Pemprov Jabar Akan Pastikan Status Positif Covid-19 Lewat Tes PCR
Pemprov Jawa Barat akan melakukan tes kedua menggunakan metode ”polymerase chain reaction” bagi 300 orang yang dinyatakan positif Covid-19 dari hasil uji cepat. Sebagian besar berasal dari Kota Sukabumi.
Oleh
cornelius helmy
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan melakukan tes kedua menggunakan metode polymerase chain reaction bagi 300 orang yang dinyatakan positif Covid-19 dari hasil uji cepat massal atau rapid test. Tujuannya, memastikan kebenaran hasil tes untuk memudahkan penanganan kesehatan selanjutnya.
Sejak 25 Maret 2020, uji cepat dilakukan di 27 kota/kabupaten di Jawa Barat. Dari hasil pemeriksaan itu, 300 orang dinyatakan positif virus korona. Sebagian besar berasal dari Kota Sukabumi.
Akan tetapi, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan masih akan menunggu kepastian pemeriksaan lanjutan. Metode yang diambil menggunakan polymerase chain reaction (PCR). ”Mereka akan dites kedua menggunakan PCR atau swab. Jangan sampai ada false positive. Data (300-an orang) ini belum bisa kami laporkan ke pemerintah pusat,” ujar Kamil, Selasa (31/3/2020).
Saat ini, Pemprov Jabar tengah melakukan simulasi karantina wilayah parsial di salah satu kecamatan di Kota Sukabumi karena terdapat lonjakan orang positif Covid-19 dari hasil uji cepat. Kamil mengatakan telah mengizinkan 27 kepala daerah melakukan karantina wilayah parsial. Penutupan wilayah ini hanya untuk tingkat RT, RW, desa, kelurahan, hingga kecamatan jika terdapat penyebaran Covid-19 yang cukup masif. Untuk karantina skala kota/kabupaten membutuhkan izin pemerintah pusat.
”Saya sudah memberikan izin kepada kota/kabupaten untuk melakukan karantina wilayah parsial apabila situasi memburuk. Status ini menegaskan tidak boleh ada pergerakan massa kecuali untuk dua hal, yaitu pergerakan logistik dan kesehatan,” katanya.
Penutupan wilayah ini hanya untuk tingkat RT, RW, desa, kelurahan, hingga kecamatan jika terdapat penyebaran Covid-19 yang cukup masif.
Penanggung jawab Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar, dr Ryan B Ristandi, mengatakan, pihaknya memiliki 40-an tenaga medis dengan kualifikasi dua dokter spesialis, dua dokter umum, dan 40 analis yang bekerja di laboratorium. Labkesda juga sudah memiliki sertifikat Bio Safety Laboratory 2 Plus sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Bio Safety Cabinet untuk meningkatkan keamanan kesehatan petugasnya.
Ryan menambahkan, Labkesda saat ini memiliki tiga alat PCR dengan proses ekstraksi dilakukan secara manual. Namun, dalam waktu dekat, Labkesda akan mendapat tambahan dua alat PCR dan dua mesin ekstraksi. Tambahan mesin anyar diharapkan bisa membuat proses ekstraksi dilakukan lebih cepat.
”Selama wabah Covid-19, para petugas Labkesda selalu bekerja penuh dengan prosedur standar operasi seperti di rumah sakit untuk menjamin kesehatan masyarakat,” ujarnya.