pelanggaran di jalur bus.
Menurut pemerhati transportasi Budiyanto, tilang elektronik mempunyai daya tangkal yang tinggi sehingga mampu menekan pelanggaran di jalur Transjakarta. ”Pengguna jalan merasa terawasi sehingga takut melanggar,” ujar Budiyanto.
Tilang elektronik mempunyai daya tangkal yang tinggi sehingga mampu menekan pelanggaran di jalur Transjakarta. Pengguna jalan merasa terawasi sehingga takut melanggar.
Dia melanjutkan, penerapan tilang elektronik juga memudahkan pengawasan di sepanjang jalur bus. Sebab, kamera tilang dapat memotret pelanggar, baik nomor pelat kendaraan maupun wajah, sehingga meminimalkan perdebatan karena bukti yang akurat.
Selain itu, tilang elektronik juga dapat mencegah pungutan liar karena petugas lapangan tidak bersentuhan langsung dengan pelanggar. ”Sudah waktunya menggunakan tilang elektronik. Mudah-mudahan dapat terbangun budaya tertib berlalu lintas,” katanya.