Polda Akui Salah Beri Informasi soal Banjir di Ancol
Salah mengunggah informasi, TMC Polda Metro Jaya menuai kritik netizen. Kini, Polda Metro Jaya resmi meminta maaf.
Oleh
J Galuh Bimantara
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pihak Polda Metro Jaya mengakui salah memberikan informasi soal banjir di Ancol, Jakarta Utara, yang disampaikan kepada publik melalui akun Twitter Traffic Management Centre Direktorat Lalu Lintas @TMCPoldaMetro pada Sabtu (8/2/2020). Informasi yang benar adalah banjir di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara.
Pada Sabtu pukul 08.04, admin akun @TMCPoldaMetro mencuitkan foto Kali Ancol yang sedang tinggi dengan teks ”08.03 #Banjir di Jl RE Martadinata di kedua arahnya, saat ini hanya bisa dilintasi kendaraan besar”.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus meralat bahwa sebenarnya bukan banjir di Jalan RE Martadinata yang hendak diinformasikan admin. ”Memang benar hari Sabtu tanggal 8 Februari 2020 pagi terjadi salah pemberian informasi tentang banjir di Jalan RE Martadinata, Ancol, Jakarta Utara. Yang seharusnya saat itu kejadian banjir di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara,” ujarnya dalam keterangan pada Senin (10/2/2020).
Yusri menambahkan, admin tidak teliti dalam mencermati informasi yang masuk. Admin @TMCPoldaMetro, menurut dia, sudah mengunggah pernyataan permohonan maaf terkait kekeliruan tersebut.
Dalam pantauan di Twitter, admin @TMCPoldaMetro mencuitkan permohonan maaf pada Senin ini pukul 07.06. Meski demikian, cuitan tidak menyertakan ralat informasinya.
Sebelumnya pada Sabtu (8/2/2020), hujan yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya selama berjam-jam membuat genangan bermunculan di banyak lokasi di Ibu Kota.
Sabtu itu, hujan dengan kategori ekstrem kembali memicu banjir di belasan wilayah dan jalan di DKI Jakarta. Hujan ekstrem yang terjadi di sebagian wilayah DKI Jakarta dan Bogor itu diperparah dengan kenaikan muka air laut di Teluk Jakarta.
Dalam laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan dengan kategori ekstrem atau curah hujan lebih dari 150 milimeter (mm) per hari terukur sejak Jumat (7/2/2020) hingga Sabtu (8/2/2020) di lima stasiun pemantau, yaitu tertinggi di Stasiun Pulomas (244,2 mm per hari), diikuti di Kelapa Gading (187,2 mm per hari), Tanjung Priok (155,5 mm per hari), dan Gunung Geulis (151,6 mm per hari).
Sementara hujan dengan kategori sangat lebat, yaitu 100-150 mm per hari, terpantau di sejumlah stasiun di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Di Katulampa dan Cibereum, Bogor, misalnya, terukur 130 mm per hari dan 125,2 mm per hari di Kemayoran, Jakarta Pusat.
Menurut laporan yang masuk dalam Petabencana.id, terdapat belasan titik banjir, jalan, dan permukiman yang dilanda banjir sepanjang Sabtu pagi hingga siang. Sebagian besar genangan tersebut berasal dari luapan Kali Ciliwung dan Kali Sunter.
Beberapa permukiman terendam cukup parah, dengan kedalaman air lebih dari 1,5 meter, seperti di RW 007 Rawajati, Jakarta Selatan; RW 005 Rawa Terate, Jakarta Utara; dan RW 012 Kebon Kosong, Jakarta Pusat. Banjir dengan ketinggian 70-150 sentimeter (cm) dilaporkan terjadi di belasan permukiman, antara lain di RW 005 Rorotan, Jakarta Utara; RW 016 Kayu Putih, Jakarta Timur; RW 005 Kebon Pala, Jakarta Timur; RW 005 Pejaten Timur, Jakarta Selatan; RW 001 Bale Kambang, Jakarta Selatan; RW 005 Tanjung Barat, Jakarta Selatan; dan RW 004 Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Setidaknya 10 ruas jalan tergenang sehingga beberapa ruas tak bisa dilewati. Beberapa jalan yang tergenang antara lain di kawasan Boulevard Kelapa Gading, Jakarta Utara; Jalan Bungur, Jakarta Pusat; dan kolong Semanggi. Sejumlah ruas jalan tak bisa dilewati karena tingginya banjir, seperti underpass Kemayoran dengan ketinggian air mencapai 5 meter; Jalan Letnan Jenderal Suprapto, Jakarta Pusat, dengan ketinggian air 40-60 cm; dan Jalan Gaya Motor, Sunter, Jakarta Utara, dengan ketinggian 40-60 cm.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pemantauan tinggi muka air di Pintu Air Manggarai dan Bendung Katulampa, Bogor, sudah dilakukan sejak Jumat. Bendung Katulampa menunjukkan peningkatan tinggi muka air dan mencapai puncaknya Jumat pukul 22.00.
”Sejak tadi malam, kami sudah antisipasi bahwa akan ada volume air yang datang ke Jakarta, lalu semua daerah aliran sungai. Para lurah sudah mengabarkan warga sekitar untuk mengantisipasi,” katanya saat mengunjungi Pintu Air Manggarai, Sabtu pagi.
Menurut Anies, air kiriman dari Bogor itu sudah tiba di Jakarta dan mencapai puncak ketinggiannya di Pintu Air Manggarai mencapai 940 cm pada Sabtu pagi. Namun, air sudah turun menjadi 880 cm dalam beberapa jam.