Lebih dari 8 jam banjir menggenangi RT 008 RW 003 Kelurahan Kebon Manggis, Jakarta Timur, Selasa (25/2/2020). Aktivitas warga terbengkalai. Sebagian memilih mengungsi.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hingga Selasa (25/2/2020) pukul 11.30, banjir masih menggenangi sebagian wilayah di Kelurahan Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur. Sebagian warga terpaksa tidak bekerja. Sekolah di kawasan itu pun menjadi tempat pengungsian.
Air setinggi sekitar 50 sentimeter (cm) menggenangi permukiman di RT 008 RW 003 Kelurahan Kebon Manggis. Air dari luapan Kali Ciliwung mulai menggenangi rumah warga sejak pukul 03.00 dan bertahan sampai lebih dari 8,5 jam.
Waryali (61), warga setempat, duduk di atas dispenser miliknya di depan rumah. Semua anggota keluarganya sudah mengungsi ke SDN Kebon Manggis 11 Pagi dan SDN Kebon Manggis 12 Petang. Waryali bertahan di rumah karena mengkhawatirkan keamanan rumah apabila dibiarkan kosong.
Waryali yang berprofesi sebagai sopir bus Transjakarta Koridor 3 ini pun memilih libur. Pukul 03.00, ketika air mulai masuk rumah, ia telah menghubungi kantor untuk meminta izin tidak bekerja. Akan tetapi, tidak ada respons dari pihak kantor.
Akhirnya ia putuskan untuk libur saja. Sejumlah sopir lain yang ia hubungi juga memilih libur. Ada juga sopir yang terjebak banjir dan tidak bisa jalan.
Tidak jauh dari rumah Waryali, Sri Asih (63) tengah sibuk menguras air banjir yang menggenangi rumahnya. Setahun ini, ia merasa tak henti-henti menciduk air luapan sungai yang menghampiri kediamannya. ”Ini sudah empat kali rumah saya kebanjiran,” katanya.
Banjir juga menghambat Sri merampungkan pekerjaannya sebagai penjahit. Dua mesin jahitnya terendam air. Kain untuk lima setel pakaian masih teronggok. Kekhawatiran menghinggapi wajah Sri. Kelima baju itu semula dijanjikannya rampung awal Maret. Jika banjir tak kunjung surut hingga besok, target awal Maret itu tak akan tercapai. ”Khawatir saja, nanti pelanggan kecewa. Kan, itu buat kondangan,” ujarnya.
Rahmawan Diyanto (21), karyawan swasta yang indekos di lokasi itu, juga memilih tidak masuk kerja. Ia sudah memberi tahu atasannya terkait hal tersebut. ”Saya diizinkan libur satu hari ini,” ucapnya sembari menyaksikan air keruh yang melewati gang di depan rumah indekosnya.
Di Kebon Manggis, warga mendapat peringatan dini banjir dari anggota sistem komunikasi masyarakat (siskomas). Anggota Siskomas RW 003 Kebon Manggis, Sardi Asror, menjelaskan, Siskomas mendapat informasi ketinggian air di sejumlah pintu air. Lalu, informasi itu dikabarkan kepada petugas RT di wilayah.
”Nanti RT mengumumkan akan datangnya banjir ke warga,” katanya.
Murid libur, sekolah jadi tempat mengungsi
Di sisi lain, banjir di tempat ini menjadi wahana bagi sebagian anak untuk bermain. Mereka berenang di gang turunan, saling memercikkan air ke teman-teman.
Hari itu, anak-anak ini tidak sekolah lantaran tidak ada aktivitas belajar mengajar di sekolah. ”Guru-guru dari Bekasi tidak bisa ke sekolah karena banjir,” kata Cessa, siswa SD Kartika XI-4, Matraman.
Di kawasan ini, salah satu tempat pengungsian berada di SDN Kebon Manggis 11 Pagi dan 12 Petang. Warga mulai berdatangan dan menempati mushala di sekolah itu.
Menurut Tarman, penjaga sekolah, keputusan untuk meliburkan sekolah merupakan keputusan dari satuan pelaksana pendidikan setempat. Sekolah diliburkan untuk hari ini saja.