Cirebon dan Indramayu Siapkan Tempat Karantina Pemudik
Tempat karantina disiapkan bagi pemudik di Cirebon dan Indramayu yang berisiko terpapar Covid-19 tetapi tidak mampu melakukan isolasi mandiri. Kebutuhan hidup selama menjalani karantina pun dijamin.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Pemerintah Kota Cirebon dan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menyiapkan tempat karantina bagi pemudik yang berisiko terpapar Covid-19, tetapi tak mampu melakukan isolasi mandiri. Selama dikarantina, kebutuhan hidup pemudik dijamin pemerintah setempat.
Salah satu tempat karantina di Kota Cirebon, yakni Balai Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana di Jalan Sudarsono, tepat di samping RSD Gunung Jati yang merupakan rumah sakit rujukan pasien Covid-19. Petugas telah memasang kasur dan membersihkan tujuh kamar, Selasa (14/4/2020). Setiap kamar berkapasitas tiga hingga tujuh orang.
Adapun kapasitas maksimal tempat karantina mencapai 40 orang. Selain dilengkapi lemari dan kamar mandi, setiap ruangan juga tersedia pendingin ruangan. Di gedung itu juga terdapat tempat tes cepat Covid-19. Petugas, menurut rencana, melaksanakan tes cepat terhadap orang dalam pemantauan (ODP) pada Selasa hingga Rabu.
ODP adalah orang yang mengalami demam sekitar 38 derajat celsius, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan dalam dua pekan terakhir memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang melaporkan kasus Covid-19. ODP juga bisa merujuk pada orang yang punya riwayat kontak dengan kasus terkonfirmasi Covid-19.
Sekretaris Gugus Tugus Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Cirebon Sri Laelan mengatakan, pemudik yang akan menjalani karantina berstatus ODP, tetapi tidak mampu melakukan isolasi mandiri di rumah dan kurang mampu secara ekonomi. Dengan karantina selama 14 hari, pemudik bisa fokus mengisolasi diri sehingga tidak pusing mencari uang.
”Kami akan menanggung kebutuhan hidup, seperti makanan dan minuman, selama karantina. Jika yang menjalani karantina merupakan kepala keluarga, kami akan berikan uang Rp 100.000 per hari untuk keluarganya,” katanya.
Prosedurnya, perangkat RT dan RW yang akan mengajukan pemudik untuk dikarantina. Selain Badiklat Kependudukan dan Keluarga Bencana, Pemkot Cirebon juga menyiapkan bangunan Gedung Pusat Pendidikan Pelatihan Kopri (Pusdiklatpri) dan Gedung Negara sebagai tempat karantina. Adapun kapasitas semua tempat karantina mencapai 320 orang. Saat ini, pemudik yang terdata dan dipantau menjalankan isolasi mandiri di rumah sebanyak 487 orang.
Sebelumnya, salah seorang warga Kota Cirebon yang datang dari Jakarta terkonfirmasi mengidap Covid-19 hingga meninggal. Oleh karena itu, menurut Laelan, karantina dibutuhkan guna mengantisipasi penyebaran Covid-19. Apalagi, pemudik bakal bertambah sebelum Lebaran. Tahun lalu, pemudik ke Kota Cirebon mencapai lebih dari 19.000 orang.
Namun, hingga kini, Pemkot Cirebon sebatas mengimbau warga yang baru datang dari luar kota agar segera melapor kepada perangkat RT/RW. Adapun pemeriksaan dan pendataan pemudik di gerbang perbatasan Kota Cirebon belum dilakukan. ”Kami masih membahasnya dengan instansi terkait, seperti dinas perhubungan dan polisi,” kata Laelan.
Pemkot Cirebon sebatas mengimbau warga yang baru datang dari luar kota agar segera melapor kepada perangkat RT/RW.
Karantina di Indramayu
Sementara itu, di Indramayu, pemerintah setempat menyiapkan Sekolah Tinggi Agama Islam Sayid Sabiq di Jalan Raya Panyindangan sebagai tempat karantina bagi pemudik berstatus ODP. Menurut rencana, tempat ini mulai ditempati, Senin (20/4).
”Untuk tahap pertama, baru ada 50 tempat tidur. Tempat ini bisa menampung hingga 160 tempat tidur. Kebutuhan makanan dan minuman ditanggung pemda,” kata juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Indramayu Deden Bonni Koswara. Penghuni karantina juga akan menjalani tes cepat Covid-19.
Menurut Deden, jika tempat karantina tersebut tidak cukup, pihaknya menyiapkan tiga gedung lain dengan kapasitas hingga 280 tempat tidur. Pada kondisi normal, pemudik ke Indramayu berkisar ribuan bahkan puluhan ribu orang.
Berkaca dari tahun lalu, jumlah pemudik menjelang Lebaran di Indramayu mencapai 48.000 orang. Adapun pemudik yang telah kembali sekitar 24.000 orang. Salah satu pemudik di Indramayu yang berasal dari Batam kini dirawat di ruang isolasi RSUD Indramayu karena positif Covid-19.
Untuk mengantisipasi lonjakan pemudik, pihaknya menyiapkan tempat pemeriksaan dan pendataan bagi pemudik di sembilan lokasi, termasuk daerah perbatasan. Tempat tersebut, antara lain, Krangkeng, Tukdana, Cikamurang, Stasiun Jatibarang, dan Tempat Pelelangan Ikan Karangsong.