Bima Arya dan Pesan Perlawanan dari Penyintas Covid-19
Ketika Anda keluar rumah dan mungkin terpapar Covid-19 serta harus dirawat di rumah sakit, hal yang Anda mimpikan dan rindukan hanya satu, yaitu pulang ke rumah.
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·4 menit baca
Turunnya kondisi fisik dan mental dirasakan langsung Wali Kota Bogor Bima Arya tatkala dinyatakan positif terjangkit virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 pada 20 Maret lalu. Kepada Kompas, Senin (20/4/2020), Bima menceritakan sulitnya masa-masa selama menjalani perawatan dan isolasi hingga dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Bima Arya positif terjangkit Covid-19 setelah pulang dari kunjungan kerja ke Turki dan Azerbaijan pada 9-16 Maret 2020. Bima menjadi warga Kota Bogor pertama yang dinyatakan positif Covid-19.
Saat itu Bima tidak pernah terpikir akan terjangkit virus mematikan ini karena tidak mengalami gejala yang signifikan, seperti demam tinggi atau sesak napas. Dia hanya mengalami gejala ringan, seperti batuk-batuk kecil, mual, dan kehilangan nafsu makan.
Bima kemudian mendapat pilihan untuk menjalani perawatan dan isolasi di rumah sakit atau di rumah. Dia memilih dirawat dan diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor terhitung sejak 21 Maret. Keputusan ini diambil Bima untuk menjaga keluarganya agar tidak tertular Covid-19 sekaligus untuk mengobservasi perkembangan kesehatannya secara klinis.
Sejumlah rangkaian tes awal di rumah sakit menunjukkan virus mulai menyerang kekebalan tubuh Bima. Dari tes rontgen, dokter mendapati Bima menderita bronkopneumonia, salah satu penyakit yang menyerang saluran napas. Padahal, Bima mengaku tidak pernah memiliki riwayat penyakit pernapasan sebelumnya. Beruntung penyakit tersebut hanya menunjukkan gejala ringan.
Satu minggu pertama diisolasi di RSUD Kota Bogor merupakan hari-hari yang berat bagi Bima. Selain harus menjaga kesehatan dan nafsu makannya, dia juga harus beradaptasi dengan kondisi isolasi yang membuatnya tidak dapat berkomunikasi langsung dengan keluarga dan orang-orang terdekat. Praktis Bima hanya berkomunikasi tatap muka dengan tim perawat dan dokter selama isolasi.
”Pertarungan utama pada minggu awal di rumah sakit adalah pertarungan mental bagaimana kita membangun keyakinan dan optimisme melewati ini. Selain juga mengatur konsentrasi supaya bisa istirahat, tidak berpikir terlalu jauh, dan memaksa diri untuk makan,” ujarnya.
Pertarungan utama pada minggu awal di rumah sakit adalah pertarungan mental bagaimana kita membangun keyakinan dan optimisme melewati ini. Selain juga mengatur konsentrasi supaya bisa istirahat, tidak berpikir terlalu jauh, dan memaksa diri untuk makan. (Bima Arya)
Bima mulai beradaptasi dan mengatur pola aktivitasnya saat minggu kedua menjalani isolasi. Hari-harinya diisi dengan ibadah, membaca, berjemur di sudut ruangan, dan melakukan olahraga ringan. Bima juga mengaku gemar menulis apa yang menjadi pikiran, perasaan, dan gagasannya selama menjalani isolasi.
Setelah menjalani perawatan dan isolasi selama 22 hari di rumah sakit, tim dokter menyatakan kondisi Bima sudah membaik dan stabil serta virus sudah hampir sepenuhnya hilang. Namun, hasil tes uji tenggorokan atau swab terakhir belum menyatakan Bima negatif Covid-19.
Bima kemudian diizinkan pulang ke rumah pada 11 April karena alasan kenyamanan sehingga dapat meningkatkan imunitas lebih cepat. Selama di rumah, Bima tetap diwajibkan menjalani isolasi secara mandiri dengan protokol ketat. Isolasi dilakukan di kamar dan tidak ada kontak dengan orang rumah sampai diizinkan oleh tim medis yang terus mengawasi.
Negatif Covid-19
Bima Arya baru dinyatakan sembuh dari Covid-19 setelah hasil tes swab yang keluar pada Sabtu (18/4/2020) pagi menunjukkan dirinya negatif Covid-19. Meski telah sembuh, Bima masih harus menjalani isolasi secara mandiri di rumah selama satu minggu ke depan untuk fase pemulihan dan normalisasi sebelum kembali memimpin Kota Bogor.
”Saya baru berkomunikasi dengan keluarga saat hasil tes negatif keluar pada Sabtu pagi. Tetapi sampai sekarang saya belum berkontak fisik dengan istri dan anak-anak untuk berjaga-jaga. Padahal, saya ingin sekali memeluk dan merangkul mereka,” katanya.
Perjuangan Bima selama satu bulan melawan Covid-19 menjadi cambuk bagi masyarakat yang masih abai melaksanakan protokol kesehatan selama pandemi ini. Bima pun menyesalkan ketidakpekaan masyarakat terkait pentingnya instruksi tetap berada di rumah, jaga jarak, dan mengenakan masker saat berada di ruang publik.
”Ketika di rumah sakit saya ingin sekali menyampaikan kepada mereka, ketika Anda keluar rumah dan mungkin terpapar Covid-19 serta harus dirawat di rumah sakit, hal yang Anda mimpikan dan rindukan hanya satu, yaitu pulang ke rumah,” ungkapnya.
Saya ingin sekali menyampaikan kepada mereka, ketika Anda keluar rumah dan mungkin terpapar Covid-19 serta harus dirawat di rumah sakit, hal yang Anda mimpikan dan rindukan hanya satu, yaitu pulang ke rumah.
Pernyataan Bima tersebut seolah menjadi pesan perlawanan, baik bagi bagi warga Kota Bogor maupun masyarakat luas. Selain melawan makhluk tak kasatmata bernama Covid-19, setiap orang juga perlu melawan egonya sendiri dengan senantiasa menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.