Kesempatan Menjajal ”Tapal Kuda” Tanjung Barat-Lenteng Agung sampai Selasa Besok
Dua jalan layang dari sejumlah infrastruktur jalan yang dibangun dengan dana Pemulihan Ekonomi Nasional 2020-2021 diuji coba untuk umum hingga besok. Sebelumnya terowongan Senen sudah uji coba dan beroperasi.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Bina Marga DKI Jakarta menguji coba selama tiga hari jalan layang atau flyover Lenteng Agung dan Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Kedua jalan layang itu ditujukan untuk mengurai kemacetan sebelumnya direncanakan tuntas akhir 2020, tetapi diperkirakan baru tuntas Maret 2021 karena kendala pembebasan lahan.
Hari Nugroho, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Senin (1/2/2021), menjelaskan, uji coba untuk umum atas dua jalan layang itu sudah dimulai, Minggu (31/1/2021). Uji coba dilanjutkan Senin dan Selasa (2/2/2021).
Pada hari Minggu, uji coba dilakukan pada pukul 08.00-21.00. Untuk Senin dan Selasa, uji coba dilakukan pada pukul 06.00-21.00. Setelah itu jalan ditutup karena masih ada penyelesaian pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO).
Tiga hari uji coba ini kami open traffic, kendaraan bisa lewat.
Dengan uji coba pada dua hari kerja ini, menurut Hari, akan tergambar tingkat efektivitas dan kemanfaatan dari kedua jalan layang itu. ”Jadi tentunya selama tiga hari uji coba ini, kami ingin tahu pergerakan kendaraan, lalu terjadi crossing yang membahayakan di mana, ataupun kondisi lalu lintas yang seperti apa yang kami tangani secepatnya,” katanya.
Dari uji coba itu, menurut Hari, tentunya masih perlu banyak dilakukan pemenuhan kelengkapan jalan, di antaranya harus ada penambahan marka jalan dan lampu peringatan.
Menurut Hari, kedua jalan layang berbentuk huruf U atau disebut juga ”tapal kuda” yang dibangun dengan dana pinjaman melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2020-2021 itu, saat ini pembangunananya sudah 97 persen. Sisanya adalah untuk penyelesaian JPO. Seperti diberitakan, selain kedua jalan layang itu, masih ada satu jalan layang lainnya, yaitu flyover Cakung, tetapi belum tuntas.
Untuk uji coba tersebut, Dinas Bina Marga DKI akan menjadwalkan uji coba sama seperti underpass atau terowongan Senen. Setelah uji coba tiga hari ini, kemudian jalan akan ditutup. Selanjutnya akan ada evaluasi, kemudian dilanjutkan dengan uji coba kedua yang bisa berlangsung dua pekan.
”Tiga hari uji coba ini kami open traffic, kendaraan bisa lewat. Lalu kita closed traffic tentunya kami akan monitor evaluasi sambil perbaikan,” kata Hari.
Kedua jalan layang tersebut, Hari melanjutkan, akan selesai semua pada Maret 2021. Pembangunan kedua jalan layang itu mengalami hambatan berupa pembebasan lahan hingga akhir Desember 2020. ”Di awal Januari bisa kami bebaskan baru kita bangun konstruksi JPO,” katanya.
Pembangunan kedua jalan layang itu sesuai amanat UU No 23/2007 tentang Perkeretaapian. Di dalamnya mengatur, pelintasan sebidang akan ditiadakan. Dengan adanya pelintasan antara jalan raya dan jalan kereta, sering terjadi kecelakaan.
”Jadi kami tiadakan pelintasan sebidang sesuai dengan UU Perkeretaapian dan kedua menutup pelintasan jalan sebidang juga,” kata Hari.
Selain kedua jalan layang itu, Bina Marga DKI juga berencana merevitalisasi JPO Karet di Jalan Sudirman, Jakarta.
Ahmad Riza Patria, Wakil Gubernur DKI Jakarta membenarkan, Dinas Bina Marga akan merevitalisasi JPO Karet. Revitalisasi akan membuat JPO lama nantinya berubah bentuk menjadi seperti pinisi.
”Nantinya revitalisasi selain memberi ruang bagi pejalan kaki, juga akan memberikan akses bagi pesepeda. Sementara anggaran untuk revitalisasi sudah dianggarkan dalam anggaran 2021 ini,” kata Ahmad Riza.