Meredam Ancaman lewat Teknologi Digital
Kabar bohong mengenai ancaman virus korona baru dan Covid-19 yang merebak di era digital membuat ancamannya semakin menakutkan. Namun, platform digital juga bisa dimanfaatkan memahami pencegahan dan penyebarannya.
Kabar bohong mengenai ancaman virus korona (SARS-CoV-2) dan Covid-19 yang merebak di era digital membuat ancamannya semakin menakutkan. Namun, platform digital juga bisa dimanfaatkan memahami pencegahan dan penyebarannya.
Diskusi Mencegah dan Menghadapi Infeksi Covid-19 yang digelar Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (5/3/2020), berjalan penuh energi. Ada lima narasumber yang dihujani puluhan pertanyaan. Diikuti ribuan peserta, interaksi diskusi tidak digelar dalam ruangan. Mereka berdialog lewat platform digital, webinar, dan Youtube.
Pesertanya beragam. Sebagian besar petugas medis di rumah sakit dan puskesmas di Jabar. Namun, tak sedikit juga ada warganet. Tak hanya dari Jabar, tetapi juga Lampung, DKI Jakarta, Bali, hingga Sulawesi Utara.
Sebelum tanya jawab, lima narasumber dari RSHS memaparkan pokok pembahasan tentang Covid-19. Topiknya meliputi epidemiologi, etiologi, dan cara penularan; manifestasi klinis, patogenesis penyakit, dan diagnosis; hingga cara pengambilan spesimen dan pemeriksaan untuk deteksi. Selain itu, ada juga alur penemuan kasus dan cara rujukan serta pencegahan.
Baca juga: Mandiri Saling Jaga Diri Tak Cukup
Semula diskusi ini hanya disiapkan melalui webinar. Namun, karena kapasitasnya terbatas, hanya 100 akun sementara peminatnya membeludak, pihak penyelenggara menayangkannya juga melalui Youtube di akun kanal RSHS.
Pertanyaan paling banyak diajukan lewat Youtube. Salah satunya akun ”Dokterku” yang bertanya mengenai kemungkinan transmisi (penularan) vertikal dari ibu hamil ke janinnya.
Salah satu narasumber, dokter spesialis anak dan subspesialis infeksi, Anggraini Alam, mengatakan, transmisi vertikal bisa terjadi pada ibu hamil. ”Sudah ada kasusnya di China. Bayi dinyatakan terinfeksi Covid-19, 30 jam setelah dilahirkan. Namun, kondisi klinisnya baik,” ujarnya.
Anggraini mengatakan, penyebaran virus itu dapat dicegah dengan meningkatkan daya tahan tubuh. Yang tak kalah penting, memastikan sirkulasi udara baik agar virus terdelusi sehingga potensi untuk menginfeksi rendah.
Transmisi vertikal bisa terjadi pada ibu hamil. Sudah ada kasusnya di China. Bayi dinyatakan terinfeksi Covid-19, 30 jam setelah dilahirkan. Namun, kondisi klinisnya baik.
Akun ”Komiteppi rskiakotabandung” menanyakan tindakan yang harus dilakukan terhadap pasien yang baru pulang dari negara terpapar Covid-19. Namun, pasien tidak memiliki gejala terinfeksi virus korona (SARS-CoV-2), seperti batuk, pilek, dan sesak napas.
Narasumber lainnya, dokter spesialis penyakit dalam subspesialis penyakit tropis dan infeksi, Rudi Wicaksana, menjelaskan, masa inkubasi Covid-19 hingga 14 hari. Oleh sebab itu, sampai jangka waktu tersebut, pasien disarankan mengisolasi diri di rumah.
”Batasi kegiatan dan interaksi dengan orang lain. Jika dalam 14 hari terdapat gejala (Covid-19), segera periksakan ke rumah sakit,” ujarnya.
Sementara itu, petugas kesehatan yang mengikuti diskusi lewat webinar lebih banyak bertanya cara pengambilan spesimen dan perlindungan terhadap tenaga medis. Dokter di Laboratorium Patalogi Klinik RSHS, Basti Andriyoko, mengatakan, terdapat sejumlah spesimen yang diambil dari pasien. Beberapa di antaranya apus nasofaring dan orofaring, sputum, serta serum.
”Petugas medis wajib menggunakan alat pelindung diri, seperti respirator, pelindung mata, pakaian tertutup, dan sarung tangan. Keamanan dalam pengambilan sampel tak boleh diabaikan,” ujarnya.
Petugas medis wajib menggunakan alat pelindung diri, seperti respirator, pelindung mata, pakaian tertutup, dan sarung tangan. Keamanan dalam pengambilan sampel tak boleh diabaikan.
Dokter spesialis anak, Djatnika Setiabudi, mengatakan, secara umum, Covid-19 menular melalui droplet (percikan), saat batuk, bersin, dan berbicara. Jarak sebarnya 1-2 meter. ”Selain mencegah kontak langsung dengan pasien, upayakan tangan tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut. Karena bisa saja tangan kita menyentuh benda yang terpapar droplet. Jadi, kita harus rajin cuci tangan,” ujarnya.
