Tujuh pegawai puskesmas di Kabupaten Bantul, DIY, menunjukkan hasil reaktif seusai menjalani tes cepat Covid-19.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
BANTUL, KOMPAS — Tujuh pegawai puskesmas di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menunjukkan hasil reaktif seusai menjalani tes cepat Covid-19. Ketujuh orang tersebut terdiri dari enam tenaga kesehatan dan seorang tenaga non-kesehatan. Saat ini, mereka diisolasi di Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 Bantul.
”Enam tenaga kesehatan dan seorang tenaga non-kesehatan tersebut ada di beberapa puskesmas di Bantul. Mohon maaf, nama puskesmas saya tidak bisa menyampaikan,” kata Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Bantul Sri Wahyu Joko Santoso, lewat pesan singkatnya.
Wahyu menyampaikan, untuk sementara ini, dugaan penularan itu terjadi sewaktu mereka melakukan penelusuran kontak melalui tes cepat (rapidtest) terhadap para pelaku perjalanan. Puskesmas ikut terlibat dalam melakukan tes cepat terhadap pelaku perjalanan, baik dari daerah terjangkit maupun dari kluster-kluster kasus yang sudah ada.
”Hasil tes cepat ini juga masih perlu dibuktikan lagi dengan pengambilan swab (usap tenggorokan). Tindakan lanjutan yang sudah kami lakukan adalah mengisolasi teman-teman tadi ke Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 Bantul. Sementara puskesmas pelayanannya tetap berjalan seperti biasa,” kata Wahyu.
Selanjutnya, dia menegaskan, hasil tes cepat yang reaktif itu tidak bisa serta-merta diartikan bahwa tenaga kesehatan yang bersangkutan positif Covid-19. Perlu pembuktian lebih lanjut melalui pengambilan usap tenggorokan. Sampel tersebut selanjutnya diuji melalui metode polymerase chain reaction (PCR).
Tracing (penelusuran) masih terus dilakukan dan bila ada rapid test yang hasilnya reaktif, maka dilakukan isolasi di rumah sakit sambil diambil swab.
Secara terpisah, Juru Bicara Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih mengungkapkan, terdapat sembilan tambahan kasus positif Covid-19, Jumat sore. Dengan tambahan tersebut, total kasus positif mencapai 104 pasien.
”Tracing (penelusuran) masih terus dilakukan dan bila ada rapid test yang hasilnya reaktif, maka dilakukan isolasi di rumah sakit sambil diambil swab,” kata Berty, lewat pesan singkatnya.
Tambahan sembilan kasus itu dicatat sebagai Kasus 98 hingga Kasus 106. Sebanyak enam kasus di antaranya merupakan warga Bantul, dua kasus lainnya merupakan warga Sleman, sedangkan satu kasus lagi merupakan warga Kulon Progo.
Dari sejumlah kasus itu, ada dua kasus yang pasiennya merupakan pekerja migran. Keduanya merupakan warga Bantul. Mereka tercatat sebagai Kasus 100 (laki-laki, 36 tahun) dan Kasus 101 (laki-laki, 32 tahun). Kasus 100 baru saja pulang dari Dubai, Uni Emirat Arab, sedangkan Kasus 101 baru saja pulang dari Amerika Serikat.
Lalu, ditemukan pula kasus positif yang sempat berkontak dengan pasien positif sebelumnya. Salah satunya terjadi pada Kasus 102 (perempuan, 59 tahun, warga Bantul). Pasien tersebut sempat berkontak dengan Kasus 97 (laki-laki, 76 tahun, warga Bantul).
Terkait hal itu, Wahyu menjelaskan, Kasus 97 sempat berkontak dengan Kasus 91. Kasus 91 merupakan seorang laki-laki, warga Bantul, yang berusia 48 tahun. Pasien tersebut dilaporkan positif Covid-19, Selasa (28/4/2020). Keduanya berteman dalam satu perkumpulan kajian keagamaan. Diketahui pula, Kasus 91 berpergian ke Jakarta untuk mengikuti suatu acara keagamaan.
”Dia (Kasus 97) ini tidak ikut ke Jakarta. Tetapi, temannya (Kasus 91) yang ikut rombongan dari tablig yang di Jakarta. Kedua orang itu memang sempat berkontak,” kata Wahyu.
Sebelumnya, Wahyu menyampaikan, Kasus 91 juga sempat berkontak dengan Kasus 35. Keduanya punya riwayat perjalanan dari Jakarta untuk mengikuti suatu acara keagamaan.
Kasus 35 merupakan seorang laki-laki, warga Sleman, berusia 60 tahun. Pasien tersebut meninggal saat masih dirawat di rumah sakit dalam status pasien dalam pengawasan, Senin (6/4/2020). Pasien itu tertular Covid-19 dengan penyakit penyerta yang diderita sebelumnya, yakni diabetes melitus dan hipertensi.