Kasus Positif Kluster Toko Grosir di Sleman Terus Bertambah
Kasus positif Covid-19 dari kluster toko grosir di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, terus bertambah. Tes cepat dilakukan untuk penelusuran kontak terhadap pengunjung.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Kasus positif Covid-19 dari kluster toko grosir di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, terus bertambah. Tes cepat massal juga dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman dan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mendeteksi penyebaran penularan dari kluster tersebut.
Juru Bicara Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih, Rabu (13/5/2020), melaporkan, terjadi penambahan 12 kasus positif di DIY. Jumlah total kasus positifnya mencapai 181 kasus.
Dari penambahan kasus itu, sebanyak 10 kasus di antaranya merupakan bagian dari kluster toko grosir di Sleman. Mereka tercatat sebagai pasien Kasus 173, Kasus 174, Kasus 175, Kasus 176, Kasus 178, Kasus 179, Kasus 180, Kasus 181, Kasus 182, dan Kasus 183.
Dengan demikian, total pasien dari kluster tersebut mencapai 25 orang. Mereka merupakan bagian dari 60 karyawan yang menunjukkan hasil tes reaktif dalam penelusuran yang dilakukan Dinas Kesehatan Sleman.
Penelusuran terhadap kluster tersebut bermula dari adanya temuan pasien positif yang sempat bekerja di toko grosir itu. Pasien tersebut tercatat sebagai Kasus 79. Ia dilaporkan positif Covid-19 oleh Dinas Kesehatan DIY pada 24 April 2020.
Atas kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Sleman juga mengadakan tes cepat bagi pengunjung toko itu dalam kurun tertentu, yakni 19 April hingga 4 Mei 2020. Tes cepat itu dilakukan untuk menelusuri potensi penyebaran Covid-19. Dari kuota 1.500 orang yang tersedia, sebanyak 1.422 warga Sleman mendaftar tes cepat tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengungkapkan, tes cepat itu diadakan selama tiga hari berturut-turut sejak Selasa (12/5) hingga Kamis (14/5). Dalam dua hari pelaksanaan, diperoleh 39 orang yang menunjukkan hasil reaktif dari 888 peserta tes cepat.
”Yang menunjukkan hasil reaktif akan diisolasi di Asrama Haji Yogyakarta sambil menunggu diambil uji swab-nya. Mereka juga diisolasi dengan pantauan langsung oleh tenaga medis Dinas Kesehatan Sleman,” kata Joko.
Joko menyampaikan, isolasi di Asrama Haji Yogyakarta dipilih untuk mengatasi keterbatasan ruangan di rumah sakit. Sebab, peserta tes yang menunjukkan hasil reaktif itu sebagian besar menunjukkan kondisi kesehatan yang baik.
Secara terpisah, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyampaikan, pihaknya juga melakukan tes cepat bagi warga Kota Yogyakarta yang sempat berkunjung ke toko grosir itu dalam kurun tertentu. Ada kuota sebanyak 700 orang bagi warga yang bisa ikut tes cepat itu. Namun, hanya ada 343 orang yang mendaftarkan diri.
Pelaksanaan tes cepat dilakukan terpisah di 18 puskesmas yang tersebar di wilayah Kota Yogyakarta. Keputusan itu dipilih agar pembatasan fisik dapat dilakukan guna menghindari risiko penularan yang lebih luas lagi.
”Dalam dua hari pelaksanaan ini, sudah ada 232 orang yang mengikuti rapid test. Hasilnya, ditemukan enam orang reaktif, yakni dua orang pada Selasa dan Rabu ini ada empat orang,” kata Heroe.