BMKG mencatat, hujan dengan kategori ekstrem atau curah hujan lebih dari 150 mm per hari terukur sejak Jumat (7/2/2020) hingga Sabtu (8/2/2020) di lima stasiun pemantau.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hujan dengan kategori ekstrem kembali memicu banjir di belasan wilayah dan jalan di DKI Jakarta. Hujan ekstrem yang terjadi di sebagian wilayah DKI Jakarta dan Bogor itu diperparah dengan kenaikan muka air laut di Teluk Jakarta.
Dalam laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan dengan kategori ekstrem atau curah hujan lebih dari 150 milimeter (mm) per hari terukur sejak Jumat (7/2/2020) hingga Sabtu (8/2/2020) di lima stasiun pemantau, yaitu tertinggi di Stasiun Pulomas (244,2 mm per hari), diikuti di Kelapa Gading (187,2 mm per hari), Tanjung Priok (155,5 mm per hari), dan Gunung Geulis (151,6 mm per hari).
Sementara hujan dengan kategori sangat lebat, yaitu 100-150 mm per hari, terpantau di sejumlah stasiun di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Di Katulampa dan Cibereum, Bogor, misalnya, terukur 130 mm per hari dan 125,2 mm per hari di Kemayoran, Jakarta Pusat.
Menurut laporan yang masuk dalam petabencana.id, terdapat belasan titik banjir, jalan, dan permukiman yang dilanda banjir sepanjang Sabtu pagi hingga siang. Sebagian besar genangan tersebut berasal dari luapan Kali Ciliwung dan Kali Sunter.
Beberapa permukiman terendam cukup parah, dengan kedalaman air lebih dari 1,5 meter, seperti di RW 007 Rawajati, Jakarta Selatan; RW 005 Rawa Terate, Jakarta Utara; dan RW 012 Kebon Kosong, Jakarta Pusat. Banjir dengan ketinggian 70-150 sentimeter (cm) dilaporkan terjadi di belasan permukiman, antara lain di RW 005 Rorotan, Jakarta Utara; RW 016 Kayu Putih, Jakarta Timur; RW 005 Kebon Pala, Jakarta Timur; RW 005 Pejaten Timur, Jakarta Selatan; RW 001 Bale Kambang, Jakarta Selatan; RW 005 Tanjung Barat, Jakarta Selatan; dan RW 004 Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Setidaknya 10 ruas jalan tergenang sehingga beberapa ruas tak bisa dilewati. Beberapa jalan yang tergenang antara lain di kawasan Boulevard Kelapa Gading, Jakarta Utara; Jalan Bungur, Jakarta Pusat; dan kolong Semanggi. Sejumlah ruas jalan tak bisa dilewati karena tingginya banjir, seperti underpass Kemayoran dengan ketinggian air mencapai 5 meter; Jalan Letnan Jenderal Suprapto, Jakarta Pusat, dengan ketinggian air 40-60 cm; dan Jalan Gaya Motor Sunter, Jakarta Utara, dengan ketinggian 40-60 cm.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pemantauan tinggi muka air di Pintu Air Manggarai dan Bendung Katulampa, Bogor, sudah dilakukan sejak Jumat. Bendung Katulampa menunjukkan peningkatan tinggi muka air dan mencapai puncaknya Jumat pukul 22.00 WIB.
”Sejak tadi malam, kami sudah antisipasi bahwa akan ada volume air yang datang ke Jakarta, lalu semua daerah aliran sungai. Para lurah sudah mengabarkan warga sekitar untuk mengantisipasi,” katanya saat mengunjungi Pintu Air Manggarai, Sabtu pagi.
Menurut Anies, air kiriman dari Bogor itu sudah tiba di Jakarta dan mencapai puncak ketinggiannya di Pintu Air Manggarai pada 940 cm pada Sabtu pagi. Namun, air sudah turun menjadi 880 cm dalam beberapa jam.
Banjir pada Sabtu mengakibatkan lalu lintas Jakarta terganggu. Sebanyak 36 rute dan koridor bus Transjakakarta dan Mikrotrans dialihkan rutenya dan juga stop operasi karena genangan pada Sabtu pagi hingga siang. Pada Sabtu pukul 14.00, seluruh koridor bus Transjakarta sudah beroperasi normal, hanya dua koridor yang dialihkan rutenya, yaitu Koridor 2 Harmoni-Pulogadung dan Koridor 11 Kampung Melayu-Pulogebang.
Untuk mengurangi dampak banjir pada pergerakan warga, Transjakarta mengakomodasi pelanggan dengan rekayasa pola operasi pada beberapa perjalanan KRL yang salah satu perjalanannya hanya sampai Stasiun Manggarai karena gangguan banjir.
”Perjalanan KRL dapat diteruskan menggunakan delapan rute Transjakarta dengan headway setiap 15 menit,” kata Kepala Divisi Sekretaris Perseroan dan Humas Transjakarta Nadia Diposanjoyo.