Pesta Kembang Api di Tegal Batal, Apel Penutupan PSBB Hanya Diikuti Petugas
Setelah mendapatkan masukan dari berbagai pihak, Pemkot Tegal, Jawa Tengah, membatalkan pesta kembang api yang akan dilakukan saat apel penutupan PSBB. Kegiatan itu dikritisi karena berpotensi menimbulkan kerumunan.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Pemerintah Kota Tegal, Jawa Tengah, akhirnya memutuskan untuk membatalkan rencana pesta kembang api dalam apel penutupan pembatasan sosial berskala besar, Jumat (22/5/2020) malam. Pemerintah setempat hanya akan membunyikan sirene dan menyerahkan piagam penghargaan kepada tenaga medis yang bertugas menangani pasien Covid-19.
Sebelumnya, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono mengatakan, Pemkot Tegal berencana menggelar apel penutupan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Alun-alun Kota Tegal pada Jumat pukul 22.00. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai wujud syukur karena melalui PSBB, Kota Tegal bisa menekan jumlah penambahan kasus Covid-19.
Dalam kegiatan tersebut, pemkot akan menyerahkan piagam penghargaan kepada tenaga medis yang merawat pasien Covid-19, membunyikan sirene, dan menyalakan kembang api (Kompas.id, 21/5/2020).
Namun, pada Jumat siang, Pemkot Tegal akhirnya memutuskan membatalkan pesta kembang api setelah kegiatan itu dikritisi sejumlah pihak. Acara semacam itu dinilai berpotensi menimbulkan kerumunan masyarakat.
”Atas saran Gubernur Jateng, (penyalaan) kembang api kami batalkan. Jangan sampai penutupan PSBB ini terkesan euforia,” kata Dedy di Lapangan Tegal Selatan, Kota Tegal, Jumat.
Ia menyebutkan, apel penutupan PSBB akan disterilkan dari kerumunan masyarakat dan pedagang. Apel hanya boleh diikuti anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tegal, petugas titik pemeriksaan (check point), dan tenaga medis.
Atas saran Gubernur Jateng, (penyalaan) kembang api kami batalkan. Jangan sampai penutupan PSBB ini terkesan euforia.
Pada Jumat petang, Pemkot Tegal melakukan penyemprotan disinfektan secara massal di seluruh wilayah kota. Penyemprotan disinfektan melibatkan sembilan mobil pemadam kebakaran dan enam water cannon. Dedy memantau langsung kegiatan tersebut dari udara menggunakan helikopter.
Kegiatan tersebut menyita perhatian masyarakat dari dalam dan juga luar Kota Tegal. Sejak pukul 12.00 WIB, ratusan orang sudah berkerumun di Lapangan Tegal Selatan, tempat helikopter yang membawa Wali Kota Tegal diparkir.
”Saya tahu acara ini dari Facebook. Sengaja datang karena anak saya pengin lihat helikopter,” ujar Sapiul (46), warga Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal.
Dari pantauan, selain tidak menjaga jarak, sebagian orang yang berkerumun tersebut juga tidak memakai masker. Mereka beralasan, maskernya ketinggalan atau pengap karena matahari sedang terik.
”Kalau pakai masker, gerah karena cuacanya panas. Saya sedang puasa, takutnya nanti haus,” kilah Nur (33).
Secara terpisah, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mewanti-wanti agar pemerintah dan masyarakat Kota Tegal berhati-hati dengan kemungkinan peningkatan kasus. Sarana dan prasarana penunjang dalam penanganan Covid-19 juga harus disiagakan.
”Saya sampaikan kepada Wali Kota beserta seluruh masyarakat Kota Tegal untuk berhati-hati karena kurva kedua bisa muncul. Insya Allah, tidak akan ada lagi,” ucap Ganjar dalam keterangan tertulis.
Menanggapi hal tersebut, Dedy mengatakan, pihaknya akan tetap menyiagakan tenaga medis beserta alat penunjang dalam penanganan pasien Covid-19. Skenario terburuk jika ada lonjakan kasus juga sudah disiapkan.
”Kalau ada kasus lagi, (ada) kemungkinan (jalan) bisa kami tutup lagi. Pembatas beton hanya kami pinggirkan. Jika sewaktu-waktu ada penambahan kasus, bisa kami bentangkan lagi,” tutur Dedy.