Jumlah pasien dalam pengawasan ataupun orang dalam pemantauan terkait penyakit Covid-19 di Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terus meningkat. Sebagian besar merupakan pendatang dari Jakarta dan sekitarnya.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·4 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Jumlah pasien dalam pengawasan ataupun orang dalam pemantauan terkait dengan penyakit Covid-19 di Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terus meningkat. Sebagian besar merupakan pendatang dari Jakarta dan sekitarnya, bahkan dari luar negeri.
Hingga Kamis (26/3/2020), jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Kabupaten Cirebon mencapai 22 orang. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan pekan lalu, yakni 11 PDP. Sebanyak 19 pasien masih dirawat di ruangan isolasi sejumlah rumah sakit rujukan. Tiga pasien lainnya telah selesai menjalani perawatan dan dinyatakan negatif Covid-19.
Adapun jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di Kabupaten Cirebon sebanyak 100 orang. Saat ini, dinas kesehatan setempat memantau 31 orang selama 14 hari. Adapun 69 orang lainnya telah selesai menjalani pemantauan. Mereka diketahui pernah kontak dengan pasien terinfeksi Covid-19 atau baru datang dari wilayah yang terkonfirmasi kasus positif Covid-19.
Hingga Rabu kemarin, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia 790 kasus, sebanyak 463 kasus ditemukan di DKI Jakarta. Korban meninggal akibat Covid-19 mencapai 58 orang, 31 di antaranya ada di DKI Jakarta.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon Nanang Ruhyana mengatakan, sebagian besar PDP dan ODP berasal dari Jakarta dan sekitarnya serta pekerja migran Indonesia. Adapun kasus positif Covid-19 di Cirebon tercatat satu orang.
PDP dan ODP kini tersebar di 24 kecamatan di Cirebon. Namun, Nanang enggan menyebutkan kecamatan tersebut. Pihaknya tengah membuat peta persebaran ODP, PDP, dan kasus terinfeksi positif secara daring.
Di Kota Cirebon, jumlah ODP mencapai 81 orang. Sebanyak 76 orang masih dalam pemantauan dinkes setempat. Adapun seorang PDP masih dirawat di ruangan isolasi RSD Gunung Jati. ”Hampir semuanya merupakan pendatang dari luar Kota Cirebon,” kata Kepala Dinkes Kota Cirebon Edy Sugiarto.
Ketua Tim Infeksi Emerging RSD Gunung Jati dr Syifa Imelda mengatakan, hampir 100 persen pasien terkait Covid-19 habis bepergian dari luar kota, bahkan luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, dan Amerika Serikat. Pihaknya mencatat, lebih dari 66 orang memeriksakan diri di RSD Gunung Jati karena khawatir terjangkit virus korona baru.
Dari jumlah itu, sebanyak 35 orang masuk kategori ODP, 8 PDP, dan seorang positif Covid-19. Sebanyak 22 orang lainnya tidak masuk dalam ketiga kategori tersebut. Persoalannya, Syifa mengatakan, pihaknya hanya mampu merawat enam PDP di ruangan isolasi. Bahkan, tiga pasien berada di ruang tunggu karena ruangan isolasi penuh.
Pihaknya terus berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan lini kedua, bahkan sampai ke Bandung. ”Tetapi, di sana juga penuh. Jadi, tolong jangan menambah beban kami. Sebaiknya di rumah saja. Biarkan kami, tenaga medis, berjuang di rumah sakit,” kata Syifa.
Meskipun pemerintah telah mengimbau masyarakat belajar, bekerja, dan beribadah di rumah, mobilisasi warga dari Jakarta dan sekitarnya ke wilayah Cirebon masih terjadi. PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 3 Cirebon mencatat, dalam dua pekan terakhir, rata-rata penumpang yang turun di stasiun-stasiun di wilayah Daop 3 Cirebon sebanyak 4.396 orang per hari.
”Padahal, normalnya, jumlah penumpang yang turun mencapai 5.800–6.000 orang. Bahkan, akhir pekan bisa 7.000 penumpang,” kata Manajer Humas PT KAI Daop 3 Cirebon Luqman Arif. Pihaknya tidak mengetahui pasti apakah penumpang yang masih menggunakan kereta api merupakan pemudik dari Jakarta dan sekitarnya.
Namun, penurunan jumlah penumpang tersebut dipengaruhi oleh wabah Covid-19. Pihaknya juga telah membatalkan delapan dari 18 perjalanan KA Argo Cheribon tujuan Cirebon dan Gambir. ”Mulai 1 April, menurut rencana, ada 10 perjalanan KA Argo Cheribon yang dibatalkan. Ini untuk mengurangi mobilitas warga sesuai anjuran pemerintah,” ujarnya.
Terminal Harjamukti, Cirebon, juga terdampak wabah Covid-19. ”Bus yang beroperasi saat ini hanya 70 kendaraan. Padahal, kalau normal, bisa 150 bus. Satu bus sekarang bahkan hanya membawa lima penumpang,” kata Kepala Tata Usaha Terminal Harjamukti, Cirebon, Entis Sutisna.
Pihaknya pun telah menyiapkan langkah antisipasi penyebaran Covid-19 di terminal. Pekan lalu, misalnya, pihaknya bersama PMI Kota Cirebon menyemprotkan disinfektan ke seluruh area terminal. Tempat cuci tangan juga tengah dibuat di dekat ruang tunggu penumpang.
”Mulai hari ini kami juga mengukur suhu tubuh penumpang yang datang. Jika ada yang demam, mereka akan diperiksa lebih lanjut,” ujar Entis.