Satu Pedagang Positif, Tes Cepat Digelar di Pasar Mandalika
Pemerintah Kota Mataram melakukan tes cepat terhadap pedagang di Pasar Induk Mandalika setelah seorang pedagang di pasar tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Upaya memutus rantai penyebaran Covid-19 terus dilakukan di Nusa Tenggara Barat. Pada Senin (11/5/2020), Pemerintah Kota Mataram melakukan tes cepat terhadap pedagang di Pasar Induk Mandalika. Tes dilakukan setelah seorang pedagang di pasar itu terkonfirmasi positif Covid-19 dan meninggal pada Kamis lalu.
Tes dilakukan oleh tim Dinas Kesehatan Kota Mataram. Sebanyak 23 pedagang yang berada di blok yang sama dengan pedagang yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu diambil sampel darahnya untuk dites. Blok tersebut merupakan area penjualan ikan kering, terasi, dan rempah-rempah di Pasar Mandalika.
Berdasarkan pantauan Kompas, proses pengambilan sampel oleh sekitar enam petugas kesehatan berjalan lancar. Para pedagang dengan sukarela mendaftarkan diri dan mengikuti prosedur pengambilan sampel darah. Para pedagang mengaku ikut tes cepat agar tidak waswas setelah ada pasien positif Covid-19 di Pasar Mandalika.
”Jadi, saya tahu apakah terpapar atau tidak. Kalau tidak begitu, di rumah selalu waswas,” kata Rudy Hartono (67), penjual terasi.
Hal serupa disampaikan Rahmah (40), yang berjualan bumbu dan rempah-rempah. Menurut dia, sejauh ini para pedagang tidak bersikap panik setelah ada salah satu dari mereka terkonfirmasi positif. ”Kami tetap berjualan seperti biasa. Susah juga kalau sampai tidak berjualan. Tentu kami tetap menjaga diri, misalnya terus mengenakan masker,” katanya.
Pada Jumat (1/5/2020), Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB mengumumkan SM (69), pedagang di Pasar Induk Mandalika, terkonfirmasi positif Covid-19. Perempuan itu tidak memiliki riwayat perjalanan ke daerah terjangkit. Namun, SM memiliki riwayat kontak dengan keluarganya yang pulang dari luar negeri.
Saat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB, SM mengeluh demam dan sakit. Pada Kamis (7/5/2020) atau seminggu setelah dirawat di rumah sakit, SM meninggal.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram Usman Hadi, SM merupakan satu dari 14 pasien positif di kampungnya di Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara. Oleh karena itu, selain mencari sumber penularan, mereka juga memeriksa riwayat kontak SM di pasar.
Menurut Usman, hingga Senin siang, ada 23 pedagang yang berada di sekitar tempat SM berjualan yang diambil sampel darahnya. Masih ada lima orang lagi yang tidak datang dan diketahui memiliki riwayat kontak dekat dengan SM.
”Saya sudah berkoordinasi dengan kepala pasar agar mereka dipastikan keberadaannya. Apakah melakukan karantina atau tidak. Juga bisa dibawa ke puskesmas untuk dicek,” kata Usman.
Sementara itu, dari 23 pedagang yang dites, kata Usman, dua orang reaktif. Keduanya langsung diarahkan untuk isolasi mandiri. ”Tetapi, untuk memastikan kondisi mereka, selain terus memantau, kami juga akan melakukan tes swab. Saya akan koordinasikan dengan Direktur Rumah Sakit Kota Mataram,” kata Usman.
Pasien sembuh
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB, hingga Senin sore, total pasien positif Covid-19 di daerah itu 331 orang. Dari jumlah tersebut, 219 orang masih dirawat, 106 orang sembuh, dan 6 orang meninggal.
Jumlah pasien sembuh di NTB termasuk cukup tinggi dengan persentase 32 persen dari total kasus. Sejak akhir April hingga sepanjang Mei, hampir setiap hari ada pasien sembuh. Bahkan, beberapa kali jumlahnya jauh lebih banyak daripada kasus positif baru.
Pada Kamis lalu, misalnya, 23 orang sembuh, sementara kasus baru 12 orang. Kemudian, pada Minggu (10/5/2020), terkonfirmasi satu pasien baru, sedangkan yang sembuh 13 orang.
”Apabila kita hitung, angka kesembuhan NTB di atas angka nasional. Ini menjadi kebanggaan kita semua karena kerja keras bersama mulai terwujud,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Nurhandini Eka Dewi.