Perbaikan Kapal Rusak karena Tsunami Selesai Februari
Oleh
Dwi Bayu Radius
·2 menit baca
PANDEGLANG, KOMPAS — Perbaikan kapal-kapal yang rusak karena tsunami di Kabupaten Pandeglang, Banten, direncanakan selesai pada Februari 2019. Para staf Kementerian Kelautan dan Perikanan akan berkeliling untuk memperbaiki kapal-kapal itu.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap di Dinas Perikanan Kabupaten Pandeglang Raden Andriawan di Pandeglang, Banten, Kamis (24/1/2019), mengatakan, hingga 15 Januari 2019, tercatat 707 kapal yang rusak. Namun, tingkat kerusakan itu belum diklasifikasi.
”Masih dikelompokkan, apakah rusak ringan, sedang, atau berat. Data mengenai jumlah dan kerusakan kapal-kapal itu terus diperbarui dan harus selesai pekan ini,” katanya.
Semua direktorat jenderal di Kementerian Kelautan dan Perikanan akan dilibatkan tak hanya untuk perbaikan kapal. Bantuan modal juga akan disalurkan.
”Ada kerja sama KKP dengan perbankan dan BUMN. Selain itu, perusahaan swasta akan berpartisipasi,” katanya. Menurut Andriawan, perusahaan swasta berencana memberikan dukungan dengan dana tanggung jawab sosial.
”Tsunami juga merusak keramba, jaring, dan bagan. Nelayan yang ingin kapalnya diperbaiki harus menyampaikan pengajuan,” ujarnya. Menurut Andriawan, KKP akan mengajak masyarakat melestarikan hutan bakau. Bantuan bibit bakau akan diberikan kepada kelompok-kelompok masyarakat yang bersedia merawatnya.
Menurut Bupati Pandeglang Irna Narulita, kerugian karena kerusakan kapal yang dihantam tsunami bervariasi. Kerugian karena kerusakan kapal berbobot kurang dari 3 gros ton (GT), misalnya, rata-rata sekitar Rp 20 juta, 3 GT sebesar Rp 30 juta, 5 GT sebesar 200 juta, dan 10 GT sebesar Rp 400 juta.
Tsunami yang melanda Kabupaten Pandeglang, Sabtu (22/12/2018), juga merusak 13 tempat pelelangan ikan dengan kerugian total sebesar Rp 7,8 miliar. Selain itu, tsunami merusak tambak udang seluas 1 hektar dengan kerugian sebesar Rp 1 miliar.