Anak Buah Kapal Diamond Princess Diminta Melapor jika Alami Gangguan Kesehatan
Sebanyak 68 anak buah kapal Diamond Princess dipulangkan setelah observasi 14 hari. Setibanya di kampung halaman, mereka diminta melapor jika merasakan tanda-tanda gangguan kesehatan.
Oleh
Insan Alfajri
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 68 anak buah kapal pesiar Diamond Princess dipulangkan setelah menjalani observasi selama 14 hari. Mereka semua dinyatakan sehat. Setibanya di kampung halaman, mereka diminta melapor jika mengalami gangguan kesehatan.
ABK Diamond Princess diangkut menggunakan KRI Semarang 594. Kapal itu merapat di Komando Lintas Laut Militer, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (15/3/2020) siang. Keluar dari kapal, mereka langsung masuk ke dua bus yang sudah disiapkan.
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya Yudo Margono menjelaskan, 68 warga Indonesia itu terdiri dari 66 pria dan 2 wanita. Mereka semua berada dalam kondisi sehat.
Pada pukul 06.00, KRI Semarang bertolak dari Pulau Sebaru, Jakarta. Sebelumnya, semua ABK itu diobservasi selama 14 hari di pulau itu.
Dengan selesainya masa observasi, kata Yudo, dia menyerahkan seluruh ABK ke Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Proses serah terima berlangsung di atas kapal. Pemberian sertifikat sehat oleh Kementerian Kesehatan juga berlangsung di atas kapal.
”Proses serah terima di atas kapal untuk mempercepat saja. Supaya lebih efektif, efisien, dan tidak melibatkan banyak orang,” katanya.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Budi Sylvana menjelaskan, semua ABK Diamond Princess sudah menjalani tes
swab sebanyak dua kali. Tes pertama di Jepang, menjelang kepulangan ABK itu ke Indonesia. Tes kedua dilakukan di Tanah Air. ”Semua hasil tesnya negatif Covid-19,” katanya.
Dia melanjutkan, selama observasi, kesehatan mereka juga terus dipantau. Hasilnya tetap negatif dan tak ada indikasi terinfeksi virus korona baru.
Setelah masa observasi, mereka akan kembali ke kediaman masing-masing. Mereka dibekali kartu kuning (kartu kewaspadaan kesehatan) oleh Kementerian Kesehatan.
”Hingga saat ini, mereka dalam keadaan sehat. Namun, mereka diminta tetap melapor ke fasilitas kesehatan terdekat seandainya nanti mengalami gangguan kesehatan,” ujar Budi.
Semua ABK Diamond Princess sudah menjalani tesswab sebanyak dua kali. Tes pertama di Jepang, menjelang kepulangan ABK itu ke Indonesia. Tes kedua dilakukan di Tanah Air. "Semua hasil tesnya negatif Covid-19.
Direktur Manajemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Kementerian Dalam Negeri Safrizal menambahkan, 68 ABK tersebut merupakan warga Indonesia yang berasal dari 11 provinsi. Tiga provinsi terbanyak adalah Jawa Timur, Bali, dan Jawa Tengah.
”Yang berasal dari DKI Jakarta ada juga 10 orang. Mereka semua langsung kembali ke rumah,” ujar Safrizal.
Pemerintah daerah dari 11 provinsi tersebut sudah diberi daftar nama ABK ini. Pemda akan memonitor kondisi mereka ketika sudah berada di kediaman.
Sebelumnya, Diamond Princess yang membawa sekitar 3.700 penumpang dan awak telah menjalani masa karantina pada 3-19 Februari 2020 di Yokohama, Jepang. Seorang perempuan usia 60 tahun turun dari kapal seusai masa karantina. Setelah diuji di Prefektur Tochigi, Tokyo, dia positif terinfeksi virus korona baru.
Ada sembilan warga Indonesia ABK Diamond Princess yang turut dirawat di Jepang. Menurut juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, sembilan ABK tersebut sudah sembuh dan sudah kembali ke Tanah Air (Kompas, 15/3/2020).
ABK Diamond Princess dievakuasi dari Jepang, Minggu (1//32020) pukul 18.00 waktu setempat, dengan pesawat Garuda Indonesia Airbus A330. Mereka mendarat di Bandara Internasional Kertajati Jawa Barat, pada hari yang sama pukul 23.30 WIB.
Dari Jawa Barat, mereka diangkut dengan KRI Dokter Soeharso untuk dibawa ke Pulau Sebaru. Saat itu, ABK Diamond Princess berjumlah 69 orang. Kemudian, salah seorang di antaranya diduga Covid-19 dan dirawat di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur.