Sebagian Tenaga Medis di Jabar Ditampung di Hotel Bintang Lima
Tenaga medis dari Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung tinggal di Hotel Prama Grand Preanger Bandung selama bertugas dalam pandemi Covid-19. Sejak seminggu lalu, 73 tenaga kesehatan tinggal di hotel bintang lima itu.
Oleh
cornelius helmy
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Tenaga medis dari Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat, tinggal di Hotel Prama Grand Preanger Bandung selama bertugas dalam pandemi Covid-19. Sejak seminggu lalu, 73 tenaga kesehatan tinggal di hotel bintang lima itu untuk memudahkan tugas mereka.
Tenaga medis itu terdiri dari perawat, dokter, pengemudi, petugas kebersihan, dan prakarya atau administrasi. Kamar yang disiapkan berjumlah 200 unit, tetapi baru terisi 23 kamar.
Pada Selasa (7/4/2020) pagi, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyempatkan diri mengunjungi tenaga medis itu. Kamil memberikan motivasi kepada puluhan tenaga medis yang tengah melakukan senam pagi di halaman hotel.
”Kami akan terus memberikan dukungan moral kepada tenaga medis ini. Kami juga sedang mencari APD (alat pelindung diri) ke sejumlah negara untuk pengamanan diri mereka,” ujarnya.
Kamil mengungkapkan, pihaknya akan terus memaksimalkan hotel di kawasan Bandung Raya untuk para tenaga medis yang menangani pasien Covid-19. Tujuannya agar para tenaga medis bisa menjalankan tugas dengan baik.
”Hotel Banana Inn di kawasan Setiabudi juga sedang kami jajaki sehingga tenaga medis yang kesulitan pulang atau yang ingin fokus bisa difasilitasi. Tenaga medis adalah garda terdepan penanganan Covid-19 sehingga harus diberikan perhatian maksimal,” katanya.
Salah seorang tenaga medis, Ali Sardjono (44), mengatakan, menginap di hotel berbintang sangat membantu kinerjanya karena memberikan ketenangan. Ali yang sudah menginap sejak dua hari lalu itu mengatakan, ada kekhawatiran jika pulang ke rumah. Meski sudah dinyatakan negatif Covid-19, ia tetap cemas bertemu keluarga atau tetangga karena telah merawat pasien positif.
Tenaga medis adalah garda terdepan penanganan Covid-19 sehingga harus diberikan perhatian maksimal.
”Saya masuk mulai tanggal 5 April 2020, mungkin sampai Mei 2020. Saya memberikan pelayanan kepada pasien Covid-19 sejak Maret lalu dan kami bekerja sesuai jam dinas, hanya pulangnya ke sini, tidak ke rumah,” katanya.
Dirinya berharap pemerintah terus mendukung para tenaga medis. Bagi masyarakat, ia meminta mereka menghilangkan stigma dan menerima kehadiran tenaga medis di lingkungan tempat tinggalnya.
”Ada rekan saya dijauhi di lingkungan rumahnya dan tidak diterima di tempat kos. Pemerintah harus memberikan edukasi ke masyarakat. Kami bukan membawa virus, tetapi bekerja menyembuhkan orang terinfeksi korona,” katanya.