Kepala Sekolah Tak Tahu Jadwal Susur Sungai Ekskul Pramuka
Kepala SMP Negeri 1 Turi mengaku tidak tahu jadwal susur sungai ekstrakurikuler Pramuka di Sungai Sempor, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (22/2/2020). Meski begitu, kegiatan itu memang rutin digelar.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Kepala SMP Negeri 1 Turi mengaku tidak tahu jadwal penyelenggaraan kegiatan susur sungai ekstrakurikuler Pramuka yang dihelat di Sungai Sempor, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (21/2/2020). Meski begitu, susur sungai diakui acara rutin sekolah.
Kepala SMPN 1 Turi Tutik Nurdiana mengatakan, kegiatan susur sungai merupakan kegiatan rutin dalam ekstrakurikuler Pramuka di sekolah itu. ”Kemarin itu memang ada kegiatan susur sungai. Itu (susur sungai) merupakan kegiatan rutin di latihan Pramuka. Jadi, ini murni kegiatan sekolah,” katanya.
Para guru yang menjadi pendamping kegiatan tidak memberi tahu Tutik (kepala sekolah).
Meski begitu, Tutik mengaku tidak tahu bahwa para murid SMPN 1 Turi akan mengikuti kegiatan susur sungai pada Jumat kemarin. Hal itu karena para guru yang menjadi pendamping kegiatan tidak memberi tahu Tutik.
”Jujur saya memang tidak mengetahui program susur sungai kemarin itu. Mereka tidak matur (bilang), mungkin karena anak-anak Turi melakukan susur sungai itu hal biasa,” kata Tutik yang baru menjadi Kepala SMPN 1 Turi sejak 1,5 bulan lalu.
Tutik menambahkan, dalam kegiatan susur sungai Jumat lalu, ada tujuh guru SMPN 1 Turi yang menjadi pendamping. Para pendamping itu mesti mengawasi 249 murid yang menjadi peserta susur sungai.
”Bagi kami, karena anak-anak itu juga penduduk Turi dan mereka familiar dengan lingkungan Turi, jadi itu (susur sungai) bukan hal khusus,” katanya.
Ketua Kwartir Daerah DIY Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi mengatakan, meski sudah rutin dilakukan, kegiatan Pramuka seperti susur sungai seharusnya dilakukan atas izin kepala sekolah. Selain itu, pelaksanaan kegiatan seperti susur sungai semestinya mempertimbangkan kondisi cuaca.
”Para pembina harus lebih berhati-hati dalam memilih kegiatan outdoor. Sebelum berangkat, harus mengetahui risiko-risiko yang ada. Apalagi, jumlah siswa yang dibawa, kan, 200 lebih, sementara pendampingnya hanya tujuh,” ungkap GKR Mangkubumi yang juga putri pertama Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X.
Seperti diberitakan, sejumlah murid SMPN 1 Turi hanyut saat mengikuti kegiatan susur sungai di Sungai Sempor, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Sleman, Jumat (21/2/2020) sore. Berdasarkan data Badan SAR Nasional (Basarnas) Yogyakarta, jumlah peserta susur sungai itu 249 orang. Mereka berasal dari kelas VII dan VIII SMPN 1 Turi.
Dari total 249 peserta, 239 orang selamat. Hingga Sabtu siang, jumlah korban meninggal delapan orang. Sementara itu, dua murid lainnya masih dalam pencarian.
Hari ini juga dilangsungkan sejumlah acara pemakaman para murid korban terseret arus pada kegiatan susur sungai Jumat kemarin. Kerabat dan keluarga korban tak kuasa menahan pilu saat mengantar para korban menuju liang lahat.
Upaya pencarian pada Sabtu ini membuahkan hasil. Dua siswi SMPN 1 Turi yang hilang terseret arus dalam kegiatan susur Sungai Sempor di Kabupaten Sleman ditemukan dalam kondisi meninggal. Petugas masih fokus mencari dua siswi lain yang masih hilang.
Kerabat dan keluarga korban tak kuasa menahan pilu saat mengantar para korban menuju liang lahat.
Kepala Badan SAR Nasional DI Yogyakarta Lalu Wahyu Effendi menyampaikan, identitas siswi yang ditemukan itu bernama Nadine Fadilah (kelas VII). Ia ditemukan di DAM Lengkong, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, sekitar pukul 10.15. Jaraknya sekitar 5 kilometer dari lokasi kejadian.
Sebelumnya, pada Sabtu pagi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluarkan laporan terdapat satu korban lagi yang sudah ditemukan dalam kondisi meninggal. Korban bernama Faneza Dida (kelas VII).
Pada Jumat (21/2/2020) dilaporkan enam korban ditemukan dalam kondisi meninggal. Korban itu ialah Sofie Aulia (kelas VIII), Arisma Rahmawati (kelas VII), Nurazizah (kelas VIII), Latifa Zulfaa (kelas VIII), Khoirun Nisa (kelas VII), dan Evita Putri Larasati (kelas VII).
Para korban termasuk dalam rombongan 249 siswa SMPN 1 Turi yang melakukan kegiatan susur sungai pada Jumat sore. Kegiatan itu masuk dalam ekstrakurikuler Pramuka. Dari 249 siswa, 239 orang selamat.