Pelayanan RSUD Arosuka Kabupaten Solok, Sumatera Barat, ditutup sementara untuk menghindari risiko penularan Covid-19 di rumah sakit itu.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Pelayanan RSUD Arosuka, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, ditutup sementara untuk menghindari risiko penularan Covid-19 di rumah sakit itu. Sebelumnya, puluhan tenaga kesehatan rumah sakit kontak erat dengan pasien yang baru diketahui positif Covid-19 setelah meninggal.
Direktur RSUD Arosuka Musfir Yones Indra, Senin (18/5/2020), mengatakan, penutupan rumah sakit dilakukan sejak 16 Mei lalu. Selama penutupan, pasien dipindahkan ke rumah sakit lain dan fasilitas rumah sakit disemprot dengan disinfektan.
Kata Yones, sebanyak 31 tenaga kesehatan rumah sakit yang kontak erat dengan pasien sudah diambil sampel usap (swab) hidung dan tenggorokan untuk diperiksa di laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang.
”Pelayanan rumah sakit ditutup hingga hasil swab (tenaga kesehatan) keluar. Jadwal sementara, penutupan 16-26 Mei 2020. Kalau seandainya, (semuanya) negatif atau ada sebagian positif, rumah sakit dibuka kembali. Yang positif diisolasi, yang lainnya kembali beraktivitas,” kata Yones.
Yones menjelaskan, pasien meninggal tersebut masuk ke RSUD Arosuka sebagai pasien kanker paru pada 12 Mei lalu. Selama perawatan, kondisi pasien pria berusia 69 tahun itu memburuk, kemudian meninggal pada 14 Mei. Dari sampel swab yang diperiksa, pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
Menurut Yones, sebelum masuk ke RSUD Arosuka, pasien itu sempat mendapatkan pelayanan di RSUD M Natsir, Kota Solok, kemudian dirujuk ke RS Semen Padang. Setelah dari RS Semen Padang, pasien pulang untuk pemulihan (recovery) kondisi tubuh.
”Menjelang pemeriksaan rutin, sesak napas pasien kambuh dan dibawa ke RSUD Arosuka pada 12 Mei. Tanggal 14 pasien meninggal. Pengakuan keluarga, pasien sudah diperiksa di dua rumah sakit sebelumnya dan hasilnya negatif. Namun, itu melalui tes cepat, bukan pemeriksaan swab,” kata Yones.
Yones melanjutkan, ketika melayani pasien tersebut, 31 tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri (APD). Untuk dokter dan analis, bahkan sudah menggunakan APD level ketiga. Meskipun demikian, sampel swab mereka tetap diperiksa karena tetap berisiko tertular Covid-19.
”Di antara 31 tenaga kesehatan, 8 orang diisolasi di tempat karantina kabupaten (karena paling berisiko tertular). Mereka, antara lain, perawat, (petugas bagian) radiologi, dan (petugas) brankarmen. Yang lain isolasi di rumah,” ujar Yones.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Solok Syofiar Syam mengatakan, penutupan RSUD Arosuka Kabupaten Solok sudah atas persetujuan bupati dan gubernur. Langkah itu diambil untuk meminimalkan risiko penularan lebih luas.
Syofiar melanjutkan, selain 31 tenaga kesehatan, sebanyak 27 orang lainnya yang kontak erat dengan pasien di tempat asalnya, Nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, juga menjalani tes swab.
”Mereka, antara lain, adalah keluarga inti, keluarga dekat, orang menjenguk ketika di rumah sakit, serta orang yang memandikan, mengafani, dan menguburkan jenazah. Semua sampel, yaitu 31 tenaga kesehatan dan 27 kontak erat lainnya dikirimkan ke laboratorium Fakultas Kedokteran Unand hari ini,” kata Syofiar.
Menurut Syofiar, jenazah pasien tidak dikuburkan dengan protokol Covid-19 sebab pasien masuk sebagai pasien biasa, bukan pasien Covid-19. Pasien tersebut baru terkonfirmasi positif Covid-19 beberapa hari setelah hasil pemeriksaan diumumkan. Semua kontak erat menjalani isolasi, baik di tempat karantina pemkab ataupun secara mandiiri.
Sejauh ini, kata Syofiar, belum diketahui dari mana pasien meninggal itu tertular Covid-19. Sebab, selain ke RSUD M Natsir dan RS Semen Padang, pasien tidak punya riwayat perjalanan ke daerah lain. Anggota keluarga juga tidak ada yang baru kembali dari luar kota.
Syofiar menambahkan, pasien positif Covid-19 asal Koto Baru merupakan kasus terbaru di Kabupaten Solok. Sebelumnya, juga ada enam pasien positif Covid-19. Dari total kasus, dua orang meninggal, dua orang sedang dirawat atau isolasi mandiri, dan tiga lainnya dinyatakan sembuh.