21.000 Keluarga Miskin di Kendari Diharapkan Mendapat Bantuan
Sebanyak 21.000 keluarga miskin didata dan dikirimkan ke pusat untuk menerima bantuan jaring pengaman. Meski demikian, data yang masih tertahan di pusat ini masih perlu diverifikasi dahulu.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Sebanyak 21.000 data keluarga miskin di Kendari, Sulawesi Tenggara, telah dikirimkan ke pemerintah pusat untuk menerima bantuan jaring pengaman sosial. Meski demikian, data yang masih tertahan karena sistem yang bermasalah ini masih perlu dipilah untuk menentukan mana yang akan menerima bantuan. Pemkot Kendari berharap semua warga miskin itu bisa terakomodasi.
Kepala Bidang Fakir Miskin Dinas Sosial Kota Kendari Sri Nursam Dewi, Senin (27/4/2020), mengatakan, pihaknya telah mengirimkan data 21.000 keluarga miskin di Kendari ke pemerintah pusat sejak 23 April lalu. Hal tersebut sesuai batas akhir pengiriman yang ditentukan pemerintah pusat.
”Jadi, kami sudah kirim ke Pusdatin Kemensos sesuai yang diarahkan. Akan tetapi, belum masuk dalam sistem karena seluruh Indonesia bermasalah sistemnya. Jadi, registernya bertahap setiap daerah, dan harus antre,” kata Dewi.
Menurut Dewi, setelah data masuk, akan diverifikasi dan dipilah di tingkat pusat. Hal itu untuk menentukan mana yang berhak mendapatkan bantuan sosial dan mana yang tidak. Sebab, kuota untuk tiap daerah terbatas.
Selain itu, sebagian dari warga tersebut telah masuk dalam Program Keluarga Harapan (PKH). Data penerima PKH di Sultra sebanyak 7.300 keluarga. ”Tapi, yang pilah itu pusat. Kami kirimkan saja semua data keluarga miskin sesuai instruksi wali kota,” kata Dewi.
Sebelumnya, Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir menjabarkan, pihaknya masih sangat memerlukan bantuan jaring pengaman sosial dari pemerintah pusat. Sebab, 21.000 keluarga miskin itu akan membutuhkan bantuan biaya hidup selama pandemi Covid-19.
”Yang kami paling butuhkan itu bantuan untuk jaring pengaman sosial. Sebab, ada 21.000 keluarga miskin di Kota Kendari yang membutuhkan bantuan, bukan sehari-dua hari. Belum termasuk masyarakat yang terkena PHK (pemutusan hubungan kerja), sementara keuangan daerah terbatas,” kata Sulkarnain pekan lalu.
Jumlah 21.000 keluarga miskin ini di luar masyarakat yang mengalami pemutusan kerja di tengah pandemi. Menurut Sulkarnain, kuota bantuan oleh Kementerian Sosial di Kendari sebanyak 10.500 keluarga dengan anggaran Rp 600.000 per keluarga. Jumlah tersebut dinilai masih kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama beberapa pekan ke depan.
Hingga pekan keempat April, Sulkarnain melanjutkan, sebanyak 16.000 paket bahan pokok telah dibagikan kepada warga miskin di Kendari. Direncanakan, hingga pekan depan, sebanyak 21.000 paket akan dibagikan. Anggaran juga digunakan untuk pembelian alat pelindung diri, ventilator, dan penambahan ruangan isolasi dari 28 ranjang menjadi berkapasitas 50 ranjang.
Di sisi lain, anggaran daerah Kendari terbatas untuk membantu masyarakat. Anggaran yang disiapkan dari realokasi APBD Kota Kendari untuk menghadapi pandemi Covid-19 sebesar Rp 62 miliar. Namun, menurut Sulkarnain, itu masih di atas kertas karena belum semuanya ditransfer dari pusat.
”Yang siap sebesar Rp 12 miliar, tapi Rp 8 miliar telah digunakan untuk pembelian alat pelindung diri, alat kesehatan, hingga bantuan sembako. Anggaran yang tersisa di kas daerah sebesar Rp 4 miliar,” kata Sulkarnain.
Sementara itu, angka penyebaran Covid-19 di Sultra terus meluas mencapai 45 kasus. Di Kota Kendari, pasien positif Covid-19 sebanyak 26 orang, di mana lima orang sembuh dan dua orang meninggal. Penyebaran virus juga terjadi di Muna, Baubau, Kolaka, Kolaka Timur, Kolaka Utara, dan Konawe.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sultra dr Rabiul Awal mengharapkan, agar masyarakat waspada dan segera memeriksakan diri jika merasa sakit. Selain itu, juga meminta agar masyarakat mematuhi imbauan untuk tidak keluar rumah dan memakai masker.
”Kami berharap masyarakat patuh karena penyebaran virus terus meluas. Malam ini, kami dapat info ada warga yang dari hasil uji cepat positif meninggalkan rumah sakit. Pasien sedang dicari dan diupayakan untuk segera masuk ruang isolasi,” ujar Rabiul.