JAYAPURA, KOMPAS- Momen Natal di Papua tak hanya menjadi seremonial memeringati kelahiran Yesus Kristus. Natal juga menjadi momen merintis jalan perdamaian di tanah Papua.
Hal itu disampaikan Pastor James Kosay yang ditemui sesuai misa Natal di Gereja Gembala Baik Abepura, Kota Jayapura, Selasa (25/12/2018).
James mengatakan, wilayah Papua selalu mengalami gangguan keamanan setiap akhir tahun yang menimbulkan korban jiwa. Padahal, warga sangat berharap Papua penuh damai bisa terwujud.
Kepolisian Daerah Papua mencatat, sepanjang 2008 hingga 2018, total sebanyak 30 anggota polisi tewas dan 59 anggota polisi cedera akibat serangan dari kelompok kriminal bersenjata. Sementara warga sipil yang tewas ditembak kelompok kriminal bersenjata di daerah pegunungan tengah Papua seperti Puncak, Puncak Jaya, Nduga dan Lanny Jaya sebanyak 96 orang dan 117 orang lainnya mengalami luka luka.
"Warga menginginkan kedamaian di Papua bukan hanya harapan. Pemerintah bersama seluruh pihak bisa membuat langkah konkret untuk perdamaian di Papua, " kata Pastor Paroki Gereja Gembala Baik ini.
Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan, Natal menjadi momen agar perdamaian kembali tercipta di Papua. Kelompok yang menebar teror keamanan harus menghentikan aksinya.
"Kami mengutuk kelompok yang terlibat aksi penyerangan. Pihak TNI dan Polri yang berwenang terkait masalah di Nduga karena sesuai tugas dan fungsinya," tegas Lukas.
Ketua Koordinator Gereja Kingmi Kabupaten Nduga, Pendeta Nathaniel Tabuni mengaku, pihaknya merasa bersyukur pelaksanaan ibadah Natal di Nduga berjalan dengan penuh damai.
"Kami berharap Presiden Joko Widodo, Pemprov Papua, Pemda Nduga dan aparat kepolisian beserta TNI menjamin adanya kedamaian di Nduga. Sebab, kami juga adalah warga Indonesia, " kata Nathaniel.
Ia pun berharap pasca insiden penyerangan 28 pekerja Istaka Karya pada 2 Desember 2018 di Puncak Bukit Kabo, Distrik Yigi, oleh kelompok kriminal bersenjata Egianus Kogoya tidak menghentikan pembangunan jalan Trans Papua dari Wamena ke Kenyam. Sebab, infrastruktur ini sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat.
Total sebanyak 24 orang yang telah ditemukan tim gabungan TNI dan Polri dengan rincian 17 orang meninggal dunia dan 7 orang selamat. Empat pekerja belum ditemukan hingga kini. Adapun identitas keempat korban adalah Muhammad Ali Akbar, Petrus Ramli, Hardi Ali dan Riki Simanjuntak.