Ganjar Minta Bupati/Wali Kota Tutup Pasar jika Aktivitas Tak Terkendali
Aktivitas masyarakat akan semakin meningkat untuk berbelanja kebutuhan Lebaran. Di Kota Semarang, terdapat kluster Covid-19 baru, yakni di Pasar Ikan Rejomulyo atau Pasar Kobong.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta bupati wali kota se-Jateng untuk menutup pasar, pasar swalayan, dan mal jika aktivitas masyarakat menjelang Lebaran tak terkendali. Hal itu untuk mencegah munculnya titik-titik persebaran baru Covid-19.
Menurut Ganjar, dari pengamatannya sejak Kamis (21/5/2020), sudah banyak masyarakat yang berkerumun untuk berbelanja keperluan Lebaran. Hal itu diperkirakan masih akan terjadi hingga menjelang hari raya Idul Fitri sehingga pengendalian harus dilakukan.
”Saya pesan kepada bupati/wali kota semua agar diketatkan. Kalau tidak bisa, mal, supermarket, dan pasar ditutup saja. Ini situasi kritis. Banyak orang belanja setelah dapat THR atau bantuan tunai. Ini membahayakan,” tutur Ganjar di Kota Semarang, Jumat.
Hal itu, lanjut Ganjar, antara lain terbukti dengan terkonfirmasinya 26 kasus positif Covid-19 di Pasar Ikan Rejomulyo atau biasa disebut Pasar Kobong, Kota Semarang. Kewaspadaan benar-benar harus ditingkatkan.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan masih menunggu laporan resmi terkait kasus di Pasar Kobong, Semarang. ”Dari info sementara, sebagian dari Demak, tetapi yang terbanyak dari Semarang. Sebagian besar orang tanpa gejala,” ujarnya.
Sebelumnya, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Semarang memperpanjang pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) selama 14 hari. PKM tahap kedua di Kota Semarang berlaku 25 Mei-7 Juni 2020.
Keputusan itu diambil setelah adanya penambahan 17 kasus positif dari pasar tradisional, rumah sakit, dan lembaga pendidikan. ”Kami juga akan lakukan tes masif, baik rapid test maupun tes swab (usap tenggorokan). Jika ditemukan kasus positif, unit usaha seperti mal dan lainnya akan kami tutup paksa untuk disterilkan,” kata Hendrar.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Moch Abdul Hakam membenarkan bahwa kluster baru yang dimaksud salah satunya Pasar Kobong. Pihaknya pun terus melakukan penjaringan secara masif di sejumlah lokasi yang ramai dikunjungi masyarakat.
Ketika dikonfirmasi terkait rencana penutupan Pasar Kobong, Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fravarta Sadman mengatakan masih akan dilakukan tes. ”Nanti (Jumat) malam dilakuan rapid test dan swab dari dinas kesehatan. (Terkait penutupan) tim akan melihat hasilnya dulu,” ujarnya.
Kendati demikian, lonjakan kasus Kota Semarang diimbangi angka kesembuhan yang meningkat dalam tiga hari terakhir. ”Sampai saat ini, tercatat 251 telah dinyatakan sembuh dan masih ada 61 positif dengan rincian 6 dalam perbaikan klinis, sisanya masih dalam perawatan,” kata Abdul Hakam.
Menurut data Pemprov Jateng, hingga Jumat (22/5/2020) pukul 19.34, terdapat 1.287 kasus positif Covid-19 kumulatif dengan rincian 573 dirawat, 623 sembuh, dan 91 meninggal. Selain itu, 4.888 pasien dalam pengawasan kumulatif dan 34.348 orang dalam pemantauan kumulatif.