Masa pembatasan sosial membuat sebagian warga bergantung pada jasa pesan antar. Layanan ini menjadi kebutuhan dan jawaban di tengah mobilitas warga yang serba terbatas selama masa pandemi Covid-19.
Oleh
Aditya Diveranta
·4 menit baca
Sebagian jalan dan pusat belanja di Jakarta lengang hampir seharian. Situasi ini terjadi karena mulai Jumat (10/4/2020), pemerintah menerapkan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB. Segala pergerakan yang berpotensi menyebabkan kerumunan dicegah demi menghindari penularan pandemi Covid-19.
Di tengah pembatasan, mobilitas setiap orang ke luar rumah semakin terhambat. Pada kondisi ini, warga memenuhi kebutuhannya dengan menggunakan layanan pesan antar. Salah satunya Ma’ruf (26), penjaga kios di Pusat Grosir Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Ia membutuhkan pengiriman barang yang cepat ke salah satu pelanggan di wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan. Siang itu, dia mengirim satu bal karung seberat 5 kilogram dengan jasa antar ojek daring.
”Kebetulan karena hari ini diterapkan pembatasan sosial, saya diminta bos untuk kirim barang pakai jasa kurir. Karena ini yang pesan pun sudah langganan, akhirnya dikirim pakai ojek daring biar sampai lebih cepat,” tutur pria yang mengontrak rumah di belakang kawasan Stasiun Tanah Abang ini.
Jasa pesan antar juga digunakan Kaswari (40). Warga Tangerang Selatan, Banten, itu mengirim mukena dari Tanah Abang ke rumah untuk persediaan toko pakaian muslim miliknya. Jasa pengantaran menjadi kebutuhan di masa pandemi lantaran pusat grosir tutup sehingga toko pemasok barang dagangan hanya mau berkirim barang.
”Ya, mau tidak mau sekarang menjadi kebutuhan warga, ya. Dua hari terakhir, keluarga saya pun pesan makanan pakai jasa pesan antar dari ojek daring. Enggak cuma makanan saja, sih, berarti untuk dagangan juga,” kata Kaswari.
Kebutuhan
Jasa pesan antar semakin dibutuhkan selama masa pembatasan sosial. Sebab, tidak semua orang yang tinggal di rumah bisa leluasa bepergian selama masa pembatasan. Orang yang biasa memakai transportasi publik, misalnya, saat ini mobilitasnya menjadi sulit karena keterbatasan moda.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam konferensi pers, Kamis (9/4/2020), juga menyatakan agar berbagai pelaku usaha membatasi operasional mereka. Pada sektor kuliner, misalnya, restoran, kafe, dan rumah makan boleh beroperasi dengan syarat hanya memasak untuk dibungkus dan dibawa pulang oleh pembeli.
Bersamaan dengan itu, keberadaan ojek daring juga dibatasi agar hanya bisa menerima jasa pengantaran barang. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta No 33/2020 tentang PSBB yang mengatur agar ojek daring dilarang mengangkut penumpang. Regulasi dalam pergub mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 9 Tahun 2020.
Permenkes No 9/2020 menegaskan, semua jenis kendaraan beroda dua tidak boleh memboncengkan penumpang. Ojek daring hanya diperkenankan membawa barang. Segala kegiatan belajar, bekerja, dan beribadah harus dilaksanakan di rumah kecuali di beberapa sektor, yakni semua jenis layanan pemerintahan, kesehatan, industri strategis, keuangan dan perbankan, energi, teknologi informasi dan komunikasi, logistik, konstruksi, pangan, dan ritel untuk kebutuhan sehari-hari.
Para penyedia jasa pun melihat layanan pesan antar sangat dibutuhkan orang-orang yang tidak bisa keluar rumah. Penyedia layanan ojek daring berbasis aplikasi, Gojek, berkomitmen untuk tetap ada selama masa pembatasan sosial saat ini.
”Kami mematuhi keputusan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam penerapan PSBB. Semoga langkah ini dapat mencegah penyebaran pandemi Covid-19,” ungkap Chief Corporate Officer Gojek Nila Marlita. Begitu pun pihak Grab Indonesia, melalui keterangan tertulis, menyebutkan jasa ojek daring Grab di DKI Jakarta hanya khusus untuk kurir antar barang.
Selain Gojek dan Grab, pelaku perusahaan ritel, yakni Alfamart dan Indomaret, juga menyediakan jasa pesan antar selama masa pembatasan sosial. Kedua perusahaan ritel tersebut menawarkan kemudahan berbelanja lewat aplikasi ponsel.
Regional Corporate Communication Manager PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) Budi Santoso menuturkan, layanan pesan antar bisa dilakukan lewat aplikasi ponsel Alfagift dan Alfacart. Selain dari dua aplikasi ponsel, Alfamart juga melayani pemesanan melalui Whatsapp di nomor 081144313636 untuk wilayah Jabodetabek.
”Jadi, setelah pemesanan, barang belanjaan akan dikirim minimal satu jam setelah pemesanan. Ada ongkos kirim senilai Rp 5.000 untuk transaksi di bawah nominal Rp 100.000. Apabila lebih dari nominal itu, ongkos kirim gratis,” ujar Budi, seperti dilaporkan Kompas.com.
Direktur Marketing Indomaret Wiwiek Yusuf juga menyampaikan, layanan pesan antar dari Indomaret dioptimalkan melalui aplikasi ponsel Klik-Indomaret. Untuk mengakses aplikasi tersebut, pengguna diwajibkan untuk mendaftarkan identitas melalui situs klikindomaret.com. ”Aplikasi tersebut sudah dapat diakses di kota-kota besar Indonesia yang memiliki cabang ritel Indomaret. Pembayarannya pun dapat dilakukan melalui jasa perbankan,” ucap Wiwiek. Proses pengiriman akan dilakukan dalam waktu satu jam.
Terkait hal ini, antropolog sosial Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Fadjar Thufail, memandang berbagai pendekatan dan kemudahan layanan dilakukan untuk memfasilitasi warga selama masa pembatasan sosial. Sebab, pembatasan sosial berskala besar tidak hanya mengandalkan pendekatan formal dan teknis, tetapi juga butuh keterlibatan seluruh pihak.
Menurut dia, keterlibatan seluruh pihak, mulai dari pengurus warga hingga para pelaku usaha penting untuk memutus rantai penularan Covid-19. ”Sistem yang baik tidak bisa bekerja maksimal jika para aktor yang terlibat tidak cakap. Situasi di Indonesia secara umum masih sangat bergantung pada kesadaran dan kompetensi individu kepala daerah,” tuturnya.
Selama masih bergantung kepada pihak pemerintah dan tanpa keaktifan melibatkan pihak-pihak lain, maka akan sulit mewujudkan pembatasan sosial secara sempurna.