Pemkot Baubau, Sulawesi Tenggara, memperketat pengawasan semua kedatangan dan arus lalu lintas kapal. Semua penumpang diperiksa saat tiba di pelabuhan kemudian diarahkan untuk isolasi mandiri.
Oleh
saiful rijal yunus
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Pemerintah Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, memperketat pengawasan terhadap semua kedatangan dan arus lalu lintas kapal. Semua penumpang diperiksa saat tiba di pelabuhan kemudian diarahkan untuk isolasi mandiri. Meski demikian, kewaspadaan tinggi diperlukan di tengah masih tingginya aktivitas masyarakat di kota terbesar di Pulau Buton itu.
Pemeriksaan ketat salah satunya dilakukan terhadap ratusan penumpang KM Lambelu yang tiba di Pelabuhan Murhum, Baubau, Senin (6/4/2020) pagi. Selain pengukuran suhu tubuh, ratusan penumpang ini juga diarahkan untuk isolasi mandiri setibanya di rumah masing-masing.
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Baubau Roni Muchtar menyampaikan, 716 penumpang kapal telah diperiksa ketat ketika tiba di Pelabuhan Murhum. Dari hasil pengecekan awal, tidak ada penumpang yang memiliki suhu tubuh di atas 38 derajat celsius.
”Pihak Pelni juga telah melakukan penyemprotan dan protokol keamanan di kapal sebelum berangkat ke Baubau. Setelah tiba, semua penumpang kami arahkan untuk isolasi mandiri di kediaman dan kami catat sebagai orang dalam pengawasan (ODP),” kata Roni saat dihubungi dari Kendari.
KM Lambelu yang berangkat dari Nunukan, Kalimantan Utara, sebelumnya memuat empat penumpang yang teridentifikasi positif Covid-19. Sejumlah warga lalu khawatir dengan kedatangan kapal tersebut di Baubau.
Menurut Roni, sejauh ini, pemeriksaan penumpang menunjukkan kondisi aman dan lolos uji kesehatan awal. Meski demikian, protokol ketat tetap diterapkan untuk semua kapal yang bersandar di pelabuhan.
”Bukan hanya KM Lambelu, melainkan semua kapal yang sandar kami terapkan protokol yang sama. Kami juga terus memantau kondisi warga di kota dan menyiapkan protokol hingga proses pemakaman,” ucapnya.
Kasus Covid-19 di Sultra terus meningkat beberapa pekan terakhir. Tercatat, ada enam orang yang terjangkit virus korona jenis baru, di mana satu orang di antaranya dinyatakan sembuh. Sebanyak 15 orang masih berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan 579 terdata sebagai ODP. Meski demikian, data pasien positif yang tercatat di daerah berbeda dengan yang tercatat di pusat.
Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sultra, Rabiul Awal, menjelaskan, jumlah kasus positif di wilayah Sultra tetap sama dengan hari sebelumnya. Hanya saja, satu warga Sultra tercatat masuk di data daerah ini meski dirawat di Makassar, Sulawesi Selatan.
”Jadi, ada salah satu pasien positif Covid-19 yang merupakan warga Kolaka, Sultra, dan saat ini dirawat di salah satu RS di Makassar. Pasien tersebut memang berdomisili di Makassar, tetapi dengan alamat KTP di Sultra. Pasien ini terakhir kali berkunjung ke Sultra pada pertengahan 2019,” katanya.
Menurut Rabiul, kewaspadaan tinggi masyarakat dibutuhkan di tengah kondisi seperti saat ini. Memakai masker dan menjaga jarak sangat disarankan ketika terpaksa keluar rumah.