Tradisi Nyorog Orang Betawi di Masa Pandemi Covid-19
Tradisi Nyorog dengan mengunjungi keluarga atau kerabat saat Idul Fitri sudah jadi kebiasaan turun-temurun. Di masa pandemi, warga Betawi didorong mengubah cara melanjutkan tradisi tanpa menularkan penyakit.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
Tradisi Nyorog atau membawa masakan olahan sendiri ke rumah orangtua bagi warga Betawi di Bekasi, Jawa Barat, sudah jadi kebiasan turun-temurun yang wajib dijalankan saat perayaan Idul Fitri. Merayakan hari kemenangan setelah satu bulan berpuasa dinilai tak sempurna jika tanpa silaturahmi ke orangtua atau keluarga.
Namun, perayaan Idul Fitri 1441 Hijriah yang bersamaan dengan musibah global pandemi Covid-19 memaksa sebagian warga Betawi untuk merayakan tradisi itu dengan cara berbeda. Salah satunya, Latifa (53), warga Medan Satria, Kota Bekasi.
Di perayaan Idul Fitri tahun sebelumnya, ibu rumah tangga itu biasanya merayakan tradisi Nyorog dengan membeli kue kering. Bingkisan itu kemudian diantar ke rumah orangtua dengan mengajak seluruh anggota keluarga di rumah.
”Tapi, tahun ini, karena Covid-19, kami tidak mungkin lakukan itu. Jadi, saya beli kue kering, nanti antar ke rumah orangtua, saudara, dan kerabat pakai ojek daring saja,” ujarnya, Jumat (22/5/2020), di Kota Bekasi.
Jadi, saya beli kue kering, nanti antar ke rumah orangtua, saudara, dan kerabat pakai ojek daring saja.
Perubahan cara silahturahmi di masa pandemi Covid-19, bagi Latifa, tak mengubah tradisi orang Betawi yang sudah dijalankan sejak turun-temurun. Sebab, caranya saja yang berbeda, tetapi tradisinya tetap dijaga.
”Nyorog bagi saya itu untuk mempererat hubungan dengan orangtua. Di saat Covid-19 seperti ini, cara kami mempererat hubungan keluarga itu saling menjaga agar semua selamat,” ucapnya.
Di Kabupaten Bekasi, tradisi Nyorog dengan mengunjungi keluarga, kerabat, hingga tetangga sembari membawa rantang berisi makanan dinilai sulit untuk tak dilakukan meski masih di masa pandemi Covid-19. Bagi warga Betawi, perayaan Idul Fitri tanpa tradisi Nyorog dinilai tak akan sempurna.
”Kata Nyorog bagi orang Betawi itu datang kepada orang yang dituakan. Dan, tradisi kami, biasanya bawa rantang, berkunjung ke rumah orang yang lebih tua. Jadi, saat pulang rantang itu akan diisi lagi sama orang yang dikunjungi,” kata tokoh masyarakat Betawi Kabupaten Bekasi, Minin Muslim.
Namun, bagi Minin, meski Indonesia sedang menghadapi Covid-19, silaturahmi dengan mengunjungi orangtua sembari membawa rantang berisi makanan masih sulit untuk diubah. Ia secara pribadi juga masih akan menjalankan tradisi itu untuk mengunjungi orangtuanya.
”Untuk mengubah tradisi itu memang harus pelan-pelan. Biasanya di kampung orang masih akan lakukan karena ini masih jadi kebiasaan yang sakral. Saya sendiri juga akan bersiap untuk didatangi keluarga yang lebih muda,” kata warga Sukatani itu.
Menurut sejarawan Bekasi, Ali Anwar, tradisi Nyorog orang Betawi biasanya dilakukan saat perayaan Idul Fitri. Tradisi itu umumnya dilakukan menantu kepada mertua atau kepada anak ke orangtua yang rumahnya berjauhan.
Dahulu kala, anak atau menantu saat akan berkunjung ke rumah orangtua, mereka terlebih dahulu menyiapkan makanan yang dimasak sendiri. Makanan itu juga bermacam-macam, seperti rendang, sayur labu, dan sayur lodeh.
”Dari situ, mertua atau orangtua akan mengetahui cita rasa yang dimasak oleh menantunya. Makanan itu sebagai perekat hubungan antara menantu dan mertua atau antara orangtua dan anak,” kata Ali.
Namun, di masa pandemi Covid-19, Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kota Bekasi itu menyarankan agar warga Betawi mempertimbangkan silaturahmi dengan bertatap muka demi bebas dari penularan Covid-19. Tradisi Nyorog masih bisa dilaksanakan, tetapi dengan cara berbeda, yaitu bingkisan berupa makanan itu sebaiknya dikirim, misalnya, dengan ojek daring.
Tradisi Nyorog masih bisa dilaksanakan, tetapi dengan cara berbeda, yaitu bingkisan berupa makanan itu sebaiknya dikirim, misalnya, dengan ojek daring.
”Jalan yang paling baik dan tidak menyinggung, bisa dikirim melalui ojek daring. Hal yang paling penting hati kita nyambung dan makanan yang dikirim itu nyambung,” ucapnya.