Lima pasien dalam pengawasan terduga Covid-19 meninggal di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (4/4/2020). Meski demikian, Sumut belum berencana mengajukan pembatasan sosial berskala besar ke pemerintah pusat.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Lima pasien dalam pengawasan terduga Covid-19 meninggal di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (4/4/2020). Kondisi yang parah ini seiring dengan jumlah pasien positif Covid-19 di Sumut yang meningkat dari 36 orang menjadi 46 orang.
”Hari ini ada lima pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal di Medan. Rasa duka yang mendalam atas bertambahnya korban dari masyarakat dan tenaga medis,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut Aris Yudhariansyah ketika dihubungi Kompas.
Aris mengatakan, eskalasi penyebaran Covid-19 di Sumut saat ini terus meningkat. Tiga daerah di Sumut pun ditetapkan menjadi zona merah, yakni Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, dan Kota Tanjungbalai. Wilayah itu merupakan pintu masuk internasional, antardaerah, dan juga daerah dengan kasus Covid-19 terbanyak saat ini.
Aris mengatakan, jumlah pasien positif pun meningkat dari 36 orang menjadi 46 orang dalam sehari. Lima orang di antaranya meninggal dunia. Dengan demikian, sudah 10 korban meninggal terindikasi Covid-19 di Sumut. Jumlah PDP pun meningkat dari 95 orang menjadi 117 orang. Adapun jumlah ODP masih dalam pencocokan data dengan kabupaten/kota karena ada perbedaan kriteria.
Meski penyebaran Covid-19 di Sumut semakin luas, menurut Aris, Sumut belum berencana mengajukan permohonan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ke pemerintah pusat, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang PSBB.
Pelaksana Tugas Wali Kota Medan Akhyar Nasution menyatakan, meski secara administratif belum mengajukan, Kota Medan sudah menerapkan prinsip PSBB di tengah masyarakat. ”Sekolah sudah kami liburkan, masyarakat tidak berkerumun lagi, acara pesta dilarang, kegiatan sosial dibatasi, pusat perbelanjaan ditutup, dan perantau diimbau tidak mudik,” kata Akhyar.
Sumut belum berencana mengajukan permohonan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ke pemerintah pusat.
Akhyar mengatakan, Pemkot Medan juga mulai membagikan beras kepada masyarakat yang kehilangan penghasilan akibat pembatasan sosial. Mereka membagikan masing-masing 5 kilogram beras untuk 196.000 keluarga atau total 980 ton beras. Bantuan itu untuk pedagang kecil, pekerja yang diberhentikan, atau pekerja harian yang kehilangan pendapatan.
Namun, masyarakat yang menjadi peserta Program Keluarga Harapan (PKH) tidak ikut menerima beras itu karena akan menerima bantuan dari Kementerian Sosial pada 10 April mendatang.
Akhyar menambahkan, persediaan bahan pokok di Medan saat ini masih mencukupi dengan harga stabil. Ia pun meminta masyarakat tidak melakukan pembelian besar-besaran agar persediaan dan harga bahan pokok bisa tetap dijaga di pasar.
Kepala Cabang Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Medan Ade Mulyani mengatakan, pihaknya memiliki persediaan 32.000 ton beras di empat gudang di Medan. Mengacu kebutuhan masyarakat yang meningkat, stok itu diperkirakan cukup untuk tiga bulan ke depan. ”Sementara jika permintaan stabil, stok beras itu bisa cukup hingga akhir tahun,” katanya.
Ade mengaku belum ada rencana melakukan operasi pasar karena harga di masyarakat masih stabil. Mereka masih fokus menyediakan pasokan bagi pemerintah untuk disalurkan sebagai bantuan kepada masyarakat selama pandemi Covid-19 ini.