Khusus Pesepeda, yang Bukan Bakal Dihalau dari HBKB di 32 Ruas Jalan Jakarta
Pengganti HBKB Sudirman-MH Thamrin adalah 32 lokasi di lima wilayah kota yang akan mulai berjalan Minggu (28/6/2020) esok. Hanya diperbolehkan untuk pesepeda, di luar itu akan dihalau.
Oleh
Helena F Nababan
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meniadakan sementara pelaksanaan hari bebas kendaraan bermotor atau HBKB di ruas Jenderal Sudirman-MH Thamrin, ada 32 kawasan pengganti yang ditetapkan. Namun, itu pun hanya untuk pesepeda. Komunitas pesepeda menegaskan, di ruas alternatif itu, protokol kesehatan harus tetap bisa diterapan. Bila tidak, lebik baik tidak usah diselenggarakan HBKB.
Poetoet Soedarjanto, Ketua Umum Bike To Work (B2W) Indonesia, Jumat (26/6/2020), dari sisi komunitas pesepeda, upaya Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan untuk menyebar kegiatan masyarakat diapresiasi. Artinya, upaya itu adalah untuk memecah kerumunan.
Seperti yang dijelaskan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo dalam keterangan pers di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat sore, bahwa berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan HBKB di Jalan Jenderal Sudirman-MH Thamrin, Minggu (21/6/2020), diketahui terjadi antusiasme masyarakat untuk mengikuti olahraga di kawasan tersebut tinggi.
Tercatat, berdasarkan hasil perhitungan Dishub DKI Jakarta pada 28 lokasi akses ataupun jalan akses untuk memasuki kawasan Sudirman-Thamrin, terdapat 40.155 peserta yang menghadiri hbHBKB itu. Angka itu terdiri dari 21.342 pejalan kaki dan terdapat lebih kurang 18.813 pesepeda.
”Ini di luar warga yang beraktivitas di HBKB kemarin yang datang menggunakan MRT, Trans-Jakarta, atau membawa kendaraan pribadi dan parkir di gedung-gedung di sekitar Sudirman-Thamrin. Artinya jumlah peserta yang datang ke HBKB kemarin lebih tinggi dari 40.150 orang yang kami hitung di 28 jalan akses,” kata Syafrin.
Untuk memecah kerumunan dan kepadatan, kata Syafrin, melihat antusiasme masyarakat yang akan mengikuti kegiatan untuk berolahraga, maka Dishub DKI Jakarta melakukan distribusi pelaksanaan kegiatan oleh warga ke lima wilayah kota di DKI Jakarta yang tersebar di 32 ruas jalan.
Meski wilayah kegiatan olahraga dipecah ke lima wilayah kota, ruas jalan yang disiapkan itu adalah untuk warga yang akan berolahraga dengan sepeda. Warga yang datang hanya untuk nongkrong dan berkerumun akan dihalau.
Meski wilayah kegiatan olahraga dipecah ke lima wilayah kota, ruas jalan yang disiapkan itu adalah untuk warga yang akan berolahraga dengan sepeda. Warga yang datang hanya untuk nongkrong dan berkerumun akan dihalau.
”Untuk pelaksanaan olahraga pada 32 kawasan itu khusus pesepeda. Kami harapkan warga Jakarta yang akan melakukan aktivitas olahraga dapat langsung menuju ke wilayah lokasi-lokasi olahraga tadi, lokasi-lokasi kawasan khusus pesepeda tadi, dan tidak perlu menuju Jalan Jenderal Sudirman-MH Thamrin,” kata Syafrin.
Lalu untuk Sudirman-MH Thamrin yang sudah tidak dipakai sebagai ruas HBKB, untuk lajur sepeda sementara yang sudah dibuat, yaitu pop up bike lane tetap akan ada. Sementara kendaraan-kendaraan boleh melewati ruas itu.
Poetoet menambahkan, dengan penyediaan fasilitas yang disebar di 32 titik, jelas itu merupakan upaya pemerintah untuk menyediakan fasilitas olahraga bersepeda rekreasi bagi warga. Upaya itu tentunya juga untuk mencegah munculnya kluster baru Covid-19.
”Alasan ini harus terus disosialisasikan kepada warga,” kata Poetoet.
Namun juga jangan dilupakan, kata Poetoet, tujuan awal adanya HBKB atau car free day (CFD) adalah untuk mensosialisasikan kepada masyarakat untuk menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan bermotor. Jadi, ajang ini tidak semata-mata memfasilitasi aktivitas warga dalam berolahraga atau lainnya.
Untuk itu, karena pelaksanaan kegiatan berolahraga di 32 titik masih merupakan ajang uji coba dalam masa PSBB transisi, Dishub DKI sebaiknya juga langsung memperketat penerapan protokol Covid-19. Para pesepeda juga sebaiknya mengenakan masker, mengenakan sarung tangan, menjaga jarak antarpesepeda, serta tidak bersepeda dengan bergerombol.
”Kalaupun mau bergerombol, sebaiknya maksimal lima pesepeda. Kalau perlu, sendirian,” kata Poetoet.
Alfred Sitorus dari Koalisi Pejalan Kaki juga mengimbau supaya ruas jalan yang dipakai sebagai arena olahraga warga itu betul-betul memenuhi syarat protokol kesehatan. Ada tempat cuci tangan setiap 100 meter atau 200 meter, lalu warga yang berolahraga dipastikan menggunakan masker dengan benar, serta menjaga jarak.
Namun, yang perlu diantisipasi, kata Sitorus, adalah karena ruas jalan yang ditetapkan Dishub DKI itu dekat dengan kawasan permukiman warga, sudah pasti itu akan mengundang anak-anak dan orangtua (lansia) untuk turut datang. Padahal, dalam standar protokol kesehatan, anak-anak dan orangtua dilarang ada dalam kerumunan. ”Itu harus diantisipasi,” kata Sitorus.
Poetoet menegaskan, untuk itu, di ruas-ruas jalan itu harus ditempatkan petugas-petugas yang akan mengawasi dan menegur warga. "Itu bukan hal mudah saya kira, maka butuh perhatian semua pihak. Jika tidak bisa menerapkan physicaldistancing secara baik, sebaiknya kita tidak usah adakan CFD, ya ini semata-mata untuk kebaikan bersama,” kata Poetoet.