Protokol Kesehatan Berjalan di Kereta Rel Listrik dan Transjakarta
Pengguna KRL dan bus Transjakarta di DKI Jakarta mematuhi protokol kesehatan selama masa transisi ini. Operator juga terus berupaya menjaga jarak antar-penumpang baik di halte/stasiun maupun di dalam moda angkutan.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Memasuki masa transisi, pengguna kereta rel listrik atau KRL dan bus Transjakarta di DKI Jakarta mematuhi protokol kesehatan. Penumpang mulai mengatur jarak fisik satu sama lain meski angkutan dalam kondisi agak ramai.
Berdasarkan pantauan Kompas, Jumat (5/6/2020) pukul 11.00-13.00, di Stasiun Palmerah, Tanah Abang, dan Manggarai, semua penumpang sudah mengenakan masker. Petugas stasiun dibantu personel TNI memastikan semua penumpang mengenakan masker sebelum masuk stasiun. Adapun petugas di stasiun dan kereta juga memakai mika pelindung wajah (face shield).
Di Stasiun Tanah Abang terdapat mesin pendeteksi suhu tubuh. Setelah melewati detektor, angka suhu tubuh muncul di monitor. Penumpang dengan suhu tubuh di atas 37,5 derajat celsius dilarang masuk stasiun.
Pengaturan jarak di peron ditandai dengan plakban merah. Di Stasiun Tanah Abang, petugas melalui pengeras suara terus mengingatkan warga berdiri di tempat yang sudah ditandai.
Di KRL jurusan Tanah Abang-Bogor, yang penumpangnya agak ramai, pembatasan bangku penumpang dipatuhi. Penumpang yang berdiri juga tetap menjaga jarak.
Di stasiun, gerai makanan pun tersedia. Jika kebetulan kantong sedang seret, ada penjual makanan di luar stasiun, seperti di depan Stasiun Manggarai. Ada penjual gorengan dan kopi saset dengan harga di bawah Rp 5.000. Hanya saja, pedagangnya tak bermasker.
Siapkan peralatan kesehatan
Harry (34), warga Tambun, Bekasi, Jawa Barat, menjelaskan, dia selalu menyiapkan masker dan cairan antiseptik sebelum naik KRL. ”Sekarang saya sudah mulai ngantor, tetapi masih dibagi sifnya. Masuk tiga kali seminggu," ujarnya ketika ditemui di Stasiun Manggarai.
Di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi, jam kerja di kantor Harry pun berubah. Sebelumnya, ia mulai bekerja pukul 08.00, tetapi kini pukul 10.00. Perubahan ini bertujuan agar karyawan tidak berdesakan saat menggunakan angkutan umum.
”Di pagi hari saat berangkat kerja, penumpang relatif lebih teratur karena selalu diingatkan petugas untuk menjaga jarak,” katanya.
Vice President Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba menjelaskan, manajemen KRL menambah jam operasional menjadi pukul 04.00-20.00 mulai hari ini. Kereta dari wilayah sekitar DKI Jakarta berangkat pukul 04.00. Sementara keberangkatan terakhir kereta dari Jakarta pukul 20.00.
Selama masa PSBB transisi, lanjut Anne, ada 892 perjalanan KRL. Pada masa PSBB sebelumnya, terdapat 784 perjalanan KRL. ”Untuk jumlah rangkaian yang beroperasi tetap, yakni 88 rangkaian per hari. Pintu stasiun-stasiun di DKI Jakarta yang sebelumnya tutup pukul 18.00 kini ditutup pukul 20.00,” katanya dalam keterangan tertulis.
Bus Transjakarta
Kepatuhan penumpang terhadap protokol kesehatan juga terlihat di bus Transjakarta. Di Halte Manggarai, petugas menyarankan setiap penumpang untuk memakai masker dengan benar sebelum memasuki halte.
Di dalam bus, bangku yang diberi tanda silang merah tak diduduki penumpang. Petugas Transjakarta juga terus mengingatkan penumpang yang berdiri untuk tetap menjaga jarak. ”Jangan menumpuk di tengah, sebagian berdiri di belakang, ya, agar tetap berjarak,” ujar petugas Transjakarta jurusan Manggarai-Tosari.
Mei Wulandari (20), penumpang bus Transjakarta, mengatakan selalu mengenakan masker dan menaruh cairan antiseptik di tas. Dia selalu mencuci tangan sebelum memasuki halte.
Selain itu, dia tak lupa menyiapkan camilan di dalam tas. ”Buat jaga-jaga kalau lapar, kan, tak ada penjual makanan di halte, beda dengan stasiun,” ujarnya.
Kondektur bus Tansjakarta juga terus mengingatkan penumpang soal jaga jarak ini. Sebelum pandemi Covid-19, sebagian besar bus Transjakarta tidak lagi memakai kondektur. Kini, kondektur ada lagi.
Dikutip dari akun Twitter PT Transportasi Jakarta @PT_Transjakarta, layanan bus Transjakarta beroperasi pukul 05.00-22.00 mulai 5 Juni. Bus gandeng dibatasi maksimal 60 penumpang, sedangkan bus besar tunggal maksimal 30 penumpang. Jarak antar-penumpang minimal satu lencang kanan. Penumpang juga diwajibkan mengenakan masker.
Kemarin, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan bahwa PSBB diperpanjang. DKI Jakarta juga memulai masa transisi menuju aman, sehat, dan produktif.
Masa transisi ditandai dengan pelonggaran aktivitas ekonomi di tempat usaha dengan gedung sendiri, rumah ibadah, dan perkantoran dengan syarat mematuhi protokol kesehatan. Masyarakat harus tetap menjalankan pola hidup bersih sehat, rajin mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak fisik, dan menjauhi kerumunan demi memutus penularan Covid-19.