Uji Cepat Massal di Sidoarjo hingga ke Pasar Tradisional
Pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar di Sidoarjo, Jawa Timur, diikuti dengan uji cepat secara massal untuk memetakan sebaran virus korona galur baru.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar di Sidoarjo, Jawa Timur, diikuti dengan uji cepat secara massal untuk memetakan sebaran virus korona galur baru. Uji cepat ini menyasar pegawai negeri sipil, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, hingga pedagang pasar.
Uji cepat menyasar sejumlah pedagang di Pasar Krian, Sabtu (2/5/2020). Hal itu dilakukan karena salah seorang pedagang yang biasa berjualan di pasar tersebut terkonfirmasi positif Covid-19. Uji cepat menyasar para pedagang di sekelilingnya dengan radius 50 meter. Pengujian terhadap pembeli sulit dilakukan karena mereka hilir mudik sehingga tidak terdata.
”Uji cepat di Pasar Krian dilakukan oleh petugas dari puskesmas setempat. Selain melakukan uji cepat, petugas juga menelusur orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan yang terkonfirmasi positif Covid-19,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman.
Pasar Krian merupakan pasar tradisional yang beroperasi 24 jam dengan jumlah pedagang mencapai ribuan orang. Selama diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Pasar Krian beroperasi terbatas. Jam operasionalnya dua kali, yakni pukul 04.00-11.00 dan pukul 16.00-20.00.
Setelah salah satu pedagangnya dinyatakan positif Covid-19, pasar masih tetap buka. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo beralasan pasar tetap buka agar petugas dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo bisa menelusuri orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan penderita. Selain itu, agar petugas bisa mengadakan uji cepat terhadap sejumlah pedagang.
Pemkab Sidoarjo akan mempertimbangkan dengan matang apakah pasar perlu ditutup total sementara waktu atau tetap beroperasi secara terbatas.
Kebijakan lebih lanjut terhadap aktvitas di Pasar Krian akan diambil setelah hasil uji cepat diumumkan. Pemkab Sidoarjo akan mempertimbangkan dengan matang apakah pasar perlu ditutup total sementara waktu atau tetap beroperasi secara terbatas.
Nonreaktif
Pada saat bersamaan, Dinkes Sidoarjo menggelar uji cepat kepada pegawai negeri sipil di lingkungan Dinkes. Ada 52 pegawai yang disasar dalam sehari dan semua hasilnya dinyatakan nonreaktif (negatif). Sebelumnya, Dinkes Sidoarjo juga melakukan uji cepat terhadap sejumlah pegawai di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah (BKD).
Hal itu dilakukan setelah seorang pegawai BKD terkonfirmasi positif Covid-19. Pegawai ini bahkan sempat mengikuti acara pelantikan sejumlah pejabat struktural Pemkab Sidoarjo di Pendopo Delta Wibawa. Uji cepat dilakukan terhadap 21 pegawai BKD dan hasilnya dinyatakan nonreaktif (negatif).
Syaf Satriawarman mengatakan, pihaknya juga telah melakukan uji cepat terhadap anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo. Hasilnya, salah seorang anggota DPRD dinyatakan reaktif (positif). Sebagai tindak lanjut, yang bersangkutan akan menjalani pengambilan usap hidung dan tenggorokan untuk pengujian PCR.
Ketua DPRD Sidoarjo Usman mengatakan, setelah salah satu anggotanya diyatakan positif dalam uji cepat, seluruh gedung ditutup dan disterilkan dengan cara disemprot disinfektan. Pelayanan kepada masyarakat dihentikan sementara waktu. Namun, pengaduan dari masyarakat tetap bisa diterima melalui situs web resmi DPRD Sidoarjo.
Dinkes Sidoarjo saat ini fokus melakukan uji cepat untuk mengetahui sebaran virus korona di wilayahnya. Untuk itu, Dinkes Sidoarjo menyiapkan 600.000 alat uji.
Uji cepat ini menyasar semua aparatur sipil negara di lingkungan Pemkab Sidoarjo, anggota Polresta Sidoarjo, Kodim 0816 Sidoarjo, hingga Kejaksaan Negeri Sidoarjo. Selain itu, uji cepat dilakukan terhadap semua tenaga kesehatan.
Di masyarakat, sasarannya adalah orang dalam pemantauan (ODP) dan masyarakat di lingkungan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Hasil uji cepat ini diharapkan bisa mengungkap orang tanpa gejala dan memberikan peta sebaran virus serta mempercepat pelacakan kontak.
Pelacakan kontak menjadi penting untuk mempercepat penanganan terhadap pasien Covid-19 dan mencegah sebaran virus semakin meluas. Menurut rencana, Dinkes Sidoarjo juga akan melakukan uji cepat secara acak di sejumlah wilayah yang dianggap rawan terpapar virus korona galur baru ini.
Berdasarkan data Dinkes Sidoarjo hingga Sabtu, jumlah orang terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 111 orang, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 204 orang, dan jumlah ODP sebanyak 725 orang.
Adapun jumlah positif Covid-19 yang meninggal dunia sebanyak 12 orang, PDP yang meninggal 18 orang, dan ODP yang meninggal 2 orang. Tingginya jumlah penderita menempatkan Sidoarjo pada urutan kedua teratas daerah terpapar Covid-19 di Jatim setelah Surabaya.