Pemkot Makassar Mulai Bagikan 60.000 Paket Sembako
Pemkot Makassar mulai membagikan bahan kebutuhan pokok kepada warga yang kehilangan penghasilan dan pekerjaan akibat pandemi Covid-19. Anggaran Rp 100 miliar disiapkan untuk keperluan itu.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan, mulai membagikan bahan kebutuhan pokok kepada warga yang kehilangan penghasilan dan pekerjaan akibat pandemi Covid-19. Anggaran sebanyak Rp 100 miliar disiapkan untuk jaring pengaman sosial tahap awal di ibu kota Sulsel itu.
Pembagian kebutuhan pokok hari pertama ini dipimpin langsung Penjabat Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb bersama Kepala Dinas Sosial Kota Makassar Mukhtar Tahir, Rabu (8/4/2020). Pembagian antara lain dilakukan di Kecamatan Ujung Tanah dan Rappocini.
Setiap paket bantuan berisi 10 kilogram (kg) beras, 2 liter minyak goreng, 1 kg gula pasir, mi instan, dan perlengkapan mandi. Untuk tahap awal, Pemkot Makassar menyiapkan 60.000 paket sembako tersebut.
”Mereka yang kehilangan mata pencarian akibat pandemi Covid-19 menjadi tanggung jawab pemerintah. Mereka ini adalah pekerja harian. Setidaknya kami coba ringankan bebannya dengan memberikan bantuan bahan kebutuhan pokok,” kata Iqbal.
Sebelumnya, Iqbal mengatakan, pada tahap awal, Pemkot Makassar menyiapkan Rp 100 miliar untuk membantu warga yang menjadi miskin atau kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19.
Menurut Mukhtar Tahir, pendataan yang dilakukan mendapatkan angka 60.000 keluarga di Kota Makassar yang kini kehilangan pekerjaan dan sumber penghasilan. Hal itu sebagai imbas lesunya aktivitas perekonomian sebagai konsekuensi pembatasan sosial untuk meredam wabah Covid-19.
Sementara itu, terkait pasokan bahan kebutuhan pokok jelang Ramadhan, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, pada Selasa (7/4), mengatakan, masyarakat tak perlu khawatir. Pemprov Sulsel memastikan kecukupan stok berbagai bahan pangan masyarakat.
”Kami sudah mengecek dan menghitung kebutuhan. Sejauh ini, pasokan masih aman. Gula pasir sempat dikeluhkan, tapi kami sudah memesan 1.000 ton dan segera tiba. Adapun beras masih cukup hingga tiga bulan ke depan. Jadi, tak ada masalah. Saat ini, di banyak daerah sedang berlangsung panen dan sebagian menanam,” kata Nurdin.
Nurdin mengatakan, kepentingan memenuhi pasokan pangan antara lain menjadi alasan Pemprov Sulsel belum memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Saat ini petani tengah fokus memasuki masa tanam dan sebagian masih menyelesaikan panen.
Kondisi ini membuat tak mungkin merumahkan petani. Terlebih, posisi Sulsel masih memegang peran penting sebagai pemasok beras nasional. Sulsel merupakan penghasil beras terbesar keempat nasional dan memasok kebutuhan untuk 27 provinsi di Indonesia.