Masyarakat hendaknya segera membatalkan niat merayakan hari raya Idul Fitri dengan mudik ke kampung halaman. Sikap memaksakan mudik ke kampung halaman dikhawatirkan meningkatkan risiko penularan Covid-19.
Oleh
Aditya Diveranta/Fajar Ramadhan/Melati Mewangi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Masyarakat hendaknya segera membatalkan niat merayakan hari raya Idul Fitri dengan mudik ke kampung halaman dalam situasi pandemi Covid-19. Sikap memaksakan mudik ke kampung halaman dikhawatirkan meningkatkan risiko penularan Covid-19 terhadap keluarga di daerah tujuan.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam pernyataan video di Jakarta, Jumat (22/5/2020), mengatakan, pemerintah memohon maaf pada seluruh masyarakat Indonesia karena bahaya pandemi Covid-19 belum bisa diatasi. Komitmen bersama seluruh masyarakat sangat dibutuhkan, terutama untuk memperkuat kedisiplinan dan solidaritas dalam upaya memutus rantai penularan penyakit ini. “Kita harus semangat dan kompak mengendalikan serta menghilangkan Covid-19 bersama-sama,” tuturnya.
Kedisiplinan masyarakat menjalankan protokol kesehatan mutlak dibutuhkan guna memutus penularan Covid-19 yang bisa menyerang siapa saja. Saat ini, ada 831 anak di Indonesia tertular Covid-19, yang juga disebabkan kontak dari orangtua atau keluarga dekat.
Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pun tak terus meminta masyarakat mematuhi ketentuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) demi efektivitas upaya memutus penularan Covid-19. Salah satunya adalah meminta masyarakat tidak mudik karena meningkatkan risiko penularan Covid-19 kepada keluarga di kampung halaman.
Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas meminta masyarakat belajar dari pengalaman Tahun Baru Imlek di China, Februari lalu. Penularan Covid-19 di Wuhan, China, meningkat tajam setelah Imlek. ”Saya khawatir hal yang sama terjadi setelah Idul Fitri. Covid-19 masih berbahaya. Cara yang bisa kita tempuh adalah melindungi diri sendiri dan orang terdekat kita supaya jangan tertular,” ucapnya.
Covid-19 masih berbahaya.
Tanpa peran aktif masyarakat, maka berbagai upaya pemerintah, seperti menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan mengerahkan tenaga kesehatan secara masif, tidak akan efektif.
Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini meminta masyarakat tidak mudik. Kebaikan mudik sirna apabila kegiatan silaturahmi justru menularkan penyakit. ”Menghindari kemudaratan lebih baik daripada mengejar manfaat ibadah yang sebenarnya bernilai sunah. Kita bisa mengoptimalkan mudik virtual dengan teknologi yang ada,” jelasnya.
Kesadaran masyarakat untuk ikut memutus penularan Covid-19 sangat penting. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu\'ti menuturkan, masyarakat hendaknya menahan diri untuk tak mudik dan mematuhi protokol Covid-19. ”Kini saatnya bekerja sama dan menyelesaikan masalah Covid-19,” ungkapnya.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, 4 persen kasus positif Covid-19 di Indonesia dialami oleh kelompok usia 0-14 tahun. Artinya, ada 831 anak pada usia tersebut yang tertular Covid-19 dari akumulasi total kasus per 22 Mei 2020 yang mencapai 20.796 orang.
Kepala Subdirektorat Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja Direktorat Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Wara Pertiwi menyampaikan, penularan Covid-19 pada usia anak antara lain disebabkan kontak dengan orangtua ataupun keluarga yang terinfeksi.
Mulai padat
Sementara itu, di jalur mudik Pulau Jawa dan Sumatera, pemudik dari arah Jakarta mulai memadati perbatasan Karawang, Jawa Barat, menjelang malam hingga subuh. Hal ini dilakukan dengan harapan tidak ada petugas yang berjaga.
Jasa Marga bersama Polri dan Kementerian Perhubungan mencatat 8.013 kendaraan dialihkan ke Gerbang Tol (GT) Cikarang Barat 3 untuk kembali ke Jakarta pada Kamis (21/5). Jasa Marga juga mencatat dalam kurun H-7 hingga H-3 Lebaran, jumlah kendaraan yang menuju arah timur melalui Gerbang Tol Cikampek Utama sebanyak 78.013 kendaraan.
Adapun di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, Lampung, petugas memeriksa ketat calon penumpang yang menyeberang. Staf Humas PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Syaifullahil M. Hararap memaparkan, 1.841 kendaraan dan 423 orang menyeberang menuju Jawa pada Kamis lalu. “Kini situasi di pelabuhan lengang meski masih ada penumpang yang menyeberang ke Jawa,” ujarnya.
Kemenhub dan Polri mencegah masyarakat yang akan mudik dari sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. ”Kami menemukan masih banyak orang berusaha mudik,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi.
Menurut data Polda Metro Jaya, sejak 24 April, ada 377 kendaraan disita dan 2.255 orang yang akan mudik dicegah. ”Selama belum ada pencabutan larangan mudik, operasi ini kami lakukan terus,” tutur Budi.