Antisipasi Lonjakan Kasus, Magelang Tambah Tempat Tidur dan RS Rujukan
Kota Magelang menyiapkan tambahan 138 tempat tidur dan rumah sakit rujukan baru khusus pasien Covid-19. Upaya ini dilakukan mengantisipasi potensi lonjakan kasus akibat kedatangan para pemudik dari sejumlah daerah.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Magelang menyiapkan tambahan 138 tempat tidur dan rumah sakit rujukan baru guna merawat pasien Covid-19. Upaya ini untuk mengantisipasi kemungkinan lonjakan kasus akibat kedatangan para pemudik dari sejumlah kota.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan sekaligus Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Magelang Sri Harso dalam acara jumpa pers, Selasa (31/3/2020). Sebanyak 138 tempat tidur tersebut tersebar di tiga rumah sakit.
Tambahan terbanyak disiapkan di rumah sakit rujukan lini satu, yakni Rumah Sakit Umum Tidar, sebanyak 62 tempat tidur. Adapun di dua rumah sakit yang menjadi rumah sakit rujukan lini dua, RST dr Soedjono dan RSJ Prof Dr Soerojo, masing-masing disiapkan 45 tempat tidur dan 30 tempat tidur.
Adapun rumah sakit rujukan baru yang disiapkan adalah RSU Budi Rahayu. Rumah sakit tersebut nantinya bisa menyediakan sedikitnya 26 tempat tidur.
Menyikapi kemungkinan munculnya kasus Covid-19 dari pemudik tersebut, Sri mengatakan, pihaknya juga akan berupaya mengantisipasi dengan memeriksa kesehatan pemudik. ”Screening kondisi kesehatan pemudik, antara lain akan kami lakukan bagi penumpang bus di terminal,” ujarnya.
Adapun pemantauan kesehatan pemudik yang datang dengan kendaraan pribadi, Sri mengatakan, pihaknya butuh kerja sama dan keterlibatan RT, RW, serta kelurahan. ”Jika ada pendatang yang terlihat sakit, lingkungan di sekitarnya harus proaktif melaporkannya ke puskesmas terdekat,” ujarnya.
Screening kondisi kesehatan pemudik, antara lain dilakukan bagi penumpang bus di terminal Magelang.
Hingga Selasa pukul 12.00, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di Kota Magelang terdata 165 orang. Semuanya kini sudah kembali tinggal di rumah. Adapun pasien dalam pengawasan (PDP) terdata 14 orang, di mana 8 orang pulang ke rumah, 3 orang dirawat di rumah sakit, dan 3 orang lainnya meninggal.
Hasil pemeriksaan swab tenggorok dari tiga PDP yang meninggal tersebut hingga saat ini belum diterima rumah sakit sehingga belum bisa dipastikan apakah mereka positif terinfeksi virus korona jenis baru atau tidak.
”Hingga saat ini, pasien asal Kota Magelang yang sudah dipastikan positif Covid-19 hanya satu orang,” ujarnya. Satu pasien positif Covid-19 tersebut meninggal pada Sabtu (21/3/2020).
Kendati demikian, menurut Sri, kematian tiga PDP yang belum bisa dipastikan positif Covid-19 juga tidak bisa diabaikan. Hingga saat ini, pihaknya juga masih menelusuri orang-orang yang telah melakukan kontak dengan salah satu PDP yang meninggal. Pasien tersebut sebelumnya diketahui baru saja mengikuti Ijtima Ulama Dunia di Gowa, Sulawesi Selatan, yang belakangan dibatalkan.
”Dari Magelang, PDP tersebut tidak berangkat sendiri. Oleh karena itu, kami sekarang meminta bantuan aparat untuk mendata siapa saja yang telah pergi untuk menghadiri acara serupa di Gowa,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi meluasnya penularan Covid-19 dari warga pendatang ataupun pemudik, Pemerintah Kota Magelang berupaya menutup jalan protokol menuju ke pusat Kota Magelang dari arah utara dan selatan. ”Ini adalah upaya kami memutus mata rantai penularan Covid-19 dari pendatang dan kerumunan warga di keramaian,” ujar Sekretaris Daerah Kota Magelang Joko Budiyono.
Warga dari luar kota kini diarahkan untuk melewati jalur-jalur alternatif. Penutupan jalan protokol tersebut untuk sementara akan diberlakukan selama sepekan.
Untuk mencegah risiko penularan di keramaian, Kepala Dinas Perdagangan Kota Magelang Catur Budi Fajar Sumarmo mengatakan, pihaknya juga akan menutup 19 pusat kuliner di Kota Magelang yang melibatkan 625 pedagang. Penutupan akan diberlakukan 1-4 April 2020.