DKI Sasar Perbaikan Saluran, Tali Air, Waduk, dan Embung
Sampai Rabu (26/02/2020) pukul 15.00, jumlah pengungsi akibat banjir Jakarta mencapai 1.696 KK, 6.166 jiwa. Mereka ditampung di 61 lokasi pengungsian.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah memastikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja tuntas menangani banjir Ibu Kota meski masih ada pengungsi. Berikutnya, yang menjadi pekerjaan rumah bagi DKI adalah melakukan pengerukan kali, saluran penghubung, tali air, waduk, dan embung secara masif.
Ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (26/2/2020), Saefullah menjelaskan, penanganan banjir Jakarta tuntas terlihat pada hari ini kehidupan ekonomi di Jakarta berjalan seperti biasa. Indikatornya, transportasi umum yang terintegrasi dalam sistem JakLingko (angkutan umum reguler dan jaringan bus transjakarta) berjalan semua, jalan protokol bersih, hingga kegiatan jasa, seperti warung makan, sudah berjalan lagi.
”Untuk kegiatan sekolah yang kemarin sempat libur, saya harus cek lagi,” katanya.
Untuk banjir yang terjadi karena hujan berintensitas hingga 288 mm per hari sejak Senin (24/2/2020) malam hingga Selasa (25/2/2020) pagi, Saefullah menjelaskan, pembersihan sampah banjir, memastikan pompa air bekerja terus dilalukan. ”Kita juga mengeringkan jalan-jalan di Jakarta. Pembersihan itu selesai sampai tadi jam 07.00,” ujar Saefullah.
Saefullah menerima kritikan ataupun masukan yang menyatakan, saluran penghubung dan tali-tali air di DKI Jakarta masih bisa menampung air hujan berintensitas tinggi asalkan pengerukan terus berjalan.
”Untuk jalan-jalan, contohnya di Kampung Pulo, dengan genangan 3-4 jam, sedimen tertinggal bisa setebal 5-10 cm. Bagaimana dengan kali yang 24 jam dialiri untuk kurun harian, mingguan, bulanan, hingga tahunan? Bayangkan kalau tidak dilakukan pengerukan di situ?” kata Saefullah.
Ke depan, ujar Saefullah, yang menjadi pekerjaan rumah DKI Jakarta adalah melakukan pengerukan kali, saluran penghubung, tali air, waduk, dan embung.
”Itu harus dilakukan secara masif. Pada akhir 2020, arahan pak gubernur, akan lakukan pengerukan untuk persiapan beberapa tahun ke depan,” kata Saefullah.
Sekarang pun, lanjut Saefullah, pembersihan sudah berjalan, tetapi belum masif.
Masif dalam pemaparan Saefullah, pembersihan itu dibagi dalam kluster-kluster. Untuk tali-tali air, yang membersihkan adalah petugas penanganan sarana dan prasarana umum (PPSU). Lalu, untuk saluran penghubung dikerjakan suku dinas (di bawah pemerintah kota). Untuk sungai-sungai ditangani Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Adapun terkait upaya DPR yang akan membentuk panitia khusus untuk banjir Jabodetabek, Saefullah menerangkan, sesuai arahan Gubernur DKI, diminta untuk kerja, kerja, dan kerja.
Adapun terkait upaya DPR yang akan membentuk panitia khusus untuk banjir Jabodetabek, Saefullah menerangkan, sesuai arahan Gubernur DKI, diminta untuk kerja, kerja, dan kerja.
Terpisah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta merilis, sampai Rabu (26/2/2020) pukul 15.00, jumlah pengungsi akibat banjir Jakarta mencapai 1.696 KK, 6.166 jiwa. Mereka ditampung di 61 lokasi pengungsian.
Di Jakarta Pusat ada 2 lokasi. Di Jakarta Utara ada 26 lokasi. Di Jakarta Barat ada 10 lokasi. Di Jakarta Selatan tidak ada lokasi pengungsian. Di Jakarta Timur ada 23 lokasi.
M Insaf, Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, menjelaskan, pengungsi masih berada di lokasi penampungan karena masih dilakukan pembersihan setelah banjir di lingkungannya.
Adapun untuk genangan, kata Insaf, pada Rabu sore seluruh genangan di DKI Jakarta sudah surut, terutama di RW-RW yang tergenang.