Beragam upaya dilakukan kelompok warga demi membantu sesama yang kesulitan ekonomi selama pandemi Covid-19. Beberapa di antara mereka menggagas penggalangan dana dengan menyumbangkan suara.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah perusahaan menginisiasi penggalangan dana secara daring untuk pekerja informal. Di tengah pembatasan sosial berskala besar atau PSBB yang diterapkan di sejumlah wilayah, pekerja informal dinilai paling terdampak pandemi Covid-19.
Gojek melalui Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) bekerja sama dengan Kitabisa dan Slank meluncurkan penggalangan dana bertajuk #Sumbangsuara, Rabu (29/4/2020). Ketua YABB Monica Oudang menjelaskan, #Sumbangsuara terinspirasi dari pekerja harian yang terdampak Covid-19.
Di saat warga disarankan tetap di rumah, kata Monica, penerima upah harian ini tetap berada di jalanan untuk mencari nafkah. Oleh sebab itu, #Sumbangsuara merupakan dukungan moril dan materiil bagi mereka yang masih berjuang di jalanan. Warga bisa menyalurkan bantuan melalui situs Kitabisa dan aplikasi Gojek.
Penggalangan dana dibuka mulai hari ini hingga 30 Juni mendatang dengan target minimal Rp 15 miliar. ”Nanti (sumbangan) disalurkan dalam bentuk bahan kebutuhan pokok melalui berbagai lembaga dan asosiasi. Ada sepuluh lembaga swadaya masyarakat yang akan membantu kami dalam proses distribusi bantuan,” katanya.
Chief Executive Officer Kitabisa Alfatih Timur menjelaskan, lembaganya menjadi saksi tingginya solidaritas bangsa Indonesia di tengah krisis. Ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Kitabisa mencatat sudah Rp 119 miliar dana publik yang terkumpul terkait Covid-19.
”Yang menarik, tak hanya jumlah uangnya, tetapi juga jumlah penyumbang yang mencapai 700.000 orang, mulai dari yang menyumbang sebesar Rp 5.000,” tuturnya.
Terkait #Sumbangsuara ini, kata Alfatih, warga tak hanya bisa berdonasi. Setelah menyumbangkan uang, mereka juga dapat membubuhkan kata-kata penyemangat untuk pekerja informal.
Slank menjadi salah satu penghimpun dana di #Sumbangsuara. Vokalis Slank, Kaka, menjelaskan, keteribatan Slank dalam kegiatan ini berawal dari video pendek di Twitter. Dalam video itu, ada seorang sopir ojek daring memberi bantuan. ”Ini gila banget. Walau mereka lagi kerja, mereka tetap meluangkan waktu untuk orang lain,” tuturnya.
Bahkan, Slank berencana membuat lagu khusus bagi mereka yang masih berada di jalanan. Menurut penabuh dram Slank, Bimbim, lagu itu sedang diproses. ”Sekarang lagi corat-coret. Kami ingin meyakinkan mereka bahwa di tengah krisis yang tetap perlu dijaga adalah harapan,” kata Bimbim.
Program ini bertujuan untuk memperkuat jaring pengaman sosial yang sudah diberikan oleh pemerintah.
Di tempat lain, Grab bekerja sama dengan Ovo dan Tokopedia juga membuat ”Patungan untuk Berbagi THR”. Bantuan itu ditujukan kepada pekerja informal yang tergerus pendapatannya oleh pandemi.
Managing Director of Grab Indonesia Neneng Goenadi menjelaskan, program ini bertujuan untuk memperkuat jaring pengaman sosial yang sudah diberikan oleh pemerintah. Grab mengajak penggunanya untuk berdonasi melalui gawai masing-masing.
Program ini diluncurkan 17 April lalu dan akan berakhir pada 20 Mei mendatang. Saat ini, jumlah uang yang terkumpul sudah lebih dari Rp 2,5 miliar.
Kami ingin meyakinkan mereka bahwa di tengah krisis yang tetap perlu dijaga adalah harapan.
Menurut Neneng, bantuan akan difokuskan kepada pekerja informal yang kehilangan penghasilan akibat pandemi. Grab juga menggandeng Benihbaik.com untuk menyalurkan bantuan.
Dia menjelaskan, donasi yang sudah masuk akan disalurkan kepada Benihbaik.com dalam bentuk OVO. Kemudian, pembelian bahan kebutuhan pokok di Tokopedia akan diantar menggunakan GrabExpress kepada mereka yang membutuhkan.