Sudah 14 Pasien Positif Covid-19 Meninggal di Sumut
Penularan Covid-19 di Sumatera Utara terus meluas dan korban meninggal bertambah. Satu pasien positif dan tiga pasien dalam pengawasan Covid-19 kembali meninggal di Medan. Penulusuran kontak terus dilakukan.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Penularan Covid-19 di Sumatera Utara terus meluas dan korban meninggal pun kembali bertambah. Dalam sehari, satu pasien positif dan tiga pasien dalam pengawasan Covid-19 meninggal di Medan. Dengan demikian sudah ada 14 pesien positif Covid-19 yang meninggal di Sumut, 10 di antaranya ada di Medan.
Pasien positif yang meninggal terakhir merupakan istri dosen di Politeknik Negeri Medan, yang meninggal 11 hari sebelumnya, juga karena Covid-19. ”Pasien positif Covid-19 meninggal saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Martha Friska Medan,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Aris Yudhariansyah, Selasa (5/5/2020).
Selain pasien positif itu, tiga pasien dalam pengawasan juga meninggal saat dirawat di Medan, seorang di antaranya bayi berusia enam bulan. Meskipun masih berstatus PDP, mereka tetap dimakamkan dengan protokol Covid-19.
Aris mengatakan, pihaknya terus melakukan penyelidikan epidemiologi semua kasus positif untuk memutus rantai penularan. Saat ini, anak-anak pasien yang meninggal masih menjalani proses karantina. Penelusuran kontak akan dilakukan kepada keluarga dan lingkungan mereka.
Ajudan Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah, OK (25), kembali terinfeksi setelah sempat dinyatakan sembuh. Awal April lalu, ia memublikasikan kesembuhannya.
Menurut Aris, ada dua kemungkinan yang membuat OK kembali menderita Covid-19, yakni reaktivitas virus atau terinfeksi ulang. Sejak dinyatakan sembuh, Ori pulang kampung ke Bireuen, Aceh, dan belum beraktivitas di Kantor Gubernur Sumut.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut Mayor (kes) Whiko Irwan mengatakan, di Sumut, jumlah kasus positif dengan pemeriksaan PCR kini sudah mencapai 130 orang, bertambah satu orang dalam sehari. Jumlah PDP juga kini 154 orang.
”Sebaran kasus Covid-19 paling banyak berada di Kota Medan dengan jumlah 98 kasus positif atau 75 persen dari kasus seluruh Sumut,” ujarnya. Menurut data Pemerintah Kota Medan, jumlah pasien positif yang meninggal di Medan mencapai 10 orang. Jumlah PDP yang meninggal juga cukup banyak, yakni 34 orang.
Sebaran kasus Covid-19 paling banyak berada di Kota Medan dengan jumlah 98 kasus positif atau 75 persen dari kasus seluruh Sumut.
Whiko mengatakan, pemeriksaan sampel terus diperbanyak di Sumut. Hingga Senin (4/5/2020), Gugus Tugas Sumut sudah mengirim 855 sampel ke laboratorium Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara, 291 sampel di antaranya masih menunggu hasil.
Sumut juga sudah mengirim 930 sampel ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, 42 di antaranya masih menunggu hasil. Selain itu, Gugus Tugas Sumut juga masih terus melakukan pengujian dengan metode tes cepat.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Sumatera Utara Sabrina meminta semua kabupaten/kota di Sumut bersiap melakukan protokol kesehatan untuk menerima tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia. Pihaknya memperkirakan dalam waktu dekat akan ada 2.200 TKI yang masuk melalui Sumut melalui jalur resmi ataupun ilegal.
Dalam waktu dekat akan ada 2.200 TKI yang masuk melalui Sumut melalui jalur resmi ataupun ilegal.
Sabrina pun meminta agar pemeriksaan dengan tes cepat dilakukan terhadap semua TKI yang masuk. Jika hasil pemeriksaan positif, TKI harus dirawat di rumah sakit.
KTP ditahan
Adapun di Medan, Pemerintah Kota Medan mulai menerapkan sanksi terhadap warga yang tidak memakai masker saat keluar rumah sebagaimana diatur dalam Peraturan Wali Kota Medan No 11 Tahun 2020 tentang Karantina Kesehatan dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-10 di Kota Medan.
Sebanyak 149 KTP warga yang tidak memakai masker ditahan, sebagian hanya dihukum push-up. ”Razia masker ini tujuannya agar masyarakat semakin disiplin memakai masker jika keluar rumah,” kata Akhyar.
Sesuai peraturan wali kota tersebut, kata Akhyar, mereka pun mulai melakukan karantina rumah bagi pelaku perjalanan, orang dalam pemantauan, orang tanpa gejala, dan PDP dengan gejala ringan. Pemerintah memasok bahan pokok dan menjaga mereka selama dikarantina. Jika tidak dilakukan upaya pemutusan rantai penularan yang serius, menurut Akhyar, kasus Covid-19 di Medan bisa meningkat tajam pada Mei dan Juni ini.