Toko Nonpangan Tetap Buka Selama PSBB di Palangkaraya
Aturan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, tidak diterapkan secara ketat. Sejumlah toko nonpangan tetap buka dan didatangi masyarakat untuk berbelanja.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Aturan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, tidak diterapkan secara ketat. Sejumlah toko nonpangan mulai buka dan didatangi masyarakat berbelanja. Meski demikian, setidaknya empat hari terakhir belum ada penambahan kasus positif Covid-19.
Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Palangkaraya sudah memasuki hari kedelapan. Namun, aktivitas di kota tersebut tampak normal. Bedanya, hanya pada beberapa ruas jalan yang tampak ditutup dan penambahan posko pengawasan.
Dari pantauan Kompas, di Jalan Temanggung Tilung, warga memenuhi beberapa toko baju yang memasang diskon besar-besaran menjelang Lebaran. Tak hanya di tempat tersebut, di Jalan Rajawali dan Jalan Tjilik Riwut beberapa toko baju juga mulai buka dengan memasang diskon untuk menarik pengunjung.
Beberapa kafe atau tempat minum kopi juga mulai buka, tetapi penjual tidak menyediakan tempat duduk untuk pengunjung.
”Ini hanya untuk pembeli yang take away (dibawa pulang) saja. Kami tidak perbolehkan mereka minum di sini karena memang dilarang pemerintah,” kata Rahmad (25), salah satu pembuat kopi di Jalan G Obos, Palangkaraya.
Toko listrik, bangunan, dan elektronik bahkan sejak sebelum PSBB diterapkan masih terus membuka lapaknya di pinggir jalan. Banyak ruas jalan, saat mendekati Lebaran ini, juga dipenuhi penjual takjil.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Palangkaraya Fairid Naparin mengungkapkan, pihaknya berupaya menerapkan PSBB sesuai prosedur meski tetap berkonsep humanis. Pihaknya memang mengizinkan pengusaha beroperasi, tetapi harus sesuai protokol kesehatan.
Pengusaha diizinkan beroperasi, tetapi harus sesuai protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
”Toko memang kami perbolehkan buka, tetapi jamnya dibatasi dan diterapkan jaga jarak,” kata Fairid, yang sudah mulai kembali beraktivitas setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19 atau mendapat dua kali pemeriksaan dengan hasil negatif.
Fairid menjelaskan, pada masa puasa ini, pihaknya juga masih terus berupaya memperkuat pos-pos pengawasan. Petugas diminta berjaga secara bergantian. ”Kami terus berupaya memperkuat pintu-pintu perbatasan,” katanya.
Evaluasi
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Palangkaraya Sigit K Yunianto mengungkapkan, pihaknya sedang mengevaluasi pelaksanaan PSBB. Evaluasi tersebut nantinya akan menentukan apakah PSBB layak diperpanjang atau tidak.
”Memang seperti pasar itu sulit dikontrol. Rencananya, lokasi akan disebar atau dipindah. Yang jelas kami akan lakukan evaluasi bersama semua pihak,” kata Sigit, yang juga anggota Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Palangkaraya.
Meskipun demikian, data Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalimantan Tengah mencatat, empat hari terakhir belum ada penambahan kasus positif Covid-19 yang baru. Bahkan, jumlah pasien sembuh terus bertambah, yakni mencapai 98 orang.
Adapun jumlah orang dalam pantauan (ODP) mencapai 211 orang, sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) 76 orang. Kasus kematian pun tetap di angka 11 orang dalam waktu lebih kurang dua minggu terakhir.
Wakil Ketua Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalimantan Tengah Suyuti Syamsul menjelaskan, pihaknya terus melakukan uji swab dengan jumlah sampel 150-200 spesimen per hari. Sejauh ini tidak ditemukan kasus positif.
”Kami berharap tren ini bisa bertahan. Kuncinya juga di masyarakat agar tetap patuh terhadap protokol kesehatan,” kata Suyuti.
Suyuti enggan memberikan komentar terkait PSBB. Namun, dia berpendapat, berhasil atau tidaknya penurunan kasus Covid-19 juga harus disesuaikan dengan masa inkubasi terpanjang dari virus mematikan itu yakni 14 hari.
”Dalam beberapa hari ini positif belum ada, dan yang sembuh bertambah. Jika memang sembuh, pasien kami pulangkan dan boleh beraktivitas, tetapi tentunya dengan protokol kesehatan,” kata Suyuti, yang juga Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng.