Gangguan Kejiwaan, AK Tak Terlibat Terorisme

DIDIE SW

Ilustrasi

SAMARINDA, KOMPAS - Polisi, Minggu (3/6/2018), masih memeriksa AK (32) yang sehari sebelumnya ditangkap karena memasuki halaman Polresta Samarinda, Kaltim, tanpa melapor dan gerak-geriknya mencurigakan. Sejauh ini, polisi menyimpulkan AK terganggu kejiwaannya, bukan teroris, dan tidak ada keterlibatan dengan kelompok teroris.

“Kami masih menunggu hasil dari tim medis tentang kondisi kejiwaan yang bersangkutan,” ujar Ipda Danovan, Kepala Humas Polresta Samarinda, Minggu sore.

Untuk sementara, polisi menyimpulkan bahwa AK yang bekerja sebagai pemasang gorden ini mengalami gangguan kejiwaan. Sebelumnya, Kapolresta Samarinda Komisaris Besar Vendra Riviyanto menyebut, dari keterangan manajer hotel tempat AK bekerja, dan kedua orangtuanya, AK disebut sering berperilaku tidak wajar, dan mengalami gangguan mental.

Saat ditanyakan apakah perilaku AK selama menjalani pemeriksaan menunjukkan gejala gangguan kejiwaan seperti linglung dan bingung, Danovan membenarkan.

Seperti diketahui, AK, Sabtu pagi kemarin memasuki halaman Mapolresta Samarinda dari pintu keluar. Sejumlah polisi yang sedang melakukan kerja bakti dan olahraga, cepat mendatangi dan mengepung AK.

Gerak-gerik AK dianggap mencurigakan, terlebih lagi dia membawa tas ransel dan tidak melapor ke pos jaga di depan. AK langsung ditangkap. Tasnya berisi antara lain peralatan kerja untuk memasang gorden, ponsel, dan komputer jinjing.

Sejauh ini, untuk sementara, pihak Polresta Samarinda menyimpulkan bahwa AK bukan teroris, dan tidak ada keterlibatan dengan kelompok teroris.

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Kaltim Komisaris Besar Ade Yaya Suryana, mengatakan, penangkapan AK adalah tindak preventif. Seperti diketahui, pascaaksi teror bom di Surabaya, Jawa Timur, instansi kepolisian mengetatkan penjagaan.