Dua Harimau Sumatera di Taman Margasatwa Ragunan Pulih dari Covid-19
Ikhwal paparan virus korona pada kedua harimau di Taman Margasatwa Ragunan belum diketahui.
Oleh
Helena F Nababan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) koleksi Taman Margasatwa Ragunan sembuh dari paparan Covid-19. Namun, kedua satwa dilindungi tersebut masih dalam pemantauan dan observasi dari Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta.
Awalnya, 9 Juli lalu, salah satu harimau bernama Tino yang berusia 9 tahun sakit. Tino menunjukkan gejala klinis, seperti sesak napas, bersin, keluar lendir dari hidung, dan penurunan nafsu makan. Dua hari kemudian, satu harimau lain, Hari, yang berusia 12 tahun kondisinya juga menurun dengan gejala klinis sama dengan harimau Tino.
”Tanggal 14 Juli, kami lakukan pengambilan sampel dengan di-swab kemudian dikirim ke laboratorium Pusat Studi Satwa Primata, IPB, Bogor, Jawa Barat. Hasilnya keluar 15 Juli yang menyatakan kedua satwa terpapar Covid-19,” kata Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta Suzi Marsitawati melalui keterangan resmi, Minggu (1/8/2021).
Surat hasil tes yang ditandatangani Koordinator Laboratorium Bioteknologi Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) Uus Saepuloh atas persetujuan Kepala Pusat Studi Satwa Primata Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat IPB Huda S Darusman tanggal 15 Juli 2021 menunjukkan, Tino dan Hari positif Covid-19.
Pengobatan pun diberikan, seperti pemberian antibiotik, antihistamin, antiradang, dan multivitamin setiap hari. ”Dalam waktu 10-12 hari pengobatan, kondisi kedua satwa berangsur membaik dan pulih,” kata Suzi.
Diisolasi
Secara terpisah, Staf Pelayanan Informasi dan Kehumasan Humas Taman Margasatwa Ragunan, Wahyudi Bambang, menjelaskan, begitu hasil tes usap atas kedua harimau keluar, sudah dilakukan langkah-langkah seperti dilakukan pada manusia yang terpapar virus SARS-CoV-2. Kedua harimau juga diisolasi.
Tino dan Hari dirawat di kandang lain, terpisah dari harimau dan satwa lainnya. Selama perawatan, tim medis dan petugas memberikan makanan, antibiotik, obat-obatan, juga multivitamin.
Kandang kedua ekor harimau itu, jelas Wahyudi, juga dijaga tetap steril. Petugas yang hendak masuk kandang dan merawat, mesti membersihkan alas kaki yang dipakai dengan cairan desinfektan. Kandang juga selalu disemprot dengan desinfektan.
Setelah dua pekan menjalani isolasi, tim medis satwa yang terus memantau akan bisa memutuskan kapan akan dilakukan tes usap lagi kepada kedua harimau itu. “Mereka juga yang akan memutuskan kapan tes swab lagi kepada kedua ekor harimau itu,” jelas Wahyudi.
Suzi mengatakan, meski terpapar Covid-19, kedua harimau tidak menularkan virus kepada manusia. Namun, terkait penyebab keterpaparan virus, hingga kini masih terus ditelusuri.
”Kami juga sudah melakukan tracing kepada perawat dan petugas saat satwa sakit, tidak ada yang terpapar Covid-19. Kami masih menelusuri penyebabnya,” katanya.