Kontak PDP Meninggal di Kolaka Utara yang Positif Covid-19 Ditelusuri
Sepekan setelah dimakamkan, seorang warga Kolaka Utara yang meninggal dengan gejala Covid-19 dinyatakan positif terjangkit virus korona. Identifikasi riwayat kontak pasien dan pemeriksaan kesehatan mendesak dilakukan.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Seorang warga Kolaka Utara yang meninggal dengan gejala Covid-19 dinyatakan positif terjangkit virus korona sepekan setelah dimakamkan. Identifikasi riwayat kontak dan isolasi keluarga terus dilakukan mengingat pasien pernah lama tinggal di kediamannya sebelum dibawa ke rumah sakit untuk dirawat.
Seminggu setelah dimakamkan, hasil uji spesimen pasien berinisial R (28), di Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, dinyatakan positif Covid-19. Kasus ini merupakan pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal pertama di Sultra yang hasil uji spesimennya dinyatakan positif. Sebanyak enam kasus sebelumnya semua menunjukkan negatif.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kolaka Utara dr Syarif Nur menuturkan, hasil uji laboratorium pasien berinisial R diterima pada Rabu (13/5/2020) pagi. Tim lalu bergerak cepat untuk terus menelusuri riwayat kontak dan mengarahkan keluarga untuk isolasi mandiri dan melaporkan jika merasa sakit.
”Kami baru terima hasil uji laboratoriumnya dan dinyatakan positif. Kami lalu mendata riwayat kontak erat pasien dan rencananya akan di-rapidtest dahulu. Untuk keluarga dekat almarhum, sudah kami arahkan isolasi mandiri sejak seminggu lalu,” tutur Syarif, dihubungi dari Kendari.
Penelusuran kontak pasien, lanjutnya, penting dilakukan untuk segera mengambil tindakan memutus rantai penyebaran virus. Sebab, pasien diketahui lama tinggal di kediamannya sebelum dirawat hingga akhirnya meninggal.
Pasien R diketahui memiliki riwayat perjalanan dari Gowa dan Makassar, Sulawesi Selatan. Ia kembali ke kampung halamannya di Kolaka Utara pada pertengahan April lalu. Setelah tiba, pasien mengalami demam dan sesak napas. Selama itu, pasien hanya dirawat di rumah.
Pasien baru dirawat di Rumah Sakit Djafar Harun pada Minggu, 3 Mei. Kondisi pasien menurun dan terus mengalami sesak napas dan batuk parah. Pengecekan melalui rontgen menunjukkan flek di paru-paru.
Hanya sehari dirawat, pada Senin malam, pasien tidak tertolong. Pasien dinyatakan meninggal pada pukul 21.30 Wita dan disimpulkan meninggal akibat sesak napas serta gangguan pada paru-paru. Selasa dini hari, pasien dimakamkan dengan protokol kesehatan.
”Karena itu, pendataan riwayat kontak pasien menjadi penting dilakukan. Memang belum ada yang diuji cepat karena masih pendataan,” kata Syarif.
”Kami juga segera mengadakan alat PCR (reaksi rantai polimerase) agar bisa melakukan deteksi massal. Selama ini sangat susah karena spesimen harus dikirim ke Kendari, baru diterbangkan ke Makassar, dan di sana antre lagi. Hasilnya baru keluar rata-rata semingguan,” tuturnya
Saat ini, Syarif menyampaikan, anggaran pengadaan PCR senilai Rp 2 miliar telah disiapkan. Ia berharap, alat yang akan dibeli dari Singapura tersebut bisa digunakan maksimal dalam sebulan ke depan.
Kolaka Utara tergolong daerah dengan penyebaran Covid-19 yang relatif tinggi di Sultra. Hingga Rabu siang, jumlah pasien positif sebanyak 7 orang, dengan satu di antaranya meninggal.
Sementara itu, total pasien positif se-Sultra hingga Selasa sore mencapai 76 kasus. Sebanyak 2 orang meninggal dan 16 orang dinyatakan sembuh. Pasien positif tersebar di sejumlah kabupaten/kota di wilayah ini, dengan Kota Kendari menduduki jumlah paling tinggi, yaitu 34 kasus.
Selama beberapa hari terakhir, tidak ada penambahan kasus di wilayah ini. Hal itu karena ratusan spesimen yang telah diambil masih menunggu hasil pengujian dari laboratorium di Makassar. Pemprov Sultra baru mengadakan alat pengujian, tetapi belum bisa digunakan.
Selama ini sangat susah karena spesimen harus dikirim ke Kendari, baru diterbangkan ke Makassar, dan di sana antre lagi. Hasilnya baru keluar rata-rata semingguan.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sultra dr Rabiul Awal menyebutkan, alat pengujian spesimen telah tiba di Sultra dan dalam proses pemasangan. Alat pengujian ini diupayakan bisa digunakan pekan depan.
Terkait penambahan jumlah pasien per Rabu ini, Rabiul belum bisa mengumumkan. ”Ada penambahan yang angkanya tinggi. Sebentar lagi kami umumkan,” ucapnya.