Penyelamatan Dua Kapal Kargo yang Kandas di Perairan Batam Patuhi Protokol Covid-19
Dua kapal kargo kandas di Perairan Batu Berhenti dekat Pulau Sambu, Batam, Kepulauan Riau. Tim penyelamat gabungan masih berada di lokasi menunggu pemeriksaan awak kapal oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Dua kapal kargo kandas di Perairan Batu Berhenti dekat Pulau Sambu, Kota Batam, Kepulauan Riau, Senin (11/5/2020), dini hari. Saat ini, tim penyelamat gabungan masih berada di lokasi menunggu pemeriksaan awak kapal oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam.
Kepala Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai Kelas II Tanjung Uban Handry Sulfian, Senin (11/5/2020), mengatakan, dua kapal kargo yang kandas itu adalah Kapal Motor (KM) Samudra Sakti I berbendera Indonesia dan KM Shahraz berbendera Iran. Laporan kandasnya dua kapal itu diterima pukul 02.00.
”Operasi penyelamatan oleh tim gabungan dilakukan dengan mematuhi protokol kewaspadaan terhadap Covid-19. Kami baru on-board setelah semua awak kapal rampung diperiksa,” kata Handry.
Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) mengerahkan Kapal Negara (KN) Sarotama dan KN Kalimashada telah meluncur ke lokasi kandasnya dua kapal tersebut. Operasi penyelamatan di wilayah Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Balai Karimun itu dibantu oleh Kantor Badan SAR Nasional (Basarnas) Tanjung Pinang, Badan Keamanan Laut Armada Barat, dan Polair Polda Kepri.
Kepala Pos Basarnas Batam Ronaldi mengatakan, KM Shahraz mengalami kerusakan di bagian lambung yang diduga akibat menghantam karang. Adapun KM Samudra I tidak mengalami kerusakan apa pun. ”Evakuasi belum dapat dilakukan karena harus menunggu air pasang,” ujarnya.
Meskipun kandas dalam waktu yang hampir bersamaan, kedua kapal itu tidak mengalami tabrakan.
Menurut Handry, KM Shahraz kini kondisinya miring ke kiri sekitar 4 derajat karena lambungnya bocor. Ia memastikan, meskipun kandas dalam waktu yang hampir bersamaan, kedua kapal itu tidak mengalami tabrakan. ”Jarak kedua kapal itu lumayan jauh, terpisah lebih dari 100 meter,” ucapnya
Dari data sementara yang diperoleh, sebelum kandas, KM Samudra Sakti I sedang berlayar dari Medan menuju Banten. Sementara KM Shahraz sedang dalam perjalanan dari Malaysia menuju China.
”Perairan Batu Berhenti penuh dengan karang, maka jika sedang surut memang rawan menyebabkan kapal kandas. Namun, sebenarnya di sana sudah ada rambu untuk memandu kapal-kapal yang lewat,” kata Handry.
Berdasarkan catatan Kompas, peristiwa serupa pernah terjadi di Perairan Batu Berhenti setidaknya dua kali selama 10 tahun terakhir. Pada 2009, Kapal PAC Aquarius berbendera Singapura kandas karen kapten kapal diduga tidak menguasai alur pelayaran sempit di perairan tersebut. Lima tahun berselang, giliran Kapal Motor Ocean Carrier berbendera Hong Kong kandas di lokasi yang sama.
Terus berulangnya peristiwa kapal kandas di perbatasan antara Indonesia dan Singapura itu membuat terumbu karang semakin rusak. Sesuai dengan ketentuan konvensi internasional Civil Liability Convention (CLC) tahun 1992, pemerintah daerah dapat menuntut ganti rugi atas kelalaian itu.