Antisipasi Penanganan Pasien, Sulteng Siapkan Enam Rumah Sakit Pendukung
Pemprov Sulteng menyiapkan enam rumah sakit pendukung untuk mengantisipasi kondisi terburuk dalam menangani pasien terkait Covid-19. Keenam rumah sakit tersebut mendukung lima rumah sakit rujukan yang telah ditentukan.
Oleh
videlis jemali
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menyiapkan enam rumah sakit pendukung untuk mengantisipasi kondisi terburuk dalam menangani pasien yang terkait dengan Covid-19. Keenam rumah sakit tersebut mendukung lima rumah sakit rujukan yang telah ditetapkan pemerintah.
Hal itu disampaikan Gubernur Sulteng Longki Djanggola seusai memimpin rapat koordinasi dengansejumlah pihak terkait dengan pencegahan Covid-19 di Palu, Sulteng, Senin (16/3/2020). ”Enam rumah sakit back-up akan kami buatkan surat keputusannya,” ujarnya.
Rumah sakit pendukung itu penting mengingat terbatasnya kapasitas rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Sulteng.
Rumah sakit pendukung itu penting mengingat terbatasnya kapasitas rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Sulteng. Sebagai contoh, RSU Undata, Palu, yang merupakan rumah sakit rujukan pusat, memiliki 24 tempat tidur khusus untuk pasien. Ini bertambah dari jumlah semula yang hanya 12 tempat tidur.
Di RSU Anatapura, Palu, tempat tidur yang tersedia 12 unit dengan empat ruang dan empat tidur khusus untuk pasien yang sudah positif Covid-19. Tiga rumah sakit rujukan lainnyaadalah RSU Mokopido di Kabupaten Tolitoli, RSU Luwuk (Banggai), dan RSU Kolonodale (Morowali Utara). Adapun enam rumah sakit pendukung berada di Palu, yakni RS Bhayangkara, RS dr Sindu Trisno, RS Madani, RS Budi Agung, RS Woodward, dan RS Samaritan.
Longki menegaskan, pihaknya siap untuk menghadapi situasi terburuk. Semua rumah sakit rujukan sudah membentuk satuan tugas. Namun, ia meminta agar rumah sakit yang bukan rujukan mengikuti protokol supaya tak terjadi penumpukan pasien di rumah sakit rujukan.
Saat dihubungi, Wakil Direktur Pelayanan Medis RSU Undata Amsyar Praja mengonfirmasi ada penambahan tempat tidur untuk pasien terkait Covid-19. ”Semula hanya ruang lantai dua yang dipakai, tetapi saat ini ruang-ruang di lantai satu juga disiapkan. Jadi, betul ada 24 tempat tidur disiapkan,” katanya.
Rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Sulteng itu saat ini merawat dua pasien dalam pengawasan terkait Covid-19. Keduanya diisolasi. Status keduanya masih menunggu hasil pemeriksaan sampel.
Dalam rapat koordinasi tersebut, diputuskan Pemprov Sulteng membatasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang. Kegiatan pendidikan dari tingkat usia dini, taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, hingga sekolah menengah atas diliburkan selama 16-29 Maret. ”Kurangi kontak, kurangi pertemuan, kurangi macam-macam aktivitas (yang mengumpulkan banyak orang),” kata Longki.
Putusan tersebut dibuatkan dalam formulasi surat edaran yang ditujukan kepada kepala dinas di lingkungan provinsi dan bupati/wali kota se-Sulteng. Ada 20 poin yang dicantumkan di surat edaran itu.
Meskipun libur, kegiatan-belajar-mengajar tetap berjalan dengan memanfaatkan model-model pembelajaran berbasis dalam jaringan. Orangtua juga diminta untuk mengawasi belajar-mengajar anak.
Semua wisatawan asing untuk sementara tidak diizinkan masuk ke destinasi wisata di Sulteng.
Namun, ”libur” tak diterapkan kepada siswa kelas XII di tingkat sekolah menengah kejuruan yang saat ini mulai melaksanakan ujian nasional. Hal itu juga berlaku untuk siswa kelas XII SMA yang akan menggelar ujian nasional minggu depan. Pencegahan diperketat dengan pengukuran suhu tubuh siswa dan penyediaan cairan pencuci tangan.
Longki menyebutkan, di lingkup dinas atau organisasi perangkat daerah, kegiatan-kegiatan yang menghimpun orang banyak dihindari, seperti apel pagi dan pertemuan. Namun, aparat pegawai negeri sipil masih tetap bekerja di kantor. Perjalanan dinas ke luar negeri dan daerah yang sudah terjangkit Covid-19 pun ditangguhkan.
Di sektor pariwisata, kata Kepala Dinas Pariwisata Sulteng I Nyoman Sriadijaya mengatakan, semua wisatawan asing untuk sementara tidak diizinkan masuk ke destinasi wisata di Sulteng. Kapal pesiar yang hendak berlabuh di Kabupaten Tolitoli sudah ditolak. Pemeriksaan suhu badan dan penyemprotan disinfektan terus dilakukan di pusat-pusat mobilitas orang, seperti pelabuhan dan bandara.