Sebagian Warga Karawang Enggan Ikut Tes Cepat Covid-19
Sebagian warga Karawang, Jawa Barat, masih enggan mengikuti tes cepat massal yang diselenggarakan gratis oleh pemerintah daerah setempat. Tes cepat diperlukan untuk mendeteksi potensi penyebaran Covid-19.
Oleh
MELATI MEWANGI
·2 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Sebagian warga Karawang, Jawa Barat, masih enggan mengikuti tes cepat massal yang diselenggarakan gratis oleh pemerintah daerah setempat. Tes cepat diperlukan untuk mendeteksi potensi penyebaran Covid-19.
Sejak beberapa hari terakhir, Dinas Kesehatan Karawang menggelar tes cepat di pasar-pasar tradisional. Pada Selasa (12/5/2020), misalnya, hanya 98 orang menjalani tes cepat di Pasar Baru Karawang. Mereka adalah pedagang, pembeli, dan masyarakat umum yang tengah beraktivitas di pasar. Pada Rabu (13/5/2020), tes cepat di Pasar Johar diikuti 196 orang.
Tim dibagi menjadi dua kelompok, ada yang berjaga di stan dan melakukan jemput bola berkeliling dari lapak ke lapak pedagang. Waktu yang diperlukan untuk mengetahui hasil tes sekitar 15-20 menit. Dari hasil tes cepat di Pasar Baru ada dua orang di antaranya yang reaktif. Sementara di Pasar Johar, ada seorang yang dinyatakan reaktif. Mereka akan menjalani pemeriksaan swab di Rumah Sakit Paru Karawang.
Pelaksana Tugas Kepala Dinkes Karawang Nanik Jodjana, Rabu, mengatakan, masih ada sejumlah kendala saat pelaksanaan uji cepat itu. Salah satu motifnya, takut bila hasilnya reaktif bakal menghambat aktivitas. Nanik meminta agar ke depan masyarakat tidak perlu takut. Tujuan tes ini ialah untuk memetakan penyebaran Covid-19 di Karawang.
”Alat tes yang sudah digunakan sebanyak 5.300 alat. Masih ada 2.400 alat tes cepat yang siap digunakan,” katanya.
Dia mengatakan, jika pemetaan dapat diketahui lebih cepat, penanganannya bisa dilakukan segera untuk masa depan lebih baik. Tanpa tes massal, upaya pembatasan sosial ini bisa diperpanjang dan dampaknya bakal semakin merugikan.
”Kerja sama ini bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi di pasar dan berharap tidak adanya perpanjangan PSBB,” ucap Nanik.
Alat tes yang sudah digunakan sebanyak 5.300 alat. Masih ada 2.400 alat tes cepat yang siap digunakan.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Karawang Fitra Hergyana menyebutkan, dua orang reaktif di Pasar Baru telah diambil sampel dan uji swab (usap tenggorokan) pada Rabu siang. Hasil tes keduanya baru akan keluar besok.
Fitra mengatakan, pusat keramaian, seperti pasar, menjadi target tes cepat massal karena berpotensi menyebarkan Covid-19. Apalagi, di Karawang telah terjadi penularan lokal. Namun, pelacakannya diperkirakan tidak akan mudah karena pengunjung atau pembeli yang hilir-mudik tidak tercatat secara khusus.
Selain pusat keramaian, tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 juga melakukan tes cepat setiap dua minggu sekali. Tes yang dilakukan sejak awal April ini untuk memastikan kesehatan tenaga medis selalu dalam kondisi prima.