Jadi Kluster Lokal, Pasar Kobong di Semarang Ditutup Enam Hari
Penutupan Pasar Kobong, Semarang, dilakukan setelah muncul 26 kasus positif atau reaktif Covid-19 yang bersumber dari aktivitas di pasar ikan tersebut. Selama ditutup, pasar akan disemprot cairan disinfektan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, resmi menutup Pasar Rejomulyo Lama atau Pasar Kobong selama enam hari mulai Sabtu (23/5/2020) pagi. Kebijakan diambil karena kemunculan 26 kasus positif atau reaktif Covid-19 yang terkait dengan aktivitas di pasar itu.
”Mulai Sabtu pagi, pasar kami tutup sementara selama enam hari. Akan kami sterilkan dengan cairan disinfektan sehingga saat mereka kembali, kondisinya kembali steril,” kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fravarta Sadman, Jumat (22/5/2020) malam.
Pada Jumat malam, dilakukan rapid test dan tes swab (usap tenggorok) kepada para pedagang dan pengunjung Pasar Kobong. Hal itu merupakan tindak lanjut setelah pada Rabu (20/5/2020) ditemukan hasil reaktif pada pelaksanaan rapid test di pasar ikan tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Moch Abdul Hakam menambahkan, kasus di Pasar Kobong merupakan hasil penelusuran petugas. Semula, diketahui dari keberadaan tiga pasien positif Covid-19 yang ternyata merupakan pedagang pasar tersebut.
Dari data itu, kemudian dilakukan tes cepat di Pasar Kobong pada Rabu (20/5/2020). ”Lalu, ditemukan ada enam yang reaktif dan kami bawa (dikarantina) ke Rumah Dinas Wali Kota Semarang. Dari keenamnya, ditemukan lagi 11 orang yang berkontak erat dan positif,” ujar Abdul.
Kasus di Pasar Kobong merupakan hasil penelusuran petugas. Semula, diketahui dari keberadaan tiga pasien positif Covid-19 yang ternyata merupakan pedagang pasar tersebut.
Dinas Kesehatan Kota Semarang selanjutnya berkomunikasi dengan pemerintah daerah lain, mengingat mobilitas pedagang di pasar tersebut terbilang tinggi. Dinas Kesehatan Demak pun melakukan tes cepat di Pasar Ikan Sayung hingga kemudian ditemukan lima orang reaktif pada Jumat kemarin.
”Dari kasus awal hingga sekarang, kasus (terkait Pasar Kobong) ini jumlahnya sekitar 26 kasus. Penyebaran ini terus kami cegah, termasuk dengan melakukan tes. Sebab, jika tidak, bisa tambah banyak yang akan tertular Covid-19,” ujar Hakam.
Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga meminta para bupati/wali kota untuk mengetatkan protokol di pusat-pusat perdagangan publik, seperti pasar, swalayan, dan mal. Pasalnya, dalam beberapa hari terakhir, banyak warga berkerumun untuk berbelanja keperluan Lebaran.
”Saya pesan kepada bupati/wali kota semua agar diketatkan. Kalau tidak bisa (diatur), mal, supermarket, dan pasar ditutup saja. Ini situasi kritis. Banyak orang belanja setelah dapat THR atau bantuan tunai. Ini membahayakan,” tutur Ganjar.
Kalau tidak bisa (diatur), mal, supermarket, dan pasar ditutup saja. Ini situasi kritis. Banyak orang belanja setelah dapat THR atau bantuan tunai. Ini membahayakan. (Ganjar Pranowo)
PKM Semarang
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Semarang, memperpanjang pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) selama 14 hari. PKM tahap kedua di Kota Semarang berlaku 25 Mei-7 Juni 2020.
Menurut data Pemkot Semarang, hingga Sabtu (23/5/2020) pagi, terdapat 368 kasus positif Covid-19 kumulatif dengan rincian 80 orang dirawat, 251 orang sembuh, dan 37 orang lainnya meninggal. Hingga kini, terdapat 961 pasien dalam pengawasan kumulatif dan 3.555 orang dalam pemantauan kumulatif.