logo Kompas.id
NusantaraSpirit Gotong Royong...
Iklan

Spirit Gotong Royong Dibutuhkan di Tengah Larangan Mudik

Hingga kini, ada sekitar 600.000 warga Jateng yang mudik dari daerah lain, terutama Jabodetabek. Namun, jumlah itu masih sedikit dibandingkan dengan total warga atau yang biasa mudik, yakni sekitar 7 juta orang.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
· 2 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/2dZtiR1u3W1K-6Yd0f3_ZGQ38xw=/1024x671/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2F20200413WEN8_1586752428.jpg
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Pekerja menyelesaikan pembuatan ruang karantina yang menggunakan material lokal dari sekitar desa di Balai Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (13/4/2020). Ruang karantina itu akan menampung perantau selama 14 hari ketika mereka pulang ke desa. Usaha pemerintah desa ini dilakukan sebagai wujud antisipasi pemudik yang tetap ingin pulang ke kampung halamannya.

SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo yang melarang mudik Lebaran tahun ini. Dalam pelaksanaannya, semangat gotong royong saling membantu perlu digalakkan, mulai dari tingkat warga, pemerintah, hingga swasta.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Selasa (21/4/2020), meyakini, keputusan Presiden tentang larangan mudik sudah berdasarkan hasil evaluasi. Hal itu antara lain karena beberapa minggu terakhir, di masa pandemi Covid-19, tetap ada sebagian kalangan yang mudik. Kondisi itu memaksa larangan lebih tegas.

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000