Pedagang Daging Sapi di Tangerang Selatan Mogok Berjualan Tiga Hari
Pedagang daging sapi di Tangerang Selatan, Banten, mogok berjualan selama tiga hari. Kenaikan harga daging sapi membuat penjualan mereka turun.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Pedagang daging sapi di Tangerang Selatan, Banten, mogok berjualan, Rabu (20/1/2021). Mereka memprotes rencana kenaikan harga daging sapi dari tingkat pemasok daging. Aksi mogok direncanakan berlangsung hingga 22 Januari 2021.
Aksi mogok pedagang daging sapi itu termaktub dalam surat edaran Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI). Isi surat edaran itu mengimbau seluruh pedagang daging untuk tidak melakukan aktivitas perdagangan, baik itu pemotongan sapi hidup dari rumah pemotongan hewan (RPH) maupun daging beku dari distributor di setiap pasar-pasar di Jadetabek.
Salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Modern Bumi Serpong Damai, Tangsel, Aulia Syahrial (50), menuturkan, ia dan rekan-rekannya memulai mogok berdagang sejak Rabu. Menurut rencana, mogok berdagang akan berlangsung hingga 22 Januari 2021.
Ini rencananya harga mau dinaikkan lagi jadi Rp 170.000 per kilogram dari tingkat pemasok daging. Makanya kami aksi. Kalau harga terus naik, pembeli kabur.
Kios-kios daging di Pasar Modern BSD seluruhnya tutup. Hanya ada tiga pedagang yang masih berada di sana. Dalam 30 menit, ada seorang ibu yang berencana membeli daging sapi. Namun, ibu tersebut mengurungkan niat begitu melihat kios daging sapi seluruhnya kosong.
Menurut Aulia, harga daging sapi sudah beranjak naik sejak Natal 2020. Saat itu harga berangsur naik dengan selisih sebesar Rp 5.000-Rp 10.000. Kini harga daging sapi di Pasar Modern BSD sudah mencapai Rp 150.000 per kilogram. Aksi mogok berjualan diharapkan bisa memberikan efek penurunan harga daging.
”Ini rencananya harga mau dinaikkan lagi jadi Rp 170.000 per kilogram dari tingkat pemasok daging. Makanya kami aksi. Kalau harga terus naik, pembeli kabur,” kata Aulia.
Di Pasar Ciputat, Tangsel, pedagang daging sapi juga turut mogok berjualan. Suheli (30), salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Ciputat, menilai, kenaikan harga daging sapi sudah cukup mencekik. Dia menjelaskan, harga daging sapi di RPH mencapai Rp 95.000 atau naik Rp 10.000 dari harga sebelumnya.
Dengan kenaikan itu, Suheli menjual daging sapi ke konsumen seharga Rp 120.000 hingga Rp 125.000 per kilogram. Akibat kenaikan harga itu, Suheli mengaku penjualannya merosot karena permintaan daging dari konsumen turun.
”Sebelum kenaikan itu bisa terjual 50 kilogram sehari. Sekarang paling terjual 40 kilogram,” katanya.
Seperti pedagang daging, pemilik rumah potong hewan atau RPH juga menghentikan aktivitas mereka. Kepala RPH Tunas Karya Suwandi mengatakan, pihaknya berpartisipasi mendukung aksi mogok berjualan pedagang daging sapi di pasar tradisional di Tangsel. Suwandi menilai kenaikan harga daging sapi sudah tidak sewajarnya.
Di tingkat RPH, Suwandi menjual daging sapi ke pedagang sebesar Rp 96.000 per kilogram. Pedagang pasar kemudian menjualnya ke konsumen sebesar Rp 120.000 hingga Rp 150.000 per kilogram. ”Kami di RPH tidak bisa apa-apa karena, kan, harga sudah tinggi dari penyuplai,” katanya.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tangsel Maya Mardiana mengaku akan berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Peternakan Kota Tangsel, Disperindag Provinsi Banten, dan Kementerian Perdagangan (Kemendag). Maya mengimbau para pedagang daging sapi untuk tetap berjualan karena menurut rencana pemerintah pusat akan mencari importir daging sapi dari negara lain serta percepatan impoir daging beku.
”Kami menunggu arahan lebih lanjut dari Disperindag Provinsi Banten dan Kemendag untuk menangani isu kenaikan daging sapi ini,” kata Maya.