Bank Indonesia Dukung Industri Kreatif dan ”Influencer” Muda
Bank Indonesia berkomitmen mendukung potensi anak muda di bidang industri kreatif. Mereka berpotensi mengembangkan industri itu dan menjadi influencer atau pemberi pengaruh kepada masyarakat melalui karya-karya kreatif.
Oleh
Sekar gandhawangi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bank Indonesia berkomitmen mendukung potensi anak muda di bidang industri kreatif. Mereka berpotensi mengembangkan industri tersebut sekaligus menjadi influencer atau pemberi pengaruh kepada masyarakat melalui karya-karya kreatif berkonten positif.
Ini dilakukan dengan mengadakan festival berisi lokakarya dan kompetisi bertajuk BI Netifest 2020 yang digelar di Museum Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (17/1/2020) malam. Kegiatan tersebut sekaligus menjadi ajang sosialisasi BI tentang Standar Kode Respons Cepat Indonesia (Quick Response Indonesian Standard/QRIS).
QRIS merupakan sistem pembayaran nontunai berbasis kode respons cepat (QR Code) nasional. BI mewajibkan penggunaan QRIS sejak 1 Januari 2020.
Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, sebelum BI Netifest diadakan, BI terlebih dulu mengadakan Festival Edukasi BI. Acara puncak rangkaian acara tersebut digelar pada Jumat malam.
”Kegiatan ini buat mengedukasi anak muda tentang peran dan tugas BI, serta menyosialisasikan QRIS,” katanya.
Kegiatan ini buat mengedukasi anak muda tentang peran dan tugas BI, serta menyosialisasikan QRIS.
Acara puncak tersebut ditutup dengan pengumuman pemenang kompetisi blog dan video. Ada 1.707 peserta yang berasal dari seluruh Indonesia. BI mencatat, ada 586 artikel blog dan 1.121 video yang terkumpul untuk dinilai dewan juri.
Para peserta dibagi dalam lima kategori lomba, yakni blog, video satu menit, vlog, film animasi, dan film pendek. Juri menyaring ribuan peserta menjadi 35 orang di setiap kategori.
Para peserta dinilai oleh empat juri, yakni sutradara Riri Riza, animator Wahyu Aditya, youtuber Kevin Hendrawan, dan penulis Alit Susanto. Juara satu di lima kategori tersebut adalah Masruro (blog), Leonard Gahansa (video satu menit), Steeve Muntu (vlog), Sudibyo Saputro (film animasi), dan Sarwadiono (film pendek).
BI juga menayangkan cuplikan video karya-karya para finalis. Salah satu video menampilkan adegan ketika masyarakat bertransaksi di warung tradisional dengan uang tunai. Ada juga video yang menayangkan adegan transaksi dengan QR Code.
Ada juga cuplikan blog yang dibuat para finalis. Blog tersebut menampilkan gambar QRIS beserta penjelasannya.
”Karya-karya peserta itu akan kami tayangkan di kanal komunikasi BI. Ini diharapkan memotivasi generasi muda lain dan bisa menjadi media komunikasi BI yang mudah dipahami milenial,” kata Onny.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengatakan, generasi muda merupakan pemberi pengaruh (influencer) di beragam bidang, termasuk ekonomi. Para pemberi pengaruh tersebut perlu dibekali dengan kreativitas dan kemampuan yang mumpuni dalam membuat konten untuk disebar di dunia maya.
Generasi muda merupakan pemberi pengaruh (influencer) di beragam bidang, termasuk ekonomi.
BI ingin memberi ruang agar anak muda bisa mengembangkan kreativitas. Ini dinilai penting karena Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada 2030.
”Kalau anak-anak muda tidak berdaya, mereka akan jadi beban. BI tidak mau seperti itu. Kami ingin kalian unggul melalui industri kreatif karena ini sektor yang potensial,” kata Destry.