Ancaman Covid-19 di Kantor Pemerintahan Wilayah Jakarta Terus Bermunculan
Potensi penularan Covid-19 di kantor pemerintahan wilayah Jakarta kini tengah diwaspadai. Penelusuran riwayat bepergian pasien dilakukan untuk mencegah penularan berlanjut.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mewaspadai potensi penularan Covid-19 di sekitar kantor pemerintah kota setelah penemuan sejumlah kasus positif. Riwayat bepergian pasien segera ditelusuri demi mencegah terbentuknya kluster penularan di sana.
Peningkatan kewaspadaan muncul setelah penemuan empat pegawai positif Covid-19 di Kantor Wali Kota Administrasi Jakarta Barat, Kamis (9/7/2020). Selain itu, pada 25 Juni ditemukan juga empat pegawai positif di Kelurahan Cengkareng Timur, Jakarta Barat. Kasus serupa juga menimpa Lurah Kebon Kelapa di Jakarta Pusat pada 16 Juni.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia menuturkan, penelusuran riwayat bepergian pasien telah berlangsung untuk setiap kasus tersebut. Dwi menekankan, setiap pasien positif saat ini telah diminta untuk isolasi diri hingga 14 hari ke depan.
”Informasi dari suku dinas kesehatan setempat, pasien kasus di Kantor Wali Kota Jakarta Barat itu telah diminta isolasi diri, baik di rumah sakit maupun secara mandiri di rumah. Penelusuran riwayat bepergian sudah berlangsung sejak Kamis kemarin,” ungkap Dwi saat dihubungi Jumat (10/7/2020) siang.
Mengenai hal ini, Wali Kota Jakarta Barat Rustam Effendi menjelaskan, pemeriksaan tes cepat melalui antibodi (rapid test) yang berlangsung di Kantor Wali Kota Jakarta Barat mendapati 17 orang reaktif dari sekitar 800 peserta. Saat tes usap (swab) dilakukan kepada 17 orang itu, ada empat orang yang positif Covid-19.
Karena temuan kasus positif, lokasi kantin dan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) di Kantor Wali Kota Jakarta Barat kini tutup. Penutupan berlangsung setidaknya hingga tiga hari mendatang. ”Dua lokasi itu adalah tempat bekerja keempat pasien positif tadi. Petugas akan mengosongkan lokasi untuk sementara dan menyemprot dengan cairan disinfektan,” ucapnya kepada wartawan pada Kamis.
Rizal, petugas PTSP di lokasi, menyampaikan pelayanan administrasi di PTSP juga berhenti untuk sementara waktu. Ia memperkirakan layanan baru akan kembali beroperasi normal pada 13 Juli 2020.
Dinas Kesehatan DKI kini sedang meningkatkan kewaspadaan terhadap kluster penularan di Jakarta. Hal tersebut lantaran selama masa perpanjangan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), jumlah kasus harian sempat meningkat drastis. Salah satu peningkatan jumlah harian tertinggi terjadi pada 8 Juli yang mencapai 344 kasus.
Walakin, dia menjelaskan, data peningkatan kasus pada 8 Juli disebabkan kehadiran 51 warga Indonesia yang baru tiba dari luar negeri. Kasus yang terjadi hari itu pun kini sedang ditindaklanjuti dengan isolasi di rumah sakit.
”Kami terus menelusuri dan semuanya terlacak dalam sistem. Intinya, pelacakan dan tes Covid-19 akan terus dilakukan sebagai upaya mencegah penularan. Saya harap warga pun tetap selalu disiplin berjaga jarak dan mencuci tangan,” tutur Dwi Oktavia.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam mengingatkan, potensi penularan di lokasi kerumunan harus dicegah. Apalagi karena pada 9 Juli, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengonfirmasi sejumlah kasus penularan terjadi lewat sirkulasi udara. ”Kenakan masker dan jaga jarak. Sirkulasi udara juga harus baik.” ujar Ari. Para praktisi kesehatan kini menyarankan agar sebaiknya setiap ruangan jangan terlalu tertutup dan selalu ada pertukaran udara.
WHO pun mengumumkan panduan baru untuk penanganan Covid-19. Dalam ruangan tertutup, pastikan keberadaan ventilasi yang memadai di ruangan. Masker dipakai apabila sulit menjaga jarak walau jaga jarak lebih diutamakan.
Orang-orang juga dianjurkan tidak menyentuh benda-benda yang belum diketahui kebersihannya. Sebab, benda ini bisa saja mengandung percikan ludah dari penderita Covid-19.