Lebih dari 2,5 jam berlalu, diskusi pun berakhir. Tidak semua pertanyaan sempat dijawab. Namun, banyak informasi yang diperoleh dibantu kemajuan teknologi.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga memanfaatkan platform digital untuk memverfikasi informasi mengenai Covid-19. Sejak Selasa (3/3/2020), dibentuk Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (Pikobar) di Gedung Sate, Kota Bandung.
Saat disambangi, Rabu (4/3/2020), informasi mengenai Covid-19 tersaji pada puluhan layar monitor di Pikobar. Sepuluh petugas mengamati pemberitaan media massa dan unggahan warganet di media sosial terkait penyebaran virus tersebut.
Ketika stasiun televisi mewartakan informasi virus korona baru, siaran tersebut ditampilkan di layar lebih besar agar lebih mudah diamati. Layar lainnya menampilkan lokasi pelapor terakhir dan persebaran penduduk di Jabar.
Baca juga: Lima Pasien Terduga Covid-19 Diobservasi di Bandung
Pikobar juga menyediakan layanan telepon aduan melalui nomor 119 dan 08112093306. Aduan akan diterima oleh petugas yang bersiaga 24 jam.
Informasi yang dikumpulkan akan dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan Jabar. Setelah divalidasi, informasi tersebut diteruskan kepada Dinas Kesehatan kabupaten/kota sesuai aduan yang diproses.
Pikobar juga menyediakan layanan konfirmasi berita ataupun kabar bohong terkait virus korona baru. Sejak Rabu (4/3/2020) pagi hingga pukul 14.00, layanan ini menerima sambungan telepon sebanyak 28 kali, pesan Whatsapp (WA) 37 kali, dan 6 kali telepon WA.
”Ini saatnya kami menguatkan masyarakat. Memang sudah ada kejadian (virus korona), tetapi dengan informasi yang jelas, masyarakat jadi tidak panik,” ujar Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Pemprov Jabar Hermansyah.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil berharap beragam terobosan digital ikut meredam ancaman Covid-19. Dengan fasilitas kesehatan yang disediakan, keamanan dan kenyamanan warga jadi yang utama.
Saat ini, ada tujuh rumah sakit rujukan di Jabar menangani pasien suspect Covid-19. Ketujuh rumah sakit itu adalah RSHS (Kota Bandung), RS Dr Slamet (Kabupaten Garut), RS Gunung Jati (Kota Cirebon), RS Paru Dr H A Rotinsulu (Kota Bandung), RS R Syamsudin (Kota Sukabumi), RSUD Indramayu, dan RSUD Subang.
Ini saatnya kami menguatkan masyarakat. Memang sudah ada kejadian (virus korona), tetapi dengan informasi yang jelas, masyarakat jadi tidak panik.
Sampah di dunia maya juga dibersihkan. Tim Jabar Sapu Bersih (Saber) Hoaks yang menanganinya. Sejak awal 2020 hingga Rabu, tim Jabar Saber Hoaks menerima 867 aduan dari masyarakat. Sejumlah 326 aduan di antaranya atau 37,6 persen terkait dengan informasi virus korona baru.
Sekitar 54 aduan teridentifikasi hoaks. Masyarakat diminta tidak memercayai informasi dari sumber yang tidak valid dan tak ikut menyebarkannya.
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait Covid-19, Pemprov Jabar memanfaatkan aplikasi Sapa Warga. Aplikasi ini ada di setiap ponsel pintar yang dipegang 26.000 ketua RW di Jabar.
”Kami menyebarkan informasi berkaitan tentang penanggulangan dan penanganan Covid-19. Karena yang paling penting bagaimana masyarakat mengetahui gejalanya,” ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jabar Setiaji.
Semua informasi Covid-19 yang beredar di masyarakat maupun sosial media dihimpun dan diklarifikasi Jabar Saber Hoaks. Hasil klarifikasi itu disampaikan ke masyarakat melalui aplikasi Sapa Warga.
Baca juga: Jabar Pantau Virus Korona dari Pikobar
Lewat aplikasi Sapa Warga, ketua RW juga dapat melaporkan warganya yang memiliki gejala Covid-19, seperti sesak napas, demam, dan pernah berkunjung ke negara terpapar virus korona. Laporan tersebut akan diteruskan ke Pikobar sehingga bisa segera ditangani.
Ancaman virus korona belum berhenti. Virus ini telah menjalar ke 74 negara di lima benua. Hingga saat ini, belum ada negara yang mengonfirmasi menemukan vaksin bagi korona.
Namun, dampak buruk virus korona baru dapat diminimalkan. Kemudahan menyampaikan informasi dalam dunia digital bisa menjadi salah satu kekuatannya.