Kepanikan terkait pandemi Covid-19 dapat berbuntut timbulnya berbagai masalah baru, termasuk gangguan kesehatan. Sejumlah langkah dapat dilakukan warga untuk membangun kesehatan pikiran dan raga selama berada di rumah.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
Hari-hari ini banyak orang diliputi kekhawatiran tertular penyakit Covid-19. Beberapa di antaranya bahkan mencapai taraf yang lebih parah. Kepanikan berbuntut timbulnya masalah baru yang mengganggu kesehatan.
Sudah dua pekan terakhir Hesti (52), warga Kota Jambi, mengalami sulit tidur. Telapak tangannya kerap berkeringat dingin dan denyut jantung terasa tak beraturan. Hampir sepanjang waktu ponsel berada dalam genggaman tangannya.
Beragam pesan video serta foto dalam linimasa terkait Covid-19 pun tak pernah lepas dari pantauannya. Riuhnya suasana yang terjadi serta masifnya informasi yang beredar perihal penyakit itu ia rasakan mencekam. ”Jangan-jangan saya sudah ikut tertular juga,” ujarnya, Minggu (29/3/2020).
Kegelisahan itu ia sampaikan kepada psikolog dalam pesan teks berbasis Whatsapp, pekan lalu. Psikolog menanyakan beberapa hal. Akhirnya, muncul kesimpulan bahwa ketegangan yang dialaminya akibat terlalu banyak terpapar informasi lewat ponsel.
Psikolog pun menyarankan Hesti untuk mengurangi porsi menyimak isi ponsel. Ia didorong memanfaatkan waktu di rumah dengan lebih banyak berolahraga, berdoa, serta mengonsumsi lebih banyak sayur dan buah-buahan. ”Semuanya dilakukan di rumah selama masa pandemi ini,” katanya menirukan saran psikolog.
Psikolog pun menyarankan Hesti untuk mengurangi porsi menyimak isi ponsel.
Meski tak mudah, Hesti berupaya membatasi diri membuka ponsel. Adakalanya ia sengaja matikan akses internet. ”Pikiran mulai lebih tenang. Rasa panik juga mulai berkurang,” ucapnya.
Tak hanya dialami Hesti, kepanikan serupa dikeluhkan banyak warga lain. Khususnya sejak kebijakan untuk bekerja dan belajar di rumah mulai diterapkan, banyak orang menghabiskan waktu luangnya dengan menggunakan ponsel.
Hal itu menjadi kesimpulan sementara tim gabungan Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) dan Ikatan Psikologi Klinis Wilayah Jambi setelah menyelenggarakan layanan konsultasi psikologi gratis terkait Covid-19 via daring.
Sebanyak 12 psikolog menjadi sukarelawan dalam program yang berjalan sejak Senin pekan lalu itu. ”Konsultasi dibuka gratis dan bagi siapa saja yang mengalami keluhan psikologis terkait pandemi Covid-19,” kata Nofrans Eka Saputra, Ketua Himpsi Provinsi Jambi.
Setelah program dibuka, ternyata banyak warga yang mengadukan keluhan khawatir akan tertular. Ada pula yang mulai panik akan situasi yang dirasakan serba tak pasti. ”Sampai-sampai kami temukan ada pasien yang kondisinya cukup parah mengarah pada keluhan kesehatan akibat panik,” ujarnya.
Kalau sudah parah, lanjut Nofrans, pasien diarahkan untuk menyetop masuknya arus informasi terkait Covid-19. ”Pasien diminta menenangkan pikiran dan membebaskan diri dari paparan linimasa,” katanya.
Salah seorang pasien, Nuri, yang tengah mengarantina dirinya sendiri di rumah, sempat menanyakan apakah ada obat untuk membuat dirinya kembali baik-baik saja. Kalau sudah begitu, psikolog akan mengatakan bahwa obatnya adalah antibodi itu sendiri. Antibodi akan tumbuh dengan cara menjaga kebugaran tubuh lewat olahraga dan memelihara kesehatan pikiran.
Menurut Nofrans, banyak langkah yang dapat dilakukan oleh warga yang tengah mengarantina diri di rumah. Salah satu yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan waktu dengan menata barang sesuai seleranya, lalu bersantai. Lalu, mengolah pikiran dengan cara fokus pada hal-hal yang baik.
Agar tetap produktif, warga dapat membuat sejumlah rencana aktivitas atau melakukan sejumlah pekerjaan yang tertunda. Selain itu, lakukan peregangan otot secara berkala. Praktikkan juga teknik bernapas dalam-dalam secara berkala. Jangan lupa untuk memperbanyak waktu beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Terakhir, batasi diri mengakses media sosial. Gunakan ponsel secukupnya untuk terhubung dengan keluarga dan relasi dekat